Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

SAPO

Lembaga Pembinaan Yatim dan Dhuafa

Kau Tak Sendiri

@_BondanPrakoso_

Kamis, 31 Juli 2014

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 31 Juli 2014/4 Juni 2014 (Siapa [Mau] Korupsi?)

Kang Maman – Siapa (Mau) Korupsi?

Selama 2013, KPK [Komisi Pemberantasan Korupsi] berhasil menyelamatkan uang negara 1,196 triliun. Jumlah uang negara yang diselamatkan ini lebih besar dari tahun sebelumnya yang “cuma” 113,8 miliar. Selama 2013, KPK berhasil menjerat 59 tersangka korupsi, lebih banyak dari 2012 yang “cuma” 45 orang. Untuk kalangan penyelenggara negara, ada 8 tersangka anggota DPR & DPRD, 4 kepala lembaga/kementerian, 3 tersangka gubernur, 3 tersangka wali kota dan bupati, 7 tersangka pejabat esselon dan 4 tersangka hakim & jaksa.

Menyimak paparan data itu, kesannya menyenangkan dan membanggakan karena itu artinya KPK lebih berhasil menyelamatkan uang negara. Tetapi dari sisi yang lain, ini menyedihkan karena artinya orang bukannya makin takut korupsi meski sudah ada KPK, tapi semakin rakus dan semakin banyak uang negara yang disikat.

2014 baru berjalan 6 bulan, makin terpapar di depan mata. Bahkan, pengadaan alkitab dikorup, pelaksanaan kegiatan religius pun dihisap. Jadi, teringat kata Shakespare, “(Bahkan) Iblis dapat mengutip kitab suci untuk mencapai tujuannya.”

Karenanya, patut rasanya untuk melirik apa yang dilakukan penguasa di Tiongkok, seperti kata Master Corbuzier tadi, yang dalam beberapa puluh tahun terakhir sudah menghukum mati lebih dari 4.800 koruptor. Kenapa harus melirik penguasa? Karena ikan busuk dimulai dari kepalanya. Karena penguasa harus menjadi contoh buat rakyatnyaseperti kata Bang Abdel dan Kang Miing [Didi Suwendi Gumelar].

Zhu Rongji, perdana menteri Cina saat itu, ketika dilantik berujar, “Sediakan 100 peti mati, 99 untuk mereka yang melakukan korupsi, dan 1 untukku jika juga aku korupsi.”

Jadi, seperti sentilan Vega, “Maukah pemimpin-pemimpin kita itu mengucapkan hal yang sama ketika dilantik?” Korupsi, MATI!

Konklusinya, kunci tidak korupsi kata teman-teman tadi adalah kejujuran. Dan, seperti kata Deddy Corbuzier tadi, “Kunci korupsi bukan cuma karena ada kemauan, tapi juga karena ada kemaluan.”—syahwat berlebih dan tidak punya malu! (Maman Suherman)
Share:

Rabu, 30 Juli 2014

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 30 Juli 2014/5 Juni 2014 (Jangan Tunggu Bumi Marah)

Kang Maman Jangan Tunggu Bumi Marah 

Indonesia itu sekeping surga yang jatuh ke muka bumi. Bukti sederhana, Indonesia memiliki 10% hutan tropis dunia yang masih tersisa. Hutan Indonesia memiliki 12% dari jumlah spesies binatang menyusui (mamalia) di dunia. Pemilik 16% spesies binatang reftil dan amfibi, 1.519 spesies burung, dan 25% dari spesies ikan di dunia ada di Indonesia, dan sebagian besar di antaranya bersifat endemik. Artinya cuma ada dan hidup di Indonesia.

Namun sayang, seperti dengan satire disentil Cak Lontong tadi, luas hutan alam khas Indonesia sudah menyusut dengan kecepatan yang sangat mengkhawatirkan. Kita telah kehilangan hutan asli sebesar 72%. Setiap tahun sejak '97, 3,8 juta hektar/tahun hutan kita hilang dan rusak. Dan yang menyedihkan menurut perkiraan para ahli, disentil oleh Kang Denny, 50.000 jenis tanaman, hewan, dan serangga hilang setiap tahunnya di Indonesia.

Jika ini terus dibiarkan, teringat lirik Berita Kepada Kawan dari Ebiet G. Ade:

“...
Mengapa di tanahku terjadi bencana,
mungkin Tuhan mulai bosan
melihat tingkah kita
yang selalu salah dan bangga
dengan dosa-dosa,
atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
...”

Semoga pemerintah peduli dan tidak mengabaikan hal ini jika tidak ingin melihat alam semakin murka.

Bila kita hancurkan mata air, kita hadirkan banjir air mata.

Bagi kita sebagai individu, kita juga dapat berperan besar, dengan cara menyatu dengan alam. Ada 2 hal sederhana: Jangan membeli barang dan suvenir yang dibuat dari bagian tubuh hewan eksotis karena itu berarti kita ikut mendukung mereka yang membunuh, menumpahkan darah, dan menyebabkan hewan-hewan kita di ambang kepunahan

Terakhir, jika kamu tak mencintai lingkungan, berarti kamu tak mencintai dirimu sendiri.

40.000 anak setiap hari meninggal karena gangguan kesehatan akibat pencemaran lingkungan.

Jadi, di mana pun saat berada di hutan, di taman, di setiap jengkal tanah, di muka bumi, terhadap alam hanya ada 3: Jangan ambil sesuatu kecuali foto, jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak, dan jangan bunuh sesuatu kecuali waktu. (Maman Suherman)
Share:

Selasa, 29 Juli 2014

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 29 Juli 2014 (Lebaran Lawak Klub)

Kang Maman Lebaran Lawak Klub

Selamat Idulfitri, selamat bersilaturahmi dan berjabat tangan dengan orang-orang tercinta, berpelukan dengan anak-istri, mencium kaki ayah-bunda, dan atau mungkin menziarahi makamnya karena mereka telah terlebih dahulu berpulang.

Lalu mari melantunkan segenggam doa: Ya Allah, jika Engkau beri Ramadan pada kami, di mana di dalamnya ada rahmat, ada ampunan, dan pelepasan dari siksa api neraka, maka dengan segala kerendahan hati, berilah ampunan dan lepaskan dari siksa neraka kepada orang-orang tercinta kami yang sudah mendahului kami menemui-Mu; yang tak lagi menikmati ketupat dan opor ayam bersama kami. Ayah, ibu, anak, istri, suami, keluarga, kami, dan umat Islam sedunia, dari kesucian kembali ke kesucian; dari surga, di mana Kau tempatkan Adam dan Hawa dalam awal penciptaan, kembali ke surga-Mu.

Dan, ya Allah, kesedihan kami karena bulan penuh rahmat telah pergi teramat kuat. Berikanlah kami kesempatan setahun lagi untuk bertemu Ramadan-Mu, Ramadan yang karim di tahun mendatang.

Taqabbalallahu minna wa minkum, taqabbal yaa Kariim. Semoga Allah menerima ibadah kami, dan ibadah semua pemirsa Indonesia Lawak Klub.

Maafkan kami lahir dan batin. (Maman Suherman)
Share:

Kamis, 24 Juli 2014

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 24 Juli 2014/9 Juni 2014 (Cinta Terhalang Tradisi)

Kang Maman Cinta Terhalang Tradisi

Ada yang mengatakan bahwa cinta adalah perpanjangan kasih sayang Tuhan untuk semua umatNya. Namun justru di saat dua orang saling mencintai, kotak-kotak pembeda menjadi hal yang bisa membuat dada sesak. Seperti kata Bernard Batubara dalam novel Surat untuk Ruth—mewakili suara hati Bedu:

“...
Satu hal yang ingin kutanyakan kepadamu sejak lama,
bagaimana mungkin kita saling jatuh cinta, namun ditakdirkan untuk tidak bersama?

Aku dan kamu tidak bisa memaksa agar kebahagiaan berlangsung selama yang kita inginkan.
Jika waktu telah usai dan perpisahan ini harus terjadi, apa yang bisa kita lakukan?

Masihkah ada waktu untuk kita bersama?
...”

Tapi ada yang percaya dengan kalimat Einstein—mewakili Gading Marten tadi—bahwa, “Selagi ada cinta, tidak perlu ada lagi pertanyaan. Jadi, lanjutkan!”

Kata Shakespeare, “Toh, perjalanan cinta sejati tidak akan pernah berjalan mulus.”

“Bukankah sejarah dunia menunjukkan bahwa tidak ada romantika kehidupan jika tidak ada risiko?” kata Mahatma Gandhi.

Jadi jika bisikan hatimu mengatakan: ada seseorang di balik bukit sana, menunggumu dengan setia, menghargai apa arti cinta, tempuhlah jalan mendaki dan jemputlah cintamu. “Tapi juga bersiaplah,” kata Abdel, Vega, dan Bedu tadi karena, “hati bisa terjatuh dan terluka, merobek malam, menoreh seribu duka, dan sayap-sayap pun patah,” kata Kahlil Gibran, “... retak, hancur bagai serpihan cermin, berserakan, bercampur baur dengan debu, patah tertusuk duri tajam.”

Bedu hanya bisa meratap, mencoba menggapai-gapai sebuah pegangan. Begitulah cinta, manisnya terasa karena risikonya pahit mengancam. Tapi jika pun jadi melangkah bersama, ingat, “Semua belum selesai,” kata Vega dan Cipan [Cici Panda]. Karena memilih itu mudah, yang bertahan itu yang lebih susah. Karena pada awalnya semua orang bangga pada pilihannya, tapi pada akhirnya tidak semua orang setia pada pilihannya.

Jadi, yang berhasil menentukan dan mendapatkan pilihan, ingat, ada yang lebih tidak mudah: bertahan pada pilihan. Sementara yang kandas, ingat satu: Ajarkan bibirmu untuk tidak mencemooh karena bibir dibuat untuk mencium, bukan untuk menghina orang yang pernah kau cinta. Karena jika cinta digariskan, orang yang terpisah pun bisa disatukan kembali. True love never ends; cinta sejati tak pernah berakhir. (Maman Suherman)
Share:

Rabu, 23 Juli 2014

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 23 Juli 2014/6 Juni 2014 (Libur Telah Tiba)

Kang Maman Libur Telah Tiba

Filsuf Jerman, Immanuel Kant, mengatakan, kehidupan sehari-hari seperti sekumpulan orang yang berlomba lari untuk menjadi yang tercepat. Menjadi yang terhebat dalam penguasaan ilmu, bekerja untuk meraih kuasa setinggi-tingginya dan kekayaan sebanyak-banyaknya, lalu melahap semuanya dengan rakus, termasuk membelanjakannya, membeli simbol kesuksesan, tak peduli orang di sekeliling iri atau dengki.

Jika tak ada jeda, bisa membuat seseorang terserabut dari akar kemanusiaannya, dan jadi tak bermakna di mata orang lain karena hanya menjadi budak nafsu serakahnya.

Karena itu libur dibutuhkan, sebagaimana makna leisure (pelesir menurut orang Indonesia) yang artinya meluangkan diri; rileks agar jiwa bebas dan bisa menikmati waktu.

Teringat kalimat Bruce Lee, legendaris kunfgu, “Kosongkan cangkirmu agar dia bisa diisi lagi. Dengan kembali menjadi ruang kosong, kita akan mencapai kesempurnaan.”

Kehidupan keseharian yang terus memacu dan memicu otak dan jantung memang ibarat orang yang gelasnya terus diisi hingga meluber dan airnya ke mana-mana. Dan kondisi seperti itu, akan membuat seseorang menjadi tidak peduli kepada orang lain dan hanya melihat ego dirinya sendiri; sehingga tak lagi mau menikmati kebijakan dan kebajikan dari sekelilingnya.

Libur mengajak kita untuk membebaskan jiwa, mengosongkan cangkir kehidupan. Dengan cangkir kosong di tangan, kita akan kembali menjadi rendah hati. Dan, rendah hati adalah awal pembelajaran.

Seperti lirik lagu Hard To Say I’m Sorry dari Chicago [yang intinya mengatakan], bahkan dua orang yang saling mencinta perlu “berlibur” untuk mengambil jarak satu sama lain agar cinta tak menjadi rutinitas belaka, sekadar menjalankan kewajiban tanpa makna.”

Sekali lagi, selamat berlibur ....

Di dalam ‘holiday´ada kata ‘holy’. Berhentilah sejenak dari rutinitas hidup agar bisa kembali ke kesucian jiwa! (Maman Suherman)
Share:

Selasa, 22 Juli 2014

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 22 Juli 2014 (Hilangnya Profesi)

Kang Maman Hilangnya Profesi

Mungkin tak terbayang oleh pemahat prasasti di atas batu di masa lalu kalau akan ada smartphone yang bisa mengetik dengan mudah dari tempat mengetik, dalam sekejap sudah terbaca di seluruh dunia. Dan juga anak sekarang mungkin tidak bisa membayangkan kalau harus menulis di atas batu 140 karakter SMS [Short Message Service/pesan singkat] keburu yang dikirimin cintanya itu akan disambar oleh orang lain.

Roda terus berputar. Teknologi membuat perputaran semakin cepat. Menurut analisis, tadi disinggung sedikit oleh Cak Lontong, akan ada 10 profesi yang hilang 16 tahun lagi: Teller bank (sekarang saja sudah 85% pekerjaan teller bank diganti oleh ATM); kasir (dalam waktu dekat sudah ada lebih dari setengan juta mesin layanan mandiri pengganti kasir); resepsionis akan diganti oleh virtual receptionits (sekarang sudah diuji coba); operator telepon pasti; tukang pos pasti akan hilang karena e-mail dan surat elektronik tidak butuh mereka; agen perjalanan sudah disebut; juru ketik juga akan hilang karena sekarang sedang dikembangkan sistem mengetik, cukup dengan mengenal suara dan langsung terketik; reporter juga akan hilang karena layanan blog dan media online; peng-input data pasti hilang karena akan diganti dengan pengenal suara; dan teller marketer karena akan diganti oleh mesin penjawab otomatis. Itu yang akan hilang 16 tahun lagi.

Jadi, benar kata Ariel ‘Peterpan’, “Tak ada yang abadi.” Tataplah ke depan, jangan berpangku tangan, belajarlah dari lirik sederhana Dewa, “Hidup adalah perjuangan tanpa henti-henti, usah kau menangisi hari kemarin.”

Kendati demikian, jangan pernah lupa, kamu tidak akan pernah tergerus zaman, tidak akan pernah tergerus mesin, bila di mana pun kamu akan membawa dan selalu membawa 3 kunci dunia dan mata uang dunia yang berlaku di mana pun; tak akan ada mesin yang mempunyai hal ini: Hati nurani, cinta, dan kejujuran. (Maman Suherman)
Share:

Senin, 21 Juli 2014

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 21 Juli 2014 (Mudik Lebaran)

Kang Maman – Mudik Lebaran

Setelah puasa ditunaikan, salat malam ditegakkan, wirid malam dan siang diuntai, sajadah dihamparkan menghadap rumah Tuhan dengan ikhlas untuk mencapai hari dan hati nan fitri, mudik pun dilakukan. Sebuah festival budaya yang menyertai Idulfitri; napak tilas untuk menyampaikan bakti dan permohonan maaf kepada handai tolan, khususnya orang tua.

Jadikan mudik sebagai ajang silaturahmi, satukan hati nurani, berharap pahala 100.000 kali lipat, dan jangan jadikan sebagai ajang pamer yang malah membangkitkan iri hati, benci, dan dengki. Juga jadikan lebih berguna. Misalnya saja, tahun ini Kementeriaan Perhubungan mengestimasi akan ada 27,9 juta orang mudik. Andai 1 orang saja membawa 1 buku ke kampung halaman, kampung halaman akan tercerdaskan mendapat 27,9 juta buku baru.

Dan untuk pemerintah, PR-nya tidak ringan. Sekadar mengingatkan, sampai hari H+6 Lebaran tahun lalu, kecelakaan mudik berakibat 686 orang meninggal dunia, 1.120 luka berat, [dan] 4.034 luka ringan. Alhamdulillah, tidak ada satu pun kecelakaan kereta api.

Karenanya, mari jadikan mudik sebagai festival hati nurani, jangan sampai berubah menjadi festival menuju mati.

Saudaraku, selamat mudik membawa hati dengan hati-hati, selamat kembali ke kefitrian, tiba dan kembali lagi dengan selamat dan penuh kebahagiaan. (Maman Suherman)
Share:

Sabtu, 19 Juli 2014

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 18 Juli 2014 (Tunjangan Hari Raya)

Kang Maman – Tunjangan Hari Raya

Ada 9 dosa besar, 2 di antaranya berkaitan dengan yang kita bicarakan. Di antaranya, satu, mempekerjakan orang lain tanpa upah. Dalam tradisi jelang hari raya, ada THR [tunjangan hari raya] yang merupakan hak pendapatan pekerja yang wajib dibayarkan pengusaha dan sudah diatur dalam Permenakertrans [Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi] Nomor 4 Tahun '94. Jika pengusaha memberikannya, tak hanya membahagiakan pekerja, tapi seluruh keluarga dan anak-anaknya. Dan, kebahagiaan mereka adalah doa untuk kebahagiaan para pengusaha itu sendiri. Dan dosa besar yang kedua adalah membuat kedua orang tua menangis karena menyaksikan kedurhakaan anaknya. Seperti dipaparkan Mas Jarwo Kwat tadi, “Biasanya THR itu cuma numpang lewat; dari tangan orang tua dan disalurkan untuk menyenangkan anak-anaknya yang berharap baju baru, sepatu baru, di hari raya.” 

Mungkin, sosok itu kini telah terpisah hidup dari kita. Juga mungkin telah tiada. Sosok yang dulu dengan tangan cintanya menyentuh tubuh kecil kita dan dengan suara lembutnya membisikkan ke kuping kita; membangunkan kita untuk bangun makan sahur. Dengan mengeluh dan mata masih tertutup, kita turun dari ranjang dan menuju meja makan, atau digendong olehnya. Lalu, saat didudukkan di kursi makan, kita bukannya langsung makan, tapi malah menjatuhkan lagi kepala di meja, dan tertidur lagi. Lalu datang lagi ibu dan bapak yang mengusap kepala, membangunkan dan menyuapkan makanan itu dengan lembut, dan membimbing kita dalam doa menjalankan puasa; dan itu diulang lagi saat berbuka.

Di Ramadan ini, mari pinta ampunan untuk kedurhakaan kita itu, dan mari beri THR kepadanya [kedua orang tua] berupa doa agar selalu tenggelam dalam lautan cinta Sang Maha Pengasih. Bukankah jika anak Anda meninggal, amalnya terputus kecuali 3 perkara, salah satunya doa anak yang saleh yang mendoakannya?

Jadi, Ramadan ini terdiri 3 bagian, mari doakan agar kedua orang tua kita mendapatkan ketiganya dalam bentuk THR. T: terima rahmat, cinta kasih dari Sang Maha Pencipta; H: himpun dan peroleh magfirah atas pengampunan dari Sang Pengampun; dan R: “rebut” hati Allah untuk dihindarkan dari siksa api neraka.

Ya Allah, berikan THR kepada orang tuaku, tenggelamkan ia dalam samudra cinta-Mu. (Maman Suherman)
Share:

Kamis, 17 Juli 2014

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 17 Juli 2014 (Puasa Anak Remaja)

Kang Maman – Puasa Anak Remaja

Ada 3 kesimpulan. “Puasa Ramadan bukan cuma puasa bodi,” kata Ust. Solmed tadi, tapi juga puasa budi karena bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, bukan cuma diet fisik, tapi upaya pencapaian diri; spiritualitas yang suci agar kembali fitri, takwa, dan cahaya.

Kedua, kalau kita bangga dan bersyukur melihat anak kita mampu menguasai bahasa asing, menguasai alat musik, juara dalam olahraga, juara di sekolahnya, mengapa kita tidak bersyukur dan berbangga ketika anak kita sudah mampu menjalankan ibadah keagamaannya dengan baik, termasuk berpuasa karena dialah tabungan akhirat kita? Bukankah amalan yang tak terputus meski kita telah wafat kelak, salah satunya adalah doa anak saleh?

Dan yang terakhir, kami percaya, di antara doa paling mustajab adalah doa orang yang berpuasa dan doa orang tua. Karena itu, sebagai anak, kami mohonkan doamu ibu-bapak kami yang tercinta yang sedang menjalankan puasa Ramadan. Dan sebaliknya, masihkah kita semua mengingat sosok yang mengajarkan kita berpuasa pertama kali ketika kecil dan remaja: ibu dan bapak kita?

Masih ada ataupun mereka sudah berpulang, sudahkah kalian selalu mendoakannya selama Ramadan yang suci ini? ... Percayalah, setiap kata mengandung energi doa, apalagi jika itu doa; energi super; energi cinta untuk meraih cahaya Ilahi. (Maman Suherman)
Share:

Rabu, 16 Juli 2014

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 16 Juli 2014 (Mendadak Dagang)

Kang Maman Mendadak Dagang 

Ramadan adalah bulan penuh berkah. Silakan meraup berkah, berbisnis sekaligus untuk berlatih menahan diri; menjaga diri dari apa yang diharamkan. Kata Gading, “Berbisnis dengan jujur, tidak curang, tidak mengurangi takaran, dan tidak berbohong soal kualitas yang dibisniskan.”

Berbicara tentang bisnis, mengingatkan saya pada pasar. Teringat kisah seorang pengemis buta yang sudah renta, di sudut pasar kota Madinah, yang setiap orang mendekatinya, ia selalu berujar dan berteriak, “Jangan pernah dekati Muhammad. Ia gila, pembohong dan tukang sihir, dan banyak orang yang disesatkan!” Siapa pun yang lewat dekatnya, dia akan berteriak seperti itu. “Jangan dekati Muhammad, dia gila!” Dan itu sampai ke telinga Rasul. Bukannya marah, Rasul malah datang setiap pagi dan membawakannya makanan. Tanpa sepatah kata pun, ia suapi pengemis dengan sangat lembut. Ia lembutkan makanan sebelum masuk ke mulut sang pengemis, hingga sang pengemis pun memakannya dengan sangat nikmat. Tapi karena tak tahu itu Muhammad, pengemis itu terus saja berkata, “Kamu jangan dekati Muhammad. Dia pembohong, dia orang gila!” Setiap mendengar itu, Muhammad bersabar dan hanya mengusap punggung sang pengemis dan terus menyuapkan makanan dengan lembut.

Hingga suatu saat, Muhammad meninggal. Sang pengemis berloncat kegirangan mendengar kabar itu. Tapi hari itu juga, ia kehilangan orang yang selalu menyuapinya. Suatu hari, Sahabat Abu Bakar mendekati Aisyah, anaknya istri Rasul, dan bertanya, “Apa kira-kira perbuatan Nabi yang belum saya lakukan?” “Memberi makan pengemis di sudut pasar.” Datanglah Abu Bakar ke pengemis itu dan kemudian memberi makan. Sang pengemis cuma berkata, “Ini pasti bukan kamu! Kenapa kamu tidak menyuapi saya dan mendekati saya?” Abu Bakar kemudian mendekati dan menyuapi, tetapi tidak melembutkan makanan itu. Dan kemudian pengemis itu mengatakan lagi, “Pasti bukan kamu!” Akhirnya Abu Bakar mengakui bahwa memang bukan dia. “Saya sahabatnya, dan orang yang menyuapimu sudah wafat, namanya Muhammad.” Sang pengemis langsung terdiam dan mengatakan, “Apakah orang yang selalu saya fitnah itu?” “Iya.” Dalam sekejap, luluh hati sang pengemis dan menangis tiada henti.

Ramadan penuh berkah, selamat berpuasa, mari terus meneladani lelaki yang sanggup melumpuhkan kebencian dengan kesabaran dan kasih sayang: Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Maman Suherman)
Share:

Selasa, 15 Juli 2014

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 15 Juli 2014 (Birokrasi Kompleks)

Kang Maman Birokrasi Kompleks

Sosiolog Jerman, Max Weber, mengatakan, birokrasi modern ialah cara paling efisien untuk mengorganisasi sejumlah besar orang untuk tugas-tugas yang kompleks.

Dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, sudah menjabarkan dengan tepat, dengan menetapkan 8 sendi pelayanan yang harus dilaksanakan oleh instansi pelayanan publik, yaitu: Sederhana; jelas dan pasti; aman; terbuka; efisiensi; ekonomis; adil yang merata; dan tepat waktu.

Faktanya, sepanjang diskusi tadi, masih saja muncul keluhan seperti yang tergambarkan dalam puisi W.S. Rendra:

“...
Dan birokrasi menjadi berlebihan
tanpa kegunaan –
menjadi benalu di dahan
...”

Atau seperti lagu pembuka tadi dari Slank, “Terima sogok kalau urusan mau dilancarkan; lebih sibuk berebut jabatan, pakai topeng, sikut sana, jilat sini, bual situ, daripada melayani masyarakat; pokoknya birokrasi ngerepotin!” Dan Iwan Fals mengejeknya sebagai, “Tikus kantor yang suka berenang di sungai yang kotor. Tikus-tikus berdasi yang suka ingkar janji, tak kenal kenyang, rakus-rakus bukan kepalang. Kerjanya datang menteror, cerdik, licik, dan bertingkah tengik.”

Tentu seperti kata Kang Denny tadi, “Tidak semua aparat bikrokrasi seperti itu.” Masih banyak aparatur yang baik, yang patuh pada panca prasetia Korpri-nya, yang masih ingat janji ketiganya, “Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat di atas kepentingan pribadi dan golongan.” Dan, “Menegakkan kejujuran, keadilan, dan disiplin serta meningkatkan kesejahteraan dan profesionalisme.”

Konklusinya, aparat keparat yang langgar janjinya, langgar panca prasetia-nya, yang selalu berprinsip, “Kalau bisa dipersulit, mengapa dipermudah; kalau bisa mengutip high cost, mengapa harus menerima ongkos yang irit,” harus segera mengetuk hati nuraninya. Inginkah ia terus disebut sebagai pemakai topeng kepalsuan, benalu pengisap darah masyarakat, dan tikus kotor pengerat uang dan hati rakyat?

Dan sebaliknya, terima kasih kami semua untuk aparat beradab, yang kuat dalam karakter, baik dalam tabiat, yang taat pada sumpahnya, cepat, tanggap, dan tepat dalam melayani masyarakat. Untuk semua aparat birokrasi, harus selalu diingat: Birokrasi jangan sampai membuat rakyat jadi crazy, memaki, dan sakit hati! (Maman Suherman)
Share:

Senin, 14 Juli 2014

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 14 Juli 2014 (Ngabuburit)

Kang Maman Ngabuburit 

Inti ajaran agama itu adalah akhlak. Sebagaimana kita tahu, Rasulullah diutus Allah ke muka bumi untuk menyempurnakan akhlak. Jika di saat ngabuburit saja kita melakukan perbuatan yang bertolak belakang dengan upaya menyempurnakan akhlak, malah meruntuhkan akhlak, maka puasa kita hanya mendapatkan lapar dan dahaga.

Jadi, isilah ngabuburit dengan bermanfaat. Bukankah Ramadan adalah bulan pertama kali diturunkannya Al-Qur’an (Nuzulul Qur’an)? Ayat yang pertama jelas: iqra’.

Ramadan adalah bulan ilmu. Jadikan ngabuburit dengan prioritas utama adalah mendalami ilmu karena ilmu lebih dari segala-galanya. Ilmu yang bermanfaat akan menyelamatkan kita nanti di akhirat.

Dan terakhir, apa pun tradisi yang mengiringi dan paralel dengan ibadah di bulan Ramadan, hendaknya menuntun kita kepada satu hal: menjadi manusia yang semakin baik, yang bergerak dari kegelapan menuju cahaya (minadzhulumati ilannur), bukan sebaliknya. Bukankah titik asal nenek moyang kita, Adam dan Hawa, adalah surga?

Jadi, mari berjalan kembali ke titik asal dengan melangkah dari gelap menuju cahaya, mari jadikan ngabuburit ajang saling berbagi manfaat untuk meraih berkah dan berkat, bukan berbagi mudarat! (Maman Suherman)
Share:

Jumat, 11 Juli 2014

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 11 Juli 2014 (Bugar di Bulan Ramadhan)

Kang Maman – Bugar di Bulan Ramadan 

Puasa menurut penelitian ilmiah berguna bagi kesehatan untuk proses detoksifikasi (mengeluarkan racun dari tubuh), baik yang berasal dari dalam maupun luar tubuh itu sendiri. Makanya ahli kesehatan dan kebugaran, sering menyarankan untuk berpuasa 30 sampai 40 hari dalam setahun demi kesehatan dan kebugaran. Karenanya, tidak perlu lagi upaya berlebih untuk menjaga kebugaran di bulan Ramadan.

“Cukup,” tadi dikatakan oleh Feni Rose, “dengan dosis ringan, waktu yang tepat dan singkat saja sudah cukup.” 

Jadi, konklusinya, puasa itu sendiri saja sudah terbukti secara ilmiah berguna bagi kesehatan. Jadi, jangan demi semata tujuan kesehatan yang lain, lalu Tuhan dan hakikat puasa terlupakan. Iman itu sudah menyehatkan lahir dan batin. (Maman Suherman)
Share:

Kamis, 10 Juli 2014

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 10 Juli 2014 (Sahur On The Road)

Kang Maman Sahur On The Road

Ini sekadar mengulang, berkaitan dengan SOTR (sahur on the road), bagaimana hukumnya, pamerkah atau ada berkahnya?

Banyak ayat kok yang memperbolehkan kita untuk menunjukkan amal perbuatan kita, salah satunya Al-Baqarah:271 :

“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu.”

Bicara soal ria atau pamer, sudahlah, belajar saja menata hati dan niat. Kalau itu untuk ajak orang lain berbuat kebajikan melalui uswatun hasanah; melalui perbuatan baik diri kita, lakukan. Itu jauh lebih baik daripada orang yang hanya bisa mengkritik, mencela, mencaci, tapi tidak bisa berbuat apa-apa.

Urusan ikhlas dan tak ikhlas, biarlah individu yang bersangkutan kepada Allah. Di situlah titik kita ber-fastabiqul khairat (berlomba-lomba untuk kebajikan).

Jadi, ingat, berlomba-lomba untuk kebajikan, jangan kebut-kebutan atau langgar peraturan, sehingga tidak terulang lagi kejadian SOTR tahun lalu yang menimbulkan pelajar yang tewas.

Kemudian yang kedua, mengingatkan lagi apa yang diucapkan Ust. Maulana—sesama geng Mangkura Makassar ini—Rasul bersabda, “Bersahur itu suatu keberkatan. Maka janganlah kamu meninggalkannya walaupun hanya dengan meneguk seteguk air karena Allah dan para malaikat bershalawat atas orang-orang yang bersahur.” Betapa indahnya sahur; bayangkan, Allah bershalawat untuk kita.

Karenanya, jangan hanya kenyangkan isi perutmu dengan makanan, tapi isi hatimu dan batinmu dengan kebersamaan bersahur bersama anggota keluarga tercinta, termasuk dengan anak-anak tercinta meski dia belum berpuasa. (Maman Suherman)
Share:

Rabu, 09 Juli 2014

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 9 Juli 2014 (Parodi Democrazy - Demokrasi yang Sudah Crazy)

Kang Maman Parodi Democrazy - Demokrasi yang Sudah Crazy

Mem atau meme [baca: mim] dalam ilmu memetika itu semacam kode rahasia perilaku manusia yang bisa jadi pembuka kotak pandora untuk telanjangi serangkaian teknik baru memanipulasi massa yang ada dalam iklan, pidato politik, dan khotbah di TV yang bersifat manipulatif. Jadi, sebentuk keresahan kritis masyarakat terhadap mem yang dahsyat dalam materi iklan Capres.

Misalnya saja, ada mem begini, “Meski di dalam kata ‘pemimpin’ ada kata ‘mimpi’, bukan berarti pemimpin cukup kasih mimpi tanpa bukti nyata yang dijanjikannya.

Pemimpin adalah pegangan warga untuk memimpin mencapai tujuan. Dan, meski di dalam kata ‘pegangan’ ada kata ‘angan’, jangan cuma kasih angan kepada masyarakat. Mem seperti ini baik karena tak ada warga yang ingin negerinya jadi bangsa kasihan gara-gara pemimpinnya koplak.

Seperti mem yang pernah dibuat Kahlil Gibran, mem “Bangsa Kasihan”. Begini bunyi mem Kahlil Gibran itu: 

“Kasihan bangsa yang memakai pakaian
yang tidak ditenunnya,
memakan roti dari gandum yang tidak dituainya
dan meminum anggur yang tidak diperasnya.

Kasihan bangsa yang menjadikan orang bodoh
menjadi pahlawan,
dan menganggap penindasan penjajah
sebagai hadiah.

...

Kasihan bangsa yang tidak pernah angkat suara
kecuali jika sedang berjalan di atas kuburan,
tidak sesumbar kecuali direruntuhan,
dan tidak memberontak kecuali ketika lehernya
sudah berada di antara pedang dan landasan.

Kasihan bangsa yang negarawannya serigala,
falsafahnya karung nasi,
dan senimannya cuma tukang tambal dan tukang tiru.

Kasihan bangsa yang menyambut penguasa barunya
dengan trompet kehormatan
namun melepasnya dengan cacian,
hanya untuk menyambut penguasa baru lain
dengan trompet lagi.

Kasihan bangsa yang orang sucinya dungu
menghitung tahun-tahun berlalu
dan orang kuatnya masih dalam gendongan.

Kasihan bangsa yang terpecah-belah,
dan masing-masing mengangap dirinya
sebagai satu bangsa.” 

Jadi, sekali lagi, agar tak jadi bangsa pillihan dan bangsa kasihan, orang pun membuat meme di Twitter: “Pilihlah pemimpin dengan kritis, karena 5 menit di kotak suara untuk nasib bangsa 5 tahun ke depan.”

Kalau sampai salah, kita akan mendirikan PLTAM yang baru: Perusahaan Listrik Tenaga Air Mata, sebab kesedihan dan air mata rakyat sudah sangat cukup untuk itu!

Dan, untuk pemimpin yang terpilih, jangan sampai kami datang ke depan rumah Anda dan menyerahkan mem seperti ini: EVERYBODY KNEW YOU'RE LIAR! (Maman Suherman)

Share:

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter