Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

SAPO

Lembaga Pembinaan Yatim dan Dhuafa

Kau Tak Sendiri

@_BondanPrakoso_

Rabu, 29 Juli 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 28 Juli 2015 (Penghapusan Pajak Barang Mewah)

Kang Maman Penghapusan Pajak Barang Mewah

Sebagai rakyat biasa (orang awam), seluruh panelis di sini percaya: Kebijakan pemerintah selalu untuk kebaikan rakyat negeri ini, termasuk kebijakan Kementerian Keuangan tentang pembebasan pajak penjualan atas barang mewah, untuk peralatan elektronik, rumah tangga, hingga tas dan pakaian branded yang berlaku efektif mulai 8 Juli 2015.

Kita percaya tujuannya untuk memperbaiki, mendongkrak, dan membangkitkan ekonomi nasional. Kenapa percaya? Karena kita percaya dan berpraduga baik bahwa semua orang yang diberi amanat tentu tahu: jika khianat terhadap amanat, sanksinya tidak ringan.

Di sisi lain ada yang menarik dari pernyataan Menkeu soal barang-barang branded. Dia berujar seperti ini, “Branded goods, tas, kita bebaskan dari PPnBM karena ngawasinnya susah sekali; karena gampang sekali masuk dari bandara. Mereka berbelanja dari luar negeri bilangnya untuk sendiri, tapi sampai di sini mereka jual. Karena pengawasannya terlalu rumit, biayanya terlalu tinggi, makanya kita hapuskan.”

Jadi, kami ingin bertanya: Ayo ngaku, siapa yang pernah berkelakuan seperti itu; nyelundupin barang mewah dan parfum dari luar negeri, ngemplang pajak dengan alasan untuk dipakai sendiri ternyata diperjualbelikan di Indonesia?

Terakhir, orang bajik, orang bijak, bayar pajak dan taat pajak. Penyelundup dan pengemplang pajak, itulah orang jahat. Dan ingat sitiran satire Mas Jarwo Kwat tadi, “Menghapus pajak itu biasa, menghapus dan mengentaskan kemiskinan itu baru luar biasa.” (Maman Suherman)
Share:

Senin, 27 Juli 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 27 Juli 2015 (Ke Manakah Perginya Sang Idola?)

Kang Maman Ke Manakah Perginya Sang Idola?

Salah satu yang abadi di muka bumi adalah ketidakabadian itu sendiri. Tak ada yang diam di tempat, semua pasti bergeser dan tergeser. Itulah hukum alam yang mesti disadari oleh siapa pun sehingga sungguh tak layak untuk membusungkan dada saat berada di puncak.

Orang bijak justru menunduk karena ia sadar: mendaki itu sungguh sulit, bahkan cara berjalan pun setengah membungkuk dan merunduk untuk menuju puncak. Tapi turun itu mudah sekali; posisi tak menunduk, namun mudah menggelinding dan bisa meluncur jatuh dalam sekejap.

Untuk siapa pun, sadari selalu: Jika sedang berjalan menuju puncak, apalagi telah sampai di puncak, bekali hati dengan kesiapan diri untuk turun dengan tulus dan ikhlas—seperti kata Cak Lontong. Dan jika menuju ke bawah, jangan pernah bersedih! Justru berbahagialah karena engkau pernah berada di puncak yang tidak semua orang pernah mengalaminya. Dan sekaligus berbahagialah karena kamu akan kembali bertemu dengan banyak orang di bawah sana, daripada terus mengalami sunyi, sepi, dan sendiri di atas sana.

Ingat bahwa salah satu sikap yang paling disukai Ilahi adalah: melihat umat-Nya tunduk bersujud, merendahkan diri dan memujinya. Dan lihatlah orang bersujud; bahkan, bokongnya pun lebih tinggi posisinya dari hati, kening, dan otak yang selalu mereka banggakan selama ini.

Terakhir, ingat lirik yang dinyanyikan oleh L2 Band tadi: “Kemenangan adalah milik orang yang berdoa, kemenangan adalah milik orang yang berjuang.” Dan kekalahan, adalah cara Tuhan menguji kita untuk tetap berdoa dan tak henti berjuang. (Maman Suherman)
Share:

Selasa, 21 Juli 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 21 Juli 2015 (Asyiknya Mudik Lebaran)

Kang Maman Asyiknya Mudik Lebaran

Hidup adalah perjalanan menuju pulang. Dan mudik, bisa dijadikan sebagai exercise (sebagai latihan pulang ke rahmatullah; pulang kembali ke surga Ilahi), yang di dunia disimbolkan sebagai pulang ke rumah ibu; ke pangkuan bunda; ke tanah lahir; ke kampung halaman. Dan bekal yang dibawa pulang mesti sama seperti bekal untuk bertemu Ilahi kelak, yakni sebuah kebahagiaan yang membuncah karena rindu; karena kangen dan cinta kepada ibu, kepada keluarga. Rindu dan kangen dan cinta kepada zat pemilik pulang: Ilahi Rabbi.

Dengan cinta-Nya dan cinta kepada-Nya, maka mudik (latihan perjalanan pulang dan kembali) tentu menjadi kenikmatan yang indah. Jangan dirusak dengan sikap ugal-ugalan di jalanan, tidak mau antre dan teratur di jalanan hingga membahayakan diri dan sesama. Berkendaralah dengan hati dan cinta, tebar cinta, jangan tebar mara bahaya.

Dan, saudaraku, setelah pulang ke rumah rohani, kembali fitri (kembali suci), juga telah menjalani latihan mudik dan kembali ke rumah Ilahi, teruslah menjaga kesucian diri. Dan kodrat kemanusiaan kita sebagai rahmat buat alam semesta; menjadi cahaya bagi sesama.

Ingat, silaturahmi bukan cuma setahun sekali, tetapi sepanjang hari—setiap hari. Dan kuncinya satu, disitir oleh Ronal tadi, seperti lirik lagu Dewa 19: Cinta 'kan membawamu kembali di sini dan di sana kelak. 

Selamat mudik kembali. (Maman Suherman)
Share:

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 20 Juli 2015 (Ini Lebaran Kita)

Kang Maman Ini Lebaran Kita (ILK)

Rasul bersabda, “Hiasilah hari rayamu dengan takbir.” Takbir (Allahu Akbar) yang ditanamkan ke lubuk hati terdalam sebagai pengakuan atas kebesaran dan keagungan Ilahi Rabb. Juga kalimat tasbih (Subhanallah) yang kita tujukan untuk menyucikan Allah dan segala yang terkait dan terhubung dengan-Nya. Pun kalimat tahmid (alhamdulillah) sebagai puji syukur yang kita lantunkan dan tujukan untuk rahman dan rahim-Nya (pengasih dan penyayang-Nya) yang tak pernah pilih kasih kepada seluruh hamba-Nya. Dan kalimat tahlil (la ilaha illallah) kita lantunkan untuk memperkukuh iman kita bahwa Dialah satu-satunya zat Yang Maha Esa dan Maha Kuasa.

Mari menikmati Lebaran dengan membuka lebar-lebar pintu maaf agar lebur segala dosa; membuka lebar-lebar hati kita dan saling bersalaman dengan sepenuh hati dan keikhlasan.

Teringat sabdamu ya Rasul, “Tidaklah dua orang muslim bertemu lalu berjabat tangan, melainkan keduanya akan diampuni dosanya sebelum mereka berpisah.”

Pemirsa Indonesia Lawak Klub di mana pun Anda berada, jabat erat tangan kami, taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum; semoga Allah menerima puasa kita, puasa kami, dan juga menerima puasamu, aamiin yaa Rabbal ‘alamin. (Maman Suherman)
Share:

Jumat, 17 Juli 2015

Selamat Hari Raya Idulfitri 1436 H

Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum.
Selamat hari raya Idulfitri 1436 H/2015 M. Minal ‘aidin wal-faizin, mohon maaf lahir dan batin.. :)


Irwan Syahputra Lubis & keluarga
Share:

Rabu, 15 Juli 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 14 Juli 2015 (Euforia Menjelang Hari Raya)

Kang Maman Euforia Menjelang Hari Raya

Idulfitri memiliki makna yang berkaitan erat dengan tujuan berpuasa, yaitu menjadi manusia yang bertakwa. ‘Id’ artinya ‘kembali’. ‘Fitri’ bisa berarti dua: bisa berarti ‘buka puasa untuk makan’, dan bisa berarti ‘suci’.

Jadi, Idulfitri adalah hari raya di mana umat Islam kembali berbuka atau makan, tidak lagi berpuasa, bahkan 1 Syawal haram berpuasa. Sekaligus fitri yang berarti suci, bersih dari segala dosa, kesalahan, kejelekan, dan keburukan. Sebagaimana hadis Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadan dengan didasari iman dan semata-mata karena mengharap rida Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan barang siapa yang salat malam di bulan Ramadan dengan didasari iman dan semata-mata karena mengharap rida Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

Dalam bahasa Jawa, Idulfitri dikenal dengan istilah ‘Lebaran’, yang mengandung makna: lebar, lebur, luber, dan labur. ‘Lebar’ artinya ‘lapang hati dan jalan’ karena telah terlepas dari kemaksiatan, lebur dari dosa, luber pahala, luber keberkahan, dan luber rahmat Allah. Dan ‘labur’ artinya ‘bersih’, sebab bagi orang yang benar-benar melaksanakan puasa, maka hati akan dilabur menjadi putih bersih tanpa dosa.

Makanya di banyak daerah di Jawa, rumah-rumah menjelang Lebaran dilabur (dicat putih ulang), yang mengandung arti pembersihan lahir, di samping pembersihan batin setelah kita melakukan puasa.

Dan diingatkan oleh Ust. Solmed [Soleh Mahmud] tadi, “Kalau kita berpakaian indah, jangan biarkan tetangga kiri dan kanan tidak ikut merasakan hal yang sama.” Bukankan berbuat baik untuk diri sendiri itu hanyalah kesenangan, tetapi berbuat baik untuk sesama itulah kebahagiaan?

Jadi, hiasi hari rayamu, hiasi kembali sucimu dengan berbagi, bersilaturahmi, bertasbih, bertahmid, dan bertakbir, bukan dengan berpamer. Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. (Maman Suherman)
Share:

Senin, 13 Juli 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 13 Juli 2015 (Di Balik Mudiknya Asisten Rumah Tangga)

Kang Maman Di Balik Mudiknya Asisten Rumah Tangga

Para ulama fiqih mengatakan bahwa hukum asal manusia itu merdeka, bukan budak atau hamba sahaya. Jadi, asisten rumah tangga sekalipun adalah manusia merdeka yang memberikan jasa tenaga dalam pekerjaan rumah tangga sehari-hari, yang mempunyai hak dan kewajiban yang harus dipenuhi seperti layaknya manusia merdeka lainnya. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Mereka (asisten rumah tangga kita) adalah saudara-saudara kalian juga, yang Allah jadikan mereka berada di bawah tanggung jawab kalian. Maka barang siapa yang Allah jadikan mereka bertanggung jawab atas saudaranya, maka dia mesti memberi saudaranya itu makanan dan pakaian yang sama dengan yang ia kenakan, dan membantunya dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sulit.”

Jadi, asisten rumah tangga jangan seperti lirik lagu Burung Camar, “cuma kisah sedih nada duka, hati yang terluka.” Tapi jadikan ia sebagai saudara, teman berbagi derita, mungkin juga berbagi cerita. Karena sebagaimana kita, ia juga manusia.

Dan ingat, asisten rumah tangga cuma membantu, bukan pengganti. Tokoh utama mengurus, mendidik anak, dan rumah tangga tetap tuan rumah itu. Dan Nabi bersabda, “Apa yang kamu ringankan dari pekerjaan rumah tanggamu, bagimu pahala di neraca timbanganmu.” (Maman Suherman)
Share:

Selasa, 07 Juli 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 7 Juli 2015 (Lika-liku Poligami)

Kang Maman Lika-liku Poligami

Menurut Syeikh Mustafa al-‘Adawi, poligami mempersyaratkan 4 hal:

Yang pertama, aman dari lalai beribadah kepada Allah. Seorang yang berpoligami harusnya bertambah ketakwaannya, dan rajin dalam beribadah. Kalau malah lalai beribadah, ia bukanlah orang yang pantas berpoligami.

Yang kedua, mampu menjaga para istrinya. Suami wajib menjaga istri-istrinya agar terjaga agama dan kehormatannya agar tidak terjerumus dalam keburukan dan kerusakan. Jika tidak mampu, ia tidak pantas berpoligami.

Yang ketiga, seorang yang berpoligami wajib cukupi kebutuhan nafkah istrinya. Bagaimana ia ingin berpoligami sementara nafkah untuk satu istri saja belum cukup? Orang semacam ini juga sangat berhak untuk dilarang berpoligami.

Dan yang keempat, yang paling utama, harus mampu berbuat adil. Nabi bersabda, “Siapa saja orang yang memiliki dua istri, lalu lebih condong kepada salah seorang di antaranya, pada hari kiamat kelak ia akan datang dalam keadaan sebagian tubuhnya miring.” Jadi jika tak mampu adil, Allah berfirman dalam An-Nisaa’: 3, “... kemudian jika kamu khawatir tidak mampu berbuat adil, maka nikahilah satu orang saja....”

Jadi, poligami itu boleh, tapi syaratnya tidak mudah. Poligami bukan jaminan kebahagiaan. Satu bahagia, dua lebih bahagia, bukan! Tapi poligami justru ujian tentang mampukah menegakkan keadilan, dan bagi perempuan yang mengaku rela dipoligami, adalah ujian untuk menegakkan keikhlasan.

Intinya, poligami itu ujian yang sungguh sangat tidak ringan, yang sungguh jauh dari pujian insan. Dan yang tak kalah penting, mari jadikan rumah tangga kita sebagai surga kita (baiti jannati) yang syarat adil ada di dalamnya. (Maman Suherman)
Share:

Senin, 06 Juli 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 6 Juli 2015 (Kartu Ajaib)

Kang Maman Kartu Ajaib

Utang piutang adalah muamalah yang dibolehkan, namun diberi rambu-rambu yang ketat, dan ada adabnya untuk berhati-hati menjalankannya. Karena jika salah, bisa menjerumuskan kita ke neraka, terutama bagi orang-orang yang cerdik dalam berhutang, tetapi licik saat diminta melunasinya.

Jangankan bicara akhirat, masalah dampak utang di dunia pun sudah diingatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lewat hadisnya, “Berhati-hatilah kamu dalam berutang, sesungguhnya utang mendatangkan kerisauan di malam hari dan kehinaan di siang hari.”

Jadi, jangan jadikan kartu kredit sebagai alat untuk gaya. Ingat kata Cak Lontong, “Makin gaya karena berutang, akan berakibat makin banyak tekanan dalam kehidupan.” Karena kartu kredit itu utang, bukan uang. Harus dilunasi, bukan disiasati, apalagi sampai dibawa mati dan menjerumuskan ke dalam api abadi! (Maman Suherman)
Share:

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter