Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

SAPO

Lembaga Pembinaan Yatim dan Dhuafa

Kau Tak Sendiri

@_BondanPrakoso_

Minggu, 26 Februari 2017

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 26 Februari 2017 (Cerita Cinta)


Kang Maman – Cerita Cinta

Cinta itu memberi, nafsu itu menuntut. Dalam hal LDR, jarak itu, kata Ronal, cuma angka. Jauh bukan masalah jika hati sudah senada. Bagai matahari kepada bumi. Meski jauh jarak keduanya, 149,6 juta kilometer, mentari tak pernah berhenti menerangi bumi. Kala ia terbenam bersembunyi, ia sinari rembulan dan menemani malammu. Dan esok, ia hadir sepenuh setia kembali menerangi, menghangatkan bumi. Jadi, sekali lagi, LDR bukan sebuah kemustahilan untuk tetap bahagia.

Tipsnya tadi disampaikan oleh Gading, yang bisa dinadakan lewat lirik lagu Katon Bagaskara, di lagu “Cinta Putih”: Saling mengisi dan jadikan percaya yang utama.

Lalu padukan dengan lantunan lagu Chrisye:
Walau ke ujung dunia pasti akan kunanti
Meski ke tujuh samudra pasti ku 'kan menunggu
Karena kuyakin kau hanya untukku [segmen 2]

*Segmen 1: Diselingkuhi karena LDR
**Segmen 2: Menikah Muda dan Penikahan Mewah

***

Sekali lagi, jodoh tak mengenal usia. Jodoh hanya mengenal cinta, semoga setia dan bahagia. Asal tidak menikahi dan menikahkan anak di bawah usia. Juga tak melakukan penistaan dan kekerasan.

Tentang pernikahan mewah. Kata ‘mewah’ sungguh sangat relatif, tergantung siapa yang mendefinisikan. Juga tak ada jaminan, pesta sederhana pasti lebih abadi dibanding pesta mewah, atau sebaliknya. Yang pasti harus diingat, tadi teman-teman mengingatkan, adalah niat hati.

Apakah mewah itu ria atau sombong?

Teringat sabda rasul, “Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi sekalipun.” Lalu ada yang bertanya, “Bagaimana dengan seseorang yang suka memakai baju atau sandal yang bagus dan mewah?” Rasul mejawab, “Sesungguhnya Tuhan itu menyukai keindahan. Dan sombong itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.”

Dan di balik semua itu, mau diadakan sederhana atau mewah, pernikahan yang bahagia itu dibangun oleh dua orang baik yang pemaaf. [segmen 4]

*Segmen 3: Jodoh Tak Kenal Usia
**Segmen 4: Kalau Cinta kok KDRT?

***

Cinta itu, kata Bianca, perpaduan dua yang tak sempurna untuk saling menyempurnakan.

Dan untuk Bianca yang belum mendapatkan jodoh, tadi tersirat Kang Denny mengatakan:
Bukan dengan mencari pasangan yang bermodalkan materti. Tapi carilah pasangan yang mencintai Tuhan dan setia kepada Tuhannya. Karena jika kepada Tuhan saja dia tidak setia, jangan berharap dia akan setia kepadamu.

Dan terakhir, mengambil dari sikap Kang Ronal:
Cinta itu, sebisa mungkin dimaknai dengan kalimat: “Kamu, kekasihku, adalah tanda titik bagiku. Mengingatmu, memaksaku untuk berhenti dari mengingat yang lain. (titik).” (Maman Suherman)

*Segmen 5: Kisah Cinta dalam Lagu dan Film Romantis
Share:

Sabtu, 25 Februari 2017

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 25 Februari 2017/8 Januari 2017 (Wali Band & Panelis ILK “Cari Jodoh”)

Kang Maman – Wali Band & Panelis ILK “Cari Jodoh”

Napas lagu-lagu cintanya terasa sekali. Teringat tadi lagu “Cari Jodoh”, “Ada Gajah di Balik Batu”, juga saya teringat pada lagu “Cabe [Cari Berkah]”-nya Wali:

Punya rezeki, bagiin
Bantu yang susah, tolongin
Oh jadi miskin? Gak mungkin, Allah yang jamin
Hidup indah bila mencari berkah

Ya Allah Tuhan kami, berkahi hidup ini
Sampai tua nanti dan sampai dan sampai dan sampai kami mati

Seharusnya cinta itu pun seperti itu. Ikhlas, tulus, dibawa sampai mati.

Dan sampaikan pada kekasih hatimu:
“Jika mencintaimu adalah sebuah kesalahan,
penjarakan aku di hatimu
satu
selamanya
sampai mati.” [segmen 2]

***

Awas, ya, cinta itu amanah
Jangan kau khianatinya
Bila kau serius, jawablah pertanyaanku

Demi apa kau sayang padaku?
Demi apa kau cinta padaku?
Demikian kutanya padamu
Demi apa, sayangku?

Kalau sudah ditantang seperti itu di lirik “Cinta Itu Amanah”-nya Wali, jangan pernah mundur dan kendur hanya karena takut patah hati dan tersakiti.

Mengapa harus takut dengan pahitnya cinta? Bukankah kopi sempurna justru karena rasa pahitnya? Begitu juga dengan cinta.

Seduh dalam sedu sedanmu, nikmati dalam hatimu, lirik Wali menemanimu; dari Ciputat sampai Malta, dari Tomat (Tobat Maksiat) sampai Sejuta (Setia, Jujur dan Takwa).

Dan ingat, teman-teman Wali:
Cinta bukan kata kerja, cinta bukan kata benda, cinta adalah kata hati.
Simpan istrimu selamanya di dalam hati, abadi.

Selamat ulang tahun ke-17, Wali! (Maman Suherman)
Share:

Minggu, 19 Februari 2017

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 19 Februari 2017 (Aku, Kamu dan Dia)

Kang Maman – Aku, Kamu, dan Dia

Banyak orang yang mengatakan, “Aku memilihmu bukan karena engkau yang terbaik, tapi karena aku tahu engkau mampu setia.” Lalu akad pun dilangitkan. Namun dalam kenyataannya, kesetiaan bisa meluntur. Banyak penyebabnya—tadi dipaparkan Cak Lontong dan Ronal. Dan kata kuncinya, dua—untuk tidak terjadinya perselingkuhan—kata Ronal: beri pengakuan, beri perhatian. Bukan saling meninggalkan, tapi saling menunggalkan.

Kalau itu dilakukan, maka baik laki-laki maupun perempuan, akan mendendangkan lirik yang sama seperti yang dilantunkan Aura Kasih di awal tadi: “Kau adalah cinta yang terindah, yang membuat hatiku tenang.”

Karena selingkuh itu menegangkan, setia itu indah dan menenangkan. [segmen 2]

***

Dalam soal mencinta, teringat larik puisi yang pernah dituliskan Khrisna Pabichara: “Jika mencintaimu adalah kesalahan, penjarakan aku di hatimu, satu selamanya.”

Namun terkadang, pintu sel hati itu terbuka dan bahkan sengaja dibuka. Ada yang pergi meninggalkan dan ada yang ditinggalkan. Jika itu terjadi, jika pasanganmu pergi, mungkin semata ia ingin merasakan nikmatnya kembali. Dan bila ternyata ia tak kembali lagi, berterima kasihlah padanya; berterima kasihlah pada mantan, karena dia telah menjadi guru terbaik tentang perihnya perpisahan, yang membuatmu jadi tahu bagaimana cara menghapus luka.

Dan, terakhir. Soal pujian yang ditekankan Ronal, ingat, pujian itu terkadang adalah ujian yang bersembunyi di balik huruf ‘p’. Dan ‘p’ itu bisa jadi singkatan dari: perselingkuhan. [segmen 3]

***

Ternyata angka perselingkuhan makin tinggi, terlihat dengan lahirnya bisnis baru: dekektif perselingkuhan, yang sama dengan tumbuhnya bisnis “jasa maki” akhir-akhir ini. Dan yang menarik dari jasa maki itu, tagline-nya adalah: “Dosa kami yang tanggung.”

Dalam soal kesetiaan dan perseligkuhan, teringat kalimat Rumi, “Saat kamu mengembara di taman bunga, cabutlah duri-duri dari dalam hatimu, bukan yang ada di taman itu. Dan kalau kamu temukan rasa manis di hatimu, kamu akan temukan rasa manis di hati setiap orang.”—apalagi di diri kekasih hati.

Jadi kalau mau selingkuh, ingat kalimat yang mungkin tersirat kauungkapkan saat meneguhkan akad : “Aku mencintaimu bukan karena kamu sempurna, tapi karena kamu menyempurnakanku.

Pada akhirnya, kesetiaan yang akan membuat para pengkhianat menghilang dari kehidupan kita, dan akan menyisakan orang setia dan orang yang mau belajar untuk setia demi menyempurnakan kita. (Maman Suherman)
Share:

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 18 Februari 2017 (ILK Spesial Armada)

Kang Maman – ILK Spesial Armada

Mars para pekerja keras itu: “Kalau sudah cinta, kaki di kepala, kepala di kaki pun oke-oke saja.” Karena nafsu itu menuntut, tetapi cinta itu memberi utuh sepenuh jiwa dan raga. Siap berkorban, pergi pagi pulang pagi demi kekasih hati.

Dan jika sudah sampai pada pertanyaan, “Mau di bawa ke mana hubungan kita?” Jawabnya hanya dua: akadkan atau tanggalkan.

Jika diakadkan, saling menuggalkan, saling menguatkan jiwa, ‘aku’ dan ‘kamu’ menjadi ‘kita’, tanpa pernah memusnahkan ‘aku’ dan juga ‘kamu’. Dan jika ditinggalkan dan ditanggalkan, saling melupakan tak harus saling menghinakan, bahkan mari saling mendoakan.

Karena cinta itu: Berbahagia melihatnya berbahagia, meski bukan milik kita lagi. [segmen 2]

***

Lebih baik mana: aku punya ragamu tapi tidak hatimu atau aku punya hatimu tapi tidak ragamu?

Kata orang bijak, keduanya baik. Karena dengan ikhtiar sungguh-sungguh, keduanya bisa mengubah hal itu menjadi: “Aku punya ragamu, aku punya hatimu, dan berdua kita bisa merajut bahagia bersama, mengetuk pintu surga berdua. Kuncinya: asal kau bahagia.”

Lalu bagaimana dengan pulang malu, tak pulang rindu—karena nasib belum menentu, pada siapa aku mengadu?

Pulang malu, tak pulang rindu. Semua tahu jawabnya: Mengadulah pada Sang Mahacinta. Karena bersama-Nya, nasib bisa menentu, cinta bisa memadu.

Dan sungguh indah menikahi orang yang kamu cintai, tetapi lebih indah mencintai orang yang kamu nikahi. (Maman Suherman)
Share:

Minggu, 12 Februari 2017

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 12 Februari 2017 (Traveling bikin Otak Bening)

Kang Maman – Traveling bikin Otak Bening

Persis seperti yang diucapkan para traveler tadi, teringat pada Junko Tabei, perempuan pertama di dunia yang berhasil mencapai puncak Everest, 8.848 meter di usia 36, yang juga sekaligus perempuan pertama di dunia yang menaklukkan puncak-puncak tertinggi di setiap benua yang kita sebut “Seven Summits”.

“Begitu memutuskan berjalan, saya tidak akan pernah lagi ingin berhenti mendaki—dan tidak pernah akan berhenti—bahkan ketika saya telah melihat orang-orang tewas dalam kecelakaan di gunung.” “Tentu saja,” lanjutnya, “setiap kali hal itu terjadi sangat mengejutkan, tetapi hal tersebut tidak akan pernah menghentikan langkah saya untuk mendaki.”

Hidup adalah perjalanan menuju pulang. Dan kita baru akan berhenti jika betul-betul telah berpulang—seperti Junko Tabei, baru betul-betul berhenti berjalan pada 20 Oktober 2016 di usia 77 karena kanker peritoneum. Jadi, yang bisa menyetop perjalanan seseorang adalah dirinya sendiri saat sudah menemukan tanda titik.

Dan, untuk Mas Jarwo:
Perhatikan senyum si kecil: Bahagia bukan di rumah, tetapi di hati—dalam pelukan ayah dan ibunya. [segmen 2]

***

Traveling bikin otak bening. Kata kunci dari tujuan perjalanan tadi terdengar adalah: menemukan kebahagiaan dan makin dekat dengan-Nya.

Dan pelajaran terpenting yang bisa dipetik dari para pendaki, pejalan, dan pengelana—entah yang nomaden maupun yang sosialita—tergambar dari ucapan seorang penulis sekaligus pejalan, dalam bukunya “Titik Nol” – Agustinus Wibowo:
“Semangat yang meredup lebih membunuh daripada fisik yang remuk redam.” [segmen 3]

***

Semua pendaki sejati pasti tahu tiga kode etik pendakian: [1] Jangan mengambil apa pun kecuali gambar, [2] jangan meninggalkan apa pun kecuali jejak kaki, dan [3] kill nothing but time (jangan membunuh apa pun kecuali waktu).

Kalau sudah sampai membunuh, bahkan membunuh sesama, ia tak cuma bukan petualang sejati, tapi juga manusia yang tak punya hati.

Jadi, duka dan doa kami untuk seluruh keluarga dan korban.

Dan, terakhir:
Liburan yang terindah itu, lihat kata ‘libur’, hilangkan huruf ‘l’, hilangkan huruf ‘r’. Libur terindah adalah kembali ke pangkuan ibu, ke dalam pelukan ibu. Dan kalau kamu selalu mengingat ibu, kamu tak akan pernah membunuh anak ibu. (Maman Suherman)
Share:

Sabtu, 11 Februari 2017

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 11 Februari 2017 (Prediksi tanpa Isi)

Kang Maman – Prediksi tanpa Isi

Dengan bermodalkan tiga paslon yang memiliki nama-nama bermakna baik, kata Ronal, semoga siapa pun pemenangnya, bisa membawa tiga hal yang merupakan gabungan dari nama ketiga pasangan yang berlomba dalam ajang demokrasi di ibu kota tercinta ini.

Jadi, siapa pun yang terpilih, semoga menjadikan Jakarta sebagai kota di mana sejuta asa (Anies-Sandi) bisa diwujudkan, menjadi kota yang semakin kuat laksana baja (Basuki-Djarot) dalam menghadapi segala tempaan, dan menjadi kota yang punya sejuta manfaat laiknya asi (Agus-Sylvi) bagi warganya dan juga bagi negeri tercinta. Dituntut kebesaran hati untuk menerima hasil dari proses demokrasi bernama pilkada itu.

Dan kebesaran hati, salah satu wujudnya adalah dengan tidak menyebar fitnah. Barang siapa menyalakan api fitnah, maka dia sendiri yang akan menjadi bahan bakarnya.

Dan terhadap tukang fitnah, memaafkan adalah kemenangan terbaik. Dan kalaupun mau balas dendam terhadap tukang fitnah, pemimpin yang baik melakukan balas dendam terbaik adalah dengan memperbaiki dirinya sendiri. [segmen 2]

***

Tadi Mas Andika bilang, pemimpin bukan diukur dari umur dan juga garis keturunan.

Di atas segala prediksi Suhu Yo dan Ki Prana, yang paling utama adalah: semoga yang terpilih adalah pemimpin yang punya isi, bukan soal umur.

Dan di atas segala ramalan, yang jauh lebih penting adalah penggal dari kata ‘ramalan’ itu. Siapa pun yang terpilih, jangan lupa beramal. Dan wujud amal seorang pemimpin terpilih adalah: jika berkata tidak bohong, jika berjanji tidak ingkar, dan jika diberi amanat tidak khianat. [segmen 4]

***

Siapa pun yang terpilih memimpin Nanggroe Aceh Darussalam, Bangka Belitung, Gorontalo, Sulawesi Barat, Papua Barat, Banten, atau DKI, dari segmen 1 sampai segmen 5 kita bisa dapat poin untuk selalu mengingat tujuh nasihat Rumi:

1. Dalam hal kedermawanan, pemimpin harus seperti sungai: mengalir tak henti dan tak pernah mengharap kembali.

[2.] Dalam soal kasih sayang dan berkah, jadilah seperti matahari: memimpin, memberi kehangatan kepada siapa saja tanpa membedakan lawan atau kawan—kata Kang Denny tadi.

[3.] Dalam menutupi aib orang, jadilah seperti malam: menutupi rapat-rapat tanpa pernah membocorkan.

[4.] Dalam keadaan marah dan murka, jadilah seperti orang mati: diam dan jangan lakukan apa pun agar tak menyesal di kemudian hari.

[5.] Dalam soal kesederhanaan dan kerendah-hatian, jadilah seperti bumi: selalu menempatkan diri di bawah dan meninggikan yang lain.

[6.] Dalam soal toleransi, jadilah seperti laut: berlapang dada selapang-lapangnya, siap menampung pandangan yang berbeda.

Dan terakhir, kata Rumi [7.] Tampillah seperti diri sejatimu: hiduplah sepenuh integritas, sama lahir dengan batin.

Karena pemimpin
tak boleh bertopeng. (Maman Suherman)
Share:

Minggu, 05 Februari 2017

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 5 Februari 2017 (Muda vs Tua)

Kang Maman – Muda vs Tua

Nostalgia mengandung melankoli, tapi juga mengandung penghiburan. “Parfum masa silam”, membuat para perindu sering berbahagia sehingga tak jarang lahir pernyataan, “Masa muda kami lebih berwarna dari kalian; masa muda kami lebih santun dan beretika daripada kalian.” Padahal, setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya. Tak bisa dibanding-bandingkan, tak bisa dibeda-bedakan, cuma bisa disandingkan sebagai bagian dari rangkaian perjalanan sejarah.

[HIStory + MY story = our story] [segmen 2]

***

Saat menanyakan PSPB tadi, Kang Denny menyinggung tentang sejarah. Tahukah teman-teman bahwa Jenderal Soedirman [EYD: Sudirman] gugur demi bangsa di usia yang masih sangat muda, 34 tahun lebih lima hari?

Thomas Matulessy (Patimura), juga gugur di 34 tahun. Bahkan, Christina Martha Tiahahu, gugur demi tanah ini di usia masih 18 tahun kurang dua hari.

Jadi, tua atau muda itu bukan semata persoalan usia. Tapi apakah kamu merasa bisa, atau kamu bisa merasa. Kamu mengisi hidupmu dengan mengabdi, atau cuma bisa caci maki. [segmen 4]

***

Betul kata Anyun, minat baca Indonesia cuma 0,001. Jadi kalau ada seribu orang berkumpul, cuma satu yang punya minat baca. Kalau penduduk 250 juta, cuma 250 ribu yang suka baca. Bandingkan dengan penyalah narkoba. Penyalahguna narkoba kita yang jumlahnya 5,9 juta. Jadi, mari membaca untuk juga menyimpulkan hari ini.

Catatan seorang demonstran, dalam buku “Catatan Seorang Demonstran” – Soe Hok Gie pernah bilang, “Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua”—apalagi jika diisi dengan sia-sia.

Tentang usia muda, teringat bacaan satu lagi, “Mahabharata” :
“Kerjakanlah sesuatu pada siang hari, yang akan memungkinkanmu melalui malam dengan kebahagiaan. Kerjakanlah sesuatu pada masa mudamu, yang akan memberikan kebahagiaan hidup di masa tua nanti. Dan kerjakanlah sesuatu di sepanjang hidupmu, yang akan memberikan kebahagiaan hidup sekarang dan selamanya.”

Saya meluruskan kata Mas Jarwo:
Menjadi tua itu takdir, menjadi dewasa itu pilihan. (Maman Suherman)
Share:

Sabtu, 04 Februari 2017

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 4 Februari 2017 (Kompetisi Jadi Gubernur)

Kang Maman – Kompetisi Jadi Gubernur

Semua juga tahu, demokrasi itu popularity contest. Tetapi dalam debat, tadi diingatkan oleh Ronal, sungguh keblinger kalau mengira rakyat tak pinter dan masih mudah dikelabui. Dan kalaupun ada yang tak pinter, dia toh kelak akan jadi rakyatmu juga yang harus kaubuat pintar. Jadi, jangan biasakan sedari awal sudah membikin mereka tersesat.

Dan, yakini:
Sebodoh apa pun rakyat, rakyat cukup melek untuk bisa membedakan mana data, mana fakta, mana yang cuma permainan kata, diksi atau fiksi.

Karenanya, mereka juga akan tahu:
Pemimpin baik itu yang tidak cuma bermain kata, tapi diyakini mampu berkarya nyata. [segmen 2]

***

Kepada calon pemimpin, panelis kita mengingatkan betul:
Rakyat tak butuh bentakan mulutmu. Rakyat butuh entakan karya nyatamu yang bermutu.

Betul, jika ingin melihat indahnya fajar, mesti melalui gelapnya malam. Tapi Jalaluddin Rumi mengingatkan, “Karena cinta, amarah berubah menjadi keramahan.”

Dan, tanpa cinta, anger bisa berubah menjadi danger! [segmen 3]

***

Sekadar info, “Si Doel Anak Betawi” ditulis Aman Datuk Madjoindo tahun 1956.

Pemimpin, buka matamu, buka kacamatamu! Meski ada yang bilang, ilmuwan bisa salah tapi tak boleh bohong, sedang politisi tak boleh salah tapi boleh bohong, tetapi pemimpin sejati tahu: ia tak boleh membohongi rakyat, dan tak boleh salah menjalankan amanah.

Terakhir, teringat kata Gus Mus:
“Jangan banyak mencari banyak, carilah berkah. Banyak bisa didapat cukup dengan meminta. Tapi memberi akan mendatangkan berkah.”

Pemimpin yang baik tidak semata berorientasi nafkah, tapi mencari berkah.

Ingat kata Rano, ingat juga dialog Bang Ben di luar skenario di “Si Doel” :
STOP MONEY POLITIC, PERCAYALAH PADA KEKUATAN DOA ORANG-ORANG BAIK.” (Maman Suherman)
Share:

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter