Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

SAPO

Lembaga Pembinaan Yatim dan Dhuafa

Kau Tak Sendiri

@_BondanPrakoso_

Selasa, 30 Juni 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 30 Juni 2015 (Emansipasi Wanita dalam Cinta)

Kang Maman Emansipasi Wanita dalam Cinta

Sederhana kunci emansipasi dalam agama. Islam, misalnya, “Ibumu, ibumu, ibumu, baru bapakmu.” Orang yang paham kedalaman makna ini tidak akan pernah merendahkan perempuan dan menganggap perempuan lebih rendah dari laki-laki.

Emansipasi sebenarnya telah selesai bagi orang yang berpikir, berilmu, dan beramal saleh. Kita punya 98% persamaan, tetapi terlalu fokus membesar-besarkan 2% yang berbeda—mungkin karena kita memang makhluk yang senang memicu konflik.

Dan dalam soal cinta, teringat kalimat [Dewi] ‘Dee’ Lestari, “Bila engkau ingin satu, maka jangan ambil dua. Karena satu menggenapkan, tetapi dua menghilangkan.”

Kalau tahu beratnya adil; tahu tidak mudahnya adil, tentu tahu, di dalam ‘cIntA’, di dalam ‘setIA’, cuma ada kata satu: ‘IA’. Dan jika lebih dari satu, maka cinta itu akan ‘sIA-sIA’.

Cinta itu setara dalam kebersamaan, cinta itu senada dalam kesatuan, saling seiring dan tidak menggiring. Dan kata kuncinya dari tadi: Lebih baik dicintai, lebih mulia dihormati, daripada sekadar diminati. (Maman Suherman)
Share:

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 29 Juni 2015 (Live Begin at 40)

Kang Maman Life Begins at 40

Manusia 40-an, yang menurut Ayu Azhari lebih seksi dalam segala hal—baik dalam pendekatan kepada sesama, dalam kematangan menghadapi sesama, dan dalam kemapanan hidup dan kehidupan—jika digambarkan dalam untaian puisi, kira-kira seperti ini:

“Kehangatan, kelembutan, tatapan, dan pelukannya
mendidihkan dan menggigihkan keinginan siapa pun
untuk mendekat dan mendekap erat

Jika manusianya menjadi genit
dalam rangka memperlambat proses penuaan
dengan cara ingin selalu membuktikan kesaktian
bahwa dirinya masih seperti ketika muda,
ia akan terjerumus dalam kerawanan kehidupan.”

Sebaliknya, agama mengajarkan—tadi disentuh oleh Kang Ronal, oleh Mas Ray—setelah melewati pubertas pertama yang penuh gairah fisik, di tahap kedua semestinya juga ditandai 5 gairah baru, sebagai tanda mendapatkan hidayah baru:

[1] Makin bergairah untuk beramal saleh;
[2] Makin bergairah untuk meningkatkan kerinduan kepada Allah;
[3] Makin bergairah untuk konsisten di jalan-Nya (istikamah);
[4] Makin bergairan mempelajari agama; dan
[5] Makin bergairah untuk bersabar menghadapi ujian dan cobaan.

Jadi, kata kuncinya: Tua itu pasti, tetapi dewasa itu butuh kematangan dan perjuangan menaklukkan godaan. (Maman Suherman)
Share:

Selasa, 23 Juni 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 23 Juni 2015 (Anda Pesan Kami Antar)

Kang Maman Anda Pesan Kami Antar

Hidup ini adalah perjalanan menuju pulang—tanpa memandang kaya, atau miskin.

Yang kaya dan mampu, bisa membeli kendaraan. Yang kurang dan tak mampu, memanfaatkan jasa layanan transportasi.

Yang kaya pun, pada titik tertentu tetap membutuhkan jasa layanan transportasi. Dan naluri konsumen, kaya atau miskin, tetap sama: Menginginkan layanan yang aman, nyaman, wangi—kata Ari tadi—atau paling tidak tidak bau, dan bisa dipercaya.

Yang kedua, apa pun jasa layanan transportasi yang ditawarkan, yang diinginkan pengguna jasa adalah: Di dalam kata ‘jasa’ ada kata ‘asa’. Pemberi jasa harus memberikan asa; mewujudkan harapan konsumen untuk terlayani sebaik mungkin. Atau jika tidak, pemberi jasa layanan akan ditinggalkan dan dilupakan, sehebat apa pun promosi dan janji yang ditawarkan.

Dan ada satu yang terakhir, yang menjadi ciri khas yang tidak cuma menjadi ciri khas konsumen di Indonesia, tetapi siapa pun di belahan bumi ini:

Yang diinginkan konsumen adalah pemberi jasa layanan yang amanah. Bukan semata-mata dalam arti bisa dipercaya, tapi juga AMANAH yang merupakan singkatan dari: 

Aman
nyaMAN
(sebisa mungkin) mewAh
(tetapi tetap harus) muraH 

Dan kata kuncinya: Rezeki tidak pernah tertukar. (Maman Suherman)
Share:

Senin, 22 Juni 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 22 Juni 2015 (Bulan Puasa Bikin Hemat?)

Kang Maman Bulan Puasa Bikin Hemat?

Bermaknanya lapar di Ramadan sejalan dengan pentingnya hemat. Tergambar indah dalam puisi “Puasa” – Jalaluddin Rumi:

“Ada kebahagiaan rahasia bersama perut yang kosong
kita cuma alat musik kecapi, tak lebih, tak kurang
ketika kotak suaranya penuh, maka musik pun hilang
(Jadi,) bakar habis segala yang mengisi perut dan kepala dengan menahan lapar

... Ketika makan dan minum memenuhimu
iblis duduk di singgasana tempat jiwamu semestinya duduk
... tapi ketika kau berpuasa menahan lapar
sifat-sifat baik mengerumunimu bagai para sahabat yang ingin membantu.

... Sebuah meja akan diturunkan dari langit ke dalam tenda puasamu
meja makan Isa al-Masih
berharaplah memperolehnya
karena meja ini dipenuhi hidangan lain
yang jauh, jauh lebih baik dari sekadar sup kaldu sayuran.”

Dan lapar, semestinya sejalan dengan hemat. Dan itu baik, seperti yang diucapkan Umar radhiyallahu ‘anhu, “Sesungguhnya Allah mencintai perbuatan hemat, dan membenci perbuatan boros dan mubazir.”

Kesenangan tubuh terletak pada sedikit makan; pada hemat makan. Kesenangan jiwa terletak pada hemat kesalahan. Kesenangan hati terletak pada hemat kepentingan. Kesenangan lidah terletak pada hemat bicara yang bukan-bukan.

Lapar: mengosongkan, melapangkan. Hemat: bermanfaat, menenangkan. (Maman Suherman)
Share:

Kamis, 18 Juni 2015

Selamat Berpuasa

Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan 1436 H. Semoga kita semua senantiasa mendapatkan rahmat dan ampunan dari Allah Subhanahu wa Taala, aamiin yaa Rabbal ‘alamin.. :)


Irwan Syahputra Lubis & keluarga
Share:

Selasa, 16 Juni 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 16 Juni 2015 (Foto Berbicara)

Kang Maman Foto Berbicara

Sebelum era selfie meraja, filsuf Confusius sudah berujar, “Gambar berbicara lebih dari kata-kata.”

Foto berbicara ribuan kali lebih banyak dari kata. Bahkan, benda yang tak bisa bersuara seperti bumi sekalipun ketika dirusak, bisa diperjuangkan kelangsungannya lewat gambar bergerak. Artinya, gambar memiliki nilai positif, bisa memengaruhi dan menggerakkan orang untuk menjadi lebih baik dan memperjuangkan kebaikan.

Namun dengan satire, apa yang dikatakan Ronal juga pantas untuk dipertimbangkan. “Apa guna hendak menyebarkan gambar se-ekstrem mungkin, demi mengumpulkan sebanyak mungkin love and like; demi disuka dan mendapatkan limpahan cinta, tapi berakibat kehilangan nyawa?”

Agama mengajarkan: Semua yang berlebih tidaklah baik.

Dan terakhir, di Ramadan ini, sekadar ingin mengingatkan: Daripada kebiasaan mengawali dan mengakhiri apa pun dengan foto selfie, marilah kembali untuk memulai dengan bismillah, dan menutup dengan alhamdulillah.

Karena, “Barang siapa ingin bahagia dan mati syahid,” kata ajaran agama, “maka bacalah bismillah setiap kali memulai sesuatu perkara yang baik.”

Jumlah huruf dalam ‘bismillah’ [بِسْـــــــــمِ ï·²ِالرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِيم] ada 19, dan malaikat penjaga neraka jumlahnya 19 (dalam Qur’an, surah Al-Muddatstsir).

Ibnu Mas’ud pun berkata, “Barang siapa ingin Allah selamatkan dari 19 malaikat neraka, maka bacalah bismillah 19 kali setiap hari.”

Juga jangan lupa mengakhiri dengan alhamdulillah, bersyukur atas segala yang ada karena segala sesuatu berasal dari Allah. Bukankah Allah akan menambah nikmat yang diberikan bila kita pandai bersyukur?

Orang galau super narsis, rindukan pujian orang. Orang takwa yang menyembunyikan kebaikannya, rindukan Allah. (Maman Suherman)
Share:

Senin, 15 Juni 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 15 Juni 2015 (Perempuan Selalu Benar)

Kang Maman – Perempuan Selalu Benar

[1] Kalau cowok main dengan temannya, ceweknya ngambek. Kalau cewek dilarang main dengan temannya, cowoknya akan dituduh posesif (keterlaluan).

[2] Kalau cowok ungkit-ungkit masa lalu, ceweknya akan mutusin. Kalau cewek yang ungkit masa lalu, cowoknya diminta harus pengertian.

[3] Kalau cowok lupa, itu salah cowok, kenapa teledor. Kalau cewek yang lupa, itu juga salah cowoknya, kenapa tidak ngingetin.

[4] Kalau cowok diselingkuhi, wajar, “Siapa yang suruh jelek,” kata ceweknya. Tapi kalau cewek diselingkuhi, cewek akan bilang, “Semua cowok memang sama aja! [Berengsek] semua.”

Jadi, pokoknya, pasal satu: Perempuan selalu benar. Pasal dua: Kalau pria benar, perempuan pasti lebih benar. Pasal tiga: Kalau perempuan salah, pria pasti lebih salah.

Faktanya, tidaklah demikian. Karena benar dan salah bukan persoalan jenis kelamin, tapi persoalan perbuatan dan kelakuan.

Kunci hubungan pria dan perempuan adalah: Jadilah merasa dibutuhkan sebagai bagian dari kebutuhan. Perempuan dan laki-laki saling membutuhkan dalam kesetaraan dan keberimbangan.

Terlepas dari semua itu, sebagai lelaki, aku ingin mengucapkan kepada perempuanku sebagaimana pernah diucapkan B.J. Habibie kepada almarhumah istrinya. Habibie bilang begini:

“Orang-orang mengira akulah kekasih yang baik bagimu sayang, tanpa orang-orang itu sadari bahwa yang sebenarnya kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.”

Jadi, daripada merasa paling benar, lebih baik saling mengisi dan saling menyempurnakan. (Maman Suherman)
Share:

Selasa, 09 Juni 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 9 Juni 2015 (Keperawanan, Penting Gak sih?)

Kang Maman [Tes] Keperawanan, Penting Gak sih?

Menjaga diri dan moral penting bagi semua orang, tidak cuma perempuan tapi juga laki-laki. Kalau keperawanan dijadikan ukuran moral, mari pertimbangkan beberapa hal ini:

Pertama, secara fisik, selaput dara bentuknya bermacam-macam; ada yang mudah sobek, ada yang bersifat madona—atau kami di kriminologi menyebutnya seperti pin to bar’—yang tidak akan robek sampai kapan pun meski terjadi penetrasi berulang-ulang. Bahkan kata dr. Boyke, ada yang tidak memiliki selaput dara.

Dan robeknya selaput dara juga bisa bukan karena penetrasi, tapi karena kecelakaan atau karena olahraga tertentu. Bahkan, keputihan yang lama bisa menipiskan dan merobek selaput dara. Dan ada saudari kita perempuan, yang terenggut keperawanannya bukan karena kehendaknya, tapi karena paksaan, kekerasan, dan perkosaan. Apakah kita ingin menutup akses pekerjaan kepada mereka dan malah membuat mereka menjadi trauma karena harus mengingat kembali hal itu? Bahkan malah memberi stigma yang abadi di jidat mereka ketika ditanya, “Kok kamu tidak lulus kerja?” Karena tidak perawan.

Oh iya, apakah kita bisa membedakan selaput dara yang asli dan selaput dara hasil operasi?

Yang kedua, secara sosiologis, apa gunanya kita mendengang-dengungkan konsep Kesetaraan dan Keadilan Gender kalau simbol kesucian hanya diberikan kepada perempuan, tidak kepada lelaki yang tidak bisa kita ketahui secara medis dan fisik apakah dia masih perjaka atau tidak? Padahal, salah satu hal yang bisa merenggut keperawanan itu, yang bisa merampas keperawanan itu, yang bisa memerkosa perempuan dalam konteks heteroseksual adalah laki-laki.

Terakhir, “Jangan rendahkan martabat dan harkat kemanusiaan orang lain,” kata dr. Boyke. Membiarkan praktik diskriminatif, adalah pengingkaran jaminan konstitusi pada hak warga negara. Dan, jangan pernah menutup pintu kepada orang yang ingin memperbaiki masa depannya.

Jika kita tidak ada di masa lalunya, tidak ada hak kita untuk mengadili masa kininya. (Maman Suherman).
Share:

Senin, 08 Juni 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 8 Juni 2015 (Terjerat Diskon)

Kang Maman Terjerat Diskon

Voucher diskon lahir dari pemikiran pebisnis Amerika Serikat bernama Asa [Griggs] Candler, yang pertama kali digunakan oleh produk minuman bersoda pada tahun 1887, dan berdampak sangat dahsyat.

Hanya dalam beberapa tahun, 1 dari 9 warga di seluruh Amerika Serikat telah meminum minuman bersoda itu, yang sebelumnya sama sekali tak pernah diperhitungkan. Dan sejak saat itu, beragam tawaran diskon pun menjadi salah satu strategi marketing beragam produk.

Menurut Akbar, ada 2 paradigma konsumen: 1) Beli karena kebutuhan; atau 2) Kebutuhannya membeli. Anda ada di posisi yang mana?

Apa pun pilihannya, ingat kata Cipan [Cici Panda], “Meski lagi perang diskon, jangan lupa, diskon itu untuk penghematan, bukan untuk pemborosan.”

Jadi, beli yang dibutuhkan, bukan yang diinginkan. Atau kata orang Betawi, sale sale di mane-mane, jangan sampai bikin buta mata dan sale langkah kalau tak mau jerat diskon berubah jadi terjerat utang, dan kedatangan tamu bernama debt collector! (Maman Suherman)
Share:

Selasa, 02 Juni 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 2 Juni 2015 (Gadis atau Janda)

Kang Maman Gadis atau Janda

Sang panutan, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dengan tegas mengatakan, “Seorang perempuan biasanya dinikahi karena 4 perkara: harta, nasab (keturunan), kecantikan, dan agamanya. Maka utamakanlah memilih wanita yang beragama. Kamu akan merugi bila tidak memilihnya.” Jadi, bukan perkara dia gadis atau janda.

Kalaupun ada perbedaan antara gadis dan janda, maka yang paling mendasar dalam ajaran agama adalah saat menerima lamaran. Seorang janda lebih berhak kepada dirinya sendiri; memberikan keputusan tentang pernikahan daripada walinya. Dan gadis, hendaknya dimintai izinnya dalam perkara dirinya; dan izinnya adalah diamnya.

Dan, tanda jodoh kita itusekali lagibukan soal janda atau gadis, bukan soal perjaka atau duda, tapi sangat simpel. Tanda jodoh itu 3M; siapa yang paling bisa memaklumi, memaafkan dan memotivasi kita ke arah yang lebih baik, dan mendorong kita untuk lebih giat mendekat kepada-Nya, insya Allah itulah jodoh kita.

Jadi, carilah sosok yang tak ingin apa pun selain pelukan menenangkan dari hanya satu orang: kamu. Dan, carilah pasangan yang hatinya hanya cukup untuk satu cinta: kamu. Yang selalu mengaminkan doa-doamu, yang tubuhnya penuh tabah. (Maman Suherman)
Share:

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 1 Juni 2015 (Serba-serbi Cinta)

Kang Maman Serba-serbi Cinta

Ada sejumlah butiran mutiara cinta berpendar malam ini. Yang pertama, saat kamu menemukan keberanian untuk menyerahkan hidupmu demi seseorang, saat itulah kamu memahami arti cinta.

Kalau kamu lemah dan pasanganmu pun lemah, jangan menyerah. Berdampinganlah untuk saling menguatkan, bukan saling meninggalkan. Dan ingat, cinta sejati itu tak ingin melihatnya terluka meski diri sudah tak lagi ada di hatinya.

Dan saat terluka dalam cinta, jangan pernah putus asa. Bukankah tiap tetes hujan yang putih, jernih dan bening, berasal dari awan yang gelap dan mendung?

Karenanya, katakan pada orang yang sedang kamu dekati: Jika mencintaimu adalah kesalahan, penjarakan aku di dalam hatimu, sayang, satu dan selamanya.

Dan, katakan pada orang yang kau cintai dan mencintaimuyang mungkin sekarang ada di sampingmu, atau nun jauh berada di sanaseperti yang pernah diucapkan Sapardi Djoko Damono, “... Aku mencintaimu. Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu.”

Itulah cinta, mari rayakan, lebih dari itu, mari rasakan! (Maman Suherman)
Share:

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter