Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

SAPO

Lembaga Pembinaan Yatim dan Dhuafa

Kau Tak Sendiri

@_BondanPrakoso_

Selasa, 30 Agustus 2016

Lirik Lagu Derry Sulaiman feat. Reyhan Githa Umara - Dari Hati ke Hati

Derry Sulaiman feat. Reyhan Githa Umara – Dari Hati ke Hati

Waktu terus berlalu, tak terasa ku semakin tua
Begitu banyak khilaf dan dosa yang kusengaja
Aku berharap belas kasih-Mu, Sang Pencipta
Maafkanlah aku, ampunilah diriku

Sisa umurku akan kugunakan untuk-Mu
Jalani perintah-Mu, tinggalkan semua larangan-Mu
Berjalan ke ujung dunia 'tuk mengajak semua manusia
'Tuk mencari cinta-Mu, wahai Kau sang pemilik surga

Dari hati ke hati
Dari pintu ke pintu
Dari kota ke kota
Menyeberangi samudra
Menebarkan cinta-Mu

Reff:
Allah, maafkan aku
Ampunilah semua dosaku
Ku berharap kasih sayang-Mu
Ku takut akan murka-Mu

Oh Allah, maafkan aku
Ampunilah semua dosaku
Ku berharap akan surga-Mu
Ku takut azab neraka-Mu

(Ya Allah, berilah hamba hidayah-Mu, ya Allah
Jadikanlah hamba sebagai asbab hidayah, ya Allah
Bagi semua mata yang memandang
Bagi semua orang yang mendengarkan suara hamba, ya Allah

Ya Allah, istiqomah-kanlah kami semua dalam dakwah
Istiqomah-kan kami dalam mencintai-Mu, ya Allah
Dalam menghidupkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
Ya Allah, ampuni kami, ya Allah
Ampuni kami semua, ya Allah)

Reff:
Oh Allah, maafkan aku
Ampunilah semua dosaku
Ku berharap kasih sayang-Mu
Ku takut akan murka-Mu

Oh Allah, maafkan aku
Ampunilah semua dosaku
Ku berharap akan surga-Mu
Ku takut azab neraka-Mu

Oh Allah, maafkan aku
Ampunilah semua dosaku
Ku berharap kasih sayang-Mu
Ku takut akan murka-Mu

Oh Allah, maafkan aku
Ampunilah semua dosaku
Ku berharap kasih sayang-Mu
Ku takut azab neraka-Mu
Share:

Minggu, 28 Agustus 2016

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 28 Agustus 2016 (Lagu Melayu, Dulu dan Kini)

Kang Maman – Lagu Melayu, Dulu dan Kini

Menikmati dendang Melayu, mengingatkan kita pada sosok sastrawan Riau yang disebut namanya oleh Mas Jarwo tadi, Raja Ali Haji, yang menulis Gurindam 12 sebagai maskawin yang diberikan kepada Engku Puteri [Raja] Hamidah yang tinggal di Pulau Penyengat, Riau.

Mengapa? Karena ciri khas musik Melayu selain renta irama yang meliuk bercengkok, juga karena syairnya bernilai susastra dan membawa pesan moral. Simak, misalnya, Pasal ke-4 dari Gurindam 12, yang sajak pertamanya merupakan syarat, sajak kedua menjadi jawab, dan persamaan bunyi di akhir:

hati itu kerajaan di dalam tubuh
jikalau zalim segala anggota tubuh pun rubuh

apabila dengki sudah bertanah
datanglah daripadanya beberapa anak panah

mengumpat dan memuji hendaklah pikir
di situlah banyak orang yang tergelincir

pekerjaan marah jangan dibela
nanti hilang akal di kepala

bakhil jangan diberi singgah
itulah perompak yang amat gagah

dan barang siapa yang sudah besar
janganlah kelakuannya membuat kasar

Itulah indahnya kesenian Melayu. Resapi dan apresiasi, maka kamu akan temukan kearifan budaya bangsamu; mutu manikam budaya yang sungguh bernilai moral nan berkilau.

Dan, Indonesia Lawak Klub tak bosan-bosannya selalu mengingatkan: Teruslah menjadi satu, harmoni dalam keberagaman budaya yang teramat kaya. Bukankah pelangi indah karena berwarna-warni? Dan Indonesia indah karena bineka? Keberagaman, sekali lagi, bukan untuk diseragamkan. Dan tidak bineka, bukan Indonesia.

Terakhir, ingat yang ditulis Raja Ali Haji dalam Pasal ke-10 Gurindam 12:

dengan bapak jangan durhaka
supaya Allah tidak murka

dengan ibu hendaklah hormat
supaya badan dapat selamat. (Maman Suherman)
Share:

Sabtu, 27 Agustus 2016

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 27 Agustus 2016 (Diskriminasi Gender di Kantor)

Kang Maman – Diskriminasi Gender di Kantor

Gender adalah suatu konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi pengaruh sosial budaya; suatu bentuk rekayasa masyarakat (social construction). Jadi, bukan sesuatu yang bersifat given (takdir) atau pemberian Tuhan (divine creation). Pendek kata, gender adalah jenis kelamin sosial, bukan jenis kelamin yang tercipta secara kodrati. Tidak dibawa sejak lahir, melainkan dipelajari melalui sosialisasi. Karenanya, jika ada sesuatu yang merugikan pihak-pihak tertentu, maka hal tersebut bisa diubah.

Lahirlah pemikiran yang tadi kita lihat dalam debat-debat. Perbedaan dan ketimpangan gender antara laki-laki dan perempuan tidak disebabkan oleh perbedaan biologis, tetapi merupakan bagian dari penindasan dari kelas yang berkuasa dalam relasi produksi atau di tempat kerja, yang juga diterapkan dalam konsep keluarga.

Hubungan suami istri tak ubahnya dengan hubungan proletar dengan borjuis, hamba dan tuan, pemeras dan yang diperas. Setidaknya tadi terdengar, ada lima bentuk yang mengakibatkan ketidakadilan gender—yang bisa dan harus diubah.

Satu, subordinasi atau penomorduaan dalam kehidupan politik.

Dua, marginalisasi atau pemiskinan perempuan dalam kehidupan ekonomi.

Ketiga, masih ada stereotype atau pelabelan negatif dalam kehidupan budaya. Salah satu contohnya, masih sering terjadinya dinomorduakannya pendidikan perempuan dibanding laki-laki.

Keempat, kekerasan terhadap jenis kelamin tertentu, umumnya terhadap perempuan yang disebabkan oleh perbedaan gender.

Dan lima, karena peran perempuan mengelola rumah tangga, maka perempuan banyak menanggung beban domestik yang lebih banyak dan lebih lama (double burden).

Lalu, apa yang diinginkan perempuan menghadapi situasi ini?

Yuanita dan Cici Panda jelas-jelas tadi mengingatkan, perempuan bukan minta diistimewakan, bukan menuntut special rights, tapi hanya menginginkan kesetaraan (equal rights). Setara, seiring; bukan didera dan digiring.

“Kita datang dari planet yang sama, bukan dari planet yang berbeda,” kata Ronal. Kita sama-sama dari bumi. Jadi, perlakukan laki-laki dan perempuan sebagai manusia.

Terakhir:
Terhadap laki-laki dan perempuan, kita harus adil sejak dalam pikiran. (Maman Suherman)
Share:

Minggu, 21 Agustus 2016

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 21 Agustus 2016 (Indonesia Mahal)

Kang Maman – Indonesia Mahal

ILK selalu mengingatkan, Indonesia adalah sekeping surga yang diturunkan Tuhan ke muka bumi. Terbentang antara Sabang sampai Merauke, antara Miangas sampai Pulau Rote, dengan 18.306 pulaunya.

Jika setiap pulau kita kunjungi tiga hari saja, perlu 150 tahun untuk menjelajahinya—atau selama dua kali lipat usia harapan hidup orang Indonesia. Jadi, setidaknya butuh hidup dua kali untuk bisa menamatkan, menelusuri seluruh pulau di negeri ini, yang di dalamnya hidup 250-an juta manusia yang terdiri dari 1.342 suku bangsa.

Indonesia adalah kepingan surga, dan surga itu memang mahal harganya. Bukan untuk dimurah-murahkan, bukan untuk orang murahan. Dengan syarat, terhadap segala keindahan surgawinya, jika berwisata ke mana pun di Indonesia, ingat tiga hal:

[1] Jangan ambil sesuatu kecuali gambar,
[2] Jangan bunuh sesuatu kecuali waktu, dan
[3] Jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak.

Dan untuk tetap membuatnya mahal dan berharga, teman-teman di ILK dari tadi mengimbau kepada penguasa negeri ini: “Perbaiki dan lengkapi semua sarana dan prasarananya, makmurkan rakyatnya, juga mari sama-sama mencintai produknya.”

Dan yang terakhir:
Jaga dan rawat keutuhannya agar tak pecah berkeping-keping. Karena kekayaan yang paling besar di Indonesia adalah kebinekaannya. Bineka (beragam), bukan untuk diseragamkan.

Jadi, sekali lagi, Indonesia itu mahal dan teramat berharga karena kebinekaannya. Sebab, tidak bineka, bukan Indonesia.

Teruslah bangga pada karya anak bangsa, dan teruslah mencintai bumi pertiwi tercinta ini. (Maman Suherman)
Share:

Sabtu, 20 Agustus 2016

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 20 Agustus 2016 (Katanya Teman, tapi ...)

Kang Maman – Katanya Teman, tapi ...

Dari dialog Kang Denny dan Kang Ronal, saya langsung teringat cerita Harun ibn ‘Abdillah, seorang ulama hadis di kota Baghdad—ia bercerita, suatu hari, saat malam beranjak larut, pintu rumahnya diketuk dari luar;

“Siapa?” tanyaku.

“Ahmad,” jawab orang dari luar dengan berbisik.

“Ahmad yang mana?” tanyaku lagi.

“Ahmad ibn Hanbal,” jawabnya, masih berbisik.

“Subhanallah, itulah guruku!” kataku.

Kubuka pintu, kupersilakan masuk, dan kulihat beliau berjalan berjingkat, seolah tak ingin terdengar langkahnnya. Saat kupersilakan duduk, ia menjaga agar kursinya tak berderit sama sekali.

“Ada urusan penting apa, Guru, sehingga dirimu mendatangiku tengah malam?”

“Maafkan aku, Harun,” kata sang guru. “Aku tahu biasanya engkau masih terjaga meneliti hadis selarut ini, maka aku pun memberanikan diri mendatangimu. Ada hal yang mengusik hatiku sedari tadi,” katanya, masih berbisik.

“Apakah itu?”

“Begini,” kata sang guru. “Siang tadi aku lewat di samping majelismu. Saat engkau sedang mengajar murid-muridmu, aku saksikan murid-muridmu terkena sinar matahari saat mencatat hadis, sementara dirimu bernaung di bawah bayangan pepohonan. Lain kali, janganlah seperti itu, Harun. Duduklah dalam keadaan yang sama sebagaimana murid-muridmu duduk.” Lalu, beliau pun berbisik lagi, mohon pamit, dan melangkah kembali dengan berjingkat-jingkat dan menutup pintu amat hati-hati.

Inilah teladan keikhlasan dan ketawadukan seorang sahabat. Begitu mulia akhlaknya dalam menyampaikan nasihat. Bisa saja ia meluruskan langsung saat melintas di majelisku siang tadi. Tapi, itu tidak dilakukannya demi menjaga wibawaku di hadapan murid-muridku. Ia juga rela menungguku hingga larut malam agar tidak ada orang lain yang mengetahuinya.

***

Itulah sahabat. Itulah teman. Tidak pernah mempermalukan. “Dan teman,” kata Cipan [Cici Panda], “bukan orang yang bisa selalu membuat masalah kita menghilang. Tetapi tidak menghilang ketika kita menghadapi masalah.”

Karenanya, teman itu harus di-eman-eman (disayang-sayang), dan jangan pernah berakhir sampai kapan pun. (Maman Suherman)
Share:

Minggu, 14 Agustus 2016

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 14 Agustus 2016 (Peraturan Ganjil-Genap)

Kang Maman – Peraturan Ganjil Genap

“Semua tanggal baik,” ujar Darto. Semua angka baik, ganjil maupun genap. Dalam Al-Qur’an, misalnya, keduanya sama-sama difirmankan-Nya di surah al-Fajr ayat 1 dan 3, “Demi fajar, dan malam yang sepuluh, dan (demi) yang genap dan ganjil.”

Jika Allah Subhanahu wa Ta’ala saja sudah bersumpah dengan sesuatu (demi genap dan ganjil), berarti menunjukkan kemuliaan dan keagungan sesuatu tersebut.

Jadi, mari saja kita sambut dan patuhi aturan genap dan ganjil dengan praduga baik, demi mengurai kemacetan yang—tadi disinggung Kang Denny—sungguh sangat merugikan.

Menurut data Litbang Kementerian PU dan Perumahan Rakyat, kerugian akibat kemacetan di Jakarta saja, 65 triliun per tahun. Belum termasuk kerugian nonekonomi seperti kondisi psikologis pemakai jalan dan berkurangnya produktivitas masyarakat akibat kemacetan.

Sekali lagi, aturan ganjil genap adalah upaya baik. Yang tidak baik, jika perilaku kita tetap ganjil. Terbiasa menyiasati peraturan dan melanggar aturan itu, saling ngebut, saling rebut di jalanan dan kehilangan sabar. Ingat, katanya tergesa-gesa itu bisikan setan. Dan akibat dari bisikan itu, di Indonesia, jalan raya adalah pembunuh terbesar nomor tiga setelah penyakit jantung koroner dan TBC. 1.000 anak dan remaja tewas di jalan raya di Indonesia setiap hari.

Jadi, mari patuhi upaya baik untuk mengurai permasalahan, hadapi aturan ganjil genap tidak dengan perilaku ganjil berupa penyiasatan dan pelanggaran seenaknya, tegakkan etika—mulai dari atas sebagai teladan, kata Danang.

Kata kuncinya ada di kalimat Cici Panda tadi:
Terhadap semua peraturan apa pun, patuhi, jangan kelabui.

Kesleboran kita, kecelakaan semua. Kesadaran kita, keselamatan semua. (Maman Suherman)
Share:

Sabtu, 13 Agustus 2016

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 13 Agustus 2016 (Fakta Pria vs Wanita)

Kang Maman – Fakta Pria vs Wanita

Kita sama tapi beda, semua sepakat. Salah satu faktanya, harapan hidup pria Indonesia rata-rata 5 tahun lebih pendek dari perempuan. Pria 68,26 tahun berbanding perempuan 73,38 tahun. Ada 10 alasan mengapa pria berumur lebih pendek—yang saya rangkum dari diskusi tadi dan ternyata memang berdasarkan data dan hasil survei.

Satu, pria susah hidup sehat karena umumnya menganut gaya hidup tidak sehat. Merokok, peninum keras, pengonsumsi narkoba, yang menjadi penyebab munculnya berbagai penyakit.

Kedua, pria lebih berperilaku agresif dan membahayakan nyawanya.

Tiga, pria lebih suka makan berlebihan yang mengakibatkan obesitas, penyebab munculnya berbagai penyakit—lihat saja bentuk perutnya yang lebih gemuk.

Empat, pria sepanjang hidupnya memproduksi hormon testosteron yang tidak menguntungkannya pada saat tua, sedangkan wanita mengalami menopause. Menopause menyebabkan produksi hormon estrogen terhenti dan menurunkan hormon seks. Perubahan ini dipercaya dapat memberikan perlindungan kematian pada para wanita.

Lima, pria lebih malas untuk tes kesehatan.

Enam, wanita adalah makhluk yang berevolusi. Ditakdirkan mampu melahirkan, yang menyebabkan tubuhnya dirancang secara genetik untuk mampu menahan perubahan fisik yang ekstrem, dan itu menjadikan perempuan lebih kuat dan sehat dibanding pria.

Tujuh, wanita mengalami kekurangan zat besi, karena selalu mengalami menstruasi bulanan. Pria sebaliknya, dan ini mempercepat penuaan pada pria, karena zat besi menyumbat arteri, meningkatkan risiko terkena stroke dan serangan jantung.

Kedelapan, banyak aktivitas pria yang menyebabkan pria lebih rentan terkena depresi dan enggan cari bantuan ketika sedih dan stres, jadi mudah melakukan bunuh diri dibanding perempuan.

Kesembilan, penyakit jantung merupakan pembunuh terbesar manusia di dunia, menyerang pria di usia 30-40, dan baru menyerang wanita di usia di atas 40 tahun.

Terakhir [10], wanita kuat sejak dari kandungan. Bayi pria mudah lahir prematur, bahkan memiliki kemungkinan meninggal lebih besar dibanding bayi wanita.

Kendati berbeda, jangan saling merendakan jika ingin menemukan kebahagiaan.
Kendati berbeda, berjalanlah seiring saling bergenggaman tangan, bukan saling menggiring.
Saling percaya, bukan saling memperdaya.
Saling mencinta, bukan saling menista.
Dan saling mencerdaskan dengan saling mengajari, bukan dengan saling membodohi.

Terakhir:
Lelaki dan perempuan punya perbedaan kebutuhan utama karena kekurangan akan hal yang berbeda, yakni: Laki-laki butuh dipercaya, perempuan butuh diperhatikan.

Kuncinya:
Mari saling percaya, dan mari saling memperhatikan. (Maman Suherman)
Share:

Minggu, 07 Agustus 2016

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 7 Agustus 2016 (Manusia vs Robot)

Kang Maman – Manusia vs Robot

Sepasang suami istri beruntung mendapatkan tiket untuk kembali ke rumah orang tuanya di kampung. Ketika naik bus, ternyata telah ada seorang wanita duduk di tempat duduk mereka. Sang istri pun bercerita;

Suami memintaku duduk dulu di sampingnya, namun tidak meminta wanita ini berdiri. Ketika kuperhatikan, ternyata kaki wanita itu cacat, barulah aku tahu kenapa suamiku memberikan tempat duduknya.

Suamiku terus berdiri. Dari awal, dia tidak memberi tanda bahwa itu adalah tempat duduknya. Setelah turun dari bus, aku berkata kepada suamiku, “Memberikan tempat duduk pada orang yang butuh memang baik, namun pertengahan perjalanan 'kan boleh memintanya berdiri agar gantian kamu yang duduk?”

Suamiku pun menjawab, “Orang lain sudah tidak nyaman seumur hidup, aku hanya kurang nyaman selama dua setengah jam saja.”

***

Apa hubungan cerita ini dengan diskusi malam ini?

Sudah banyak pekerjaan manusia diambil alih oleh robot. Apa lagi yang tidak bisa diambil alih? Seperti halnya manusia, robot bahkan sudah punya otak yang disebut mikroprosesor.

Sedari awal teman-teman di sini sadari, ternyata ada satu yang tak bisa dilakukannya—sebagaimana yang dilakukan laki-laki dalam cerita tadi; yang terus berdiri dan memberi tempat duduknya pada seseorang yang menyandang disabilitas. Karena meski sudah punya otak, robot tetap tidak punya hati, simpati, empati, dan intuisi.

Ingat, organ paling berharga dalam diri manusia—menurut ajaran agama: jika ia busuk, seluruh tubuhnya pun busuk—adalah hati.

Tiap saat kita dihadapkan untuk memilih antara memaksakan hak atau kewajiban. Namun saat kita melepaskan hak dan lebih memilih memberi dengan hati nurani (sesuatu yang tak dipunyai oleh robot), di situlah kebahagiaan sejati akan muncul.

Ingat kata Ronal:
“Robot bisa menggantikan 50 orang biasa, tapi tak bisa menggantikan satu manusia luar biasa.” Dan manusia luar biasa adalah yang punya hati nurani. (Maman Suherman)
Share:

Sabtu, 06 Agustus 2016

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 6 Agustus 2016 (Baby Sitter vs Daycare)

Kang Maman – Baby Sitter vs Daycare

Baby sitter sudah lama kita kenal; banyak yang profesional, ada juga yang seperti kata Cipan tadi, tidak menjalankan tugas dengan baik, bahkan berlaku kriminal—seperti yang beritanya dikutip di awal acara. Lalu bagaimana dengan daycare?

Tempat penitipan anak memberikan layanan pembelajaran dan pengasuhan kepada anak usia 0-4 tahun yang terpaksa ditinggal orang tuanya karena bekerja atau halangan lainnya. Filsafat pendidikan di daycare dirumuskan menjadi: Tempa—yakni upaya mewujudkan kualitas fisik anak usia dini melalui upaya pemeliharaan kesehatan, peningkatan mutu gizi, olahraga secara teratur dan terukur, serta aktivitas jasmani, sehingga anak memiliki fisik yang kuat, lincah, dan daya tahan serta disiplinnya tinggi—dan juga menjalankan fungsi mengasah, mengasih, dan mengasuh.

Mengenai baik-buruk daycare, Kathleen McCartney pernah mengatakan (ini ahli pengasuhan anak, yang menyarankan), orang tua haruslah menyadari bahwa kualitas pengasuhan orang tua adalah faktor kunci perkembangan anak. Orang tua harus berkomitmen untuk menjadi orang tua yang baik, dan mengawasi perkembangan anaknya sendiri. Apabila terpaksa memakai jasa penitipan anak, harus betul-betul melihat, apakah tempat penitipan anak itu benar-benar baik.

Penelitian di Universitas Harvard mengatakan bahwa daycare yang baik itu syaratnya adalah: penitipan anak haruslah punya dokter anak. Rasio anak dengan guru 3:1. Harus mempunyai pembantu guru selain guru utama, dan yang penting, guru dan pembantu guru harus terlatih untuk sering tersenyum, untuk berbicara dengan bayi, dan menyediakan lingkungan yang aman bagi para bayi, termasuk mainan-mainan yang merangsang tumbuh kembang anak seseuai usianya.

Poin kedua tadi kita temukan bahwa anak adalah anugerah sekaligus amanah. Jaga dan jadikan sebagai prioritas utama. Ditangani orang lain, dititipkan pada siapa pun di tempat semewah apa pun, bisa saja. Tetapi tempat terindah tetap dalam pelukan ayah-bunda.

Baby sitter bukan pengganti ibu. Daycare bukan pengganti orang tua dan rumah sendiri. Mereka hanya membantu. Jadi, baby sitter dan daycare hanya membantu, bukan pengganti orang tua.

Terhadap anak, utamakan sentuhan kasih sayang dan perawatan daripada penitipan. Besarkan dengan kasih sayang, bukan dengan kasih uang. (Maman Suherman)
Share:

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter