Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

SAPO

Lembaga Pembinaan Yatim dan Dhuafa

Kau Tak Sendiri

@_BondanPrakoso_

Selasa, 29 Desember 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 29 Desember 2015 (Indonesia Lawak Kanak-kanak)

Kang Maman Indonesia Lawak Kanak-kanak

Adik-adik, superhero yang di luar negeri itu juga ada lo di wayang Indonesia. Ini contohnya: 

Superman dengan kekuatan terbang secepat kilat, mata mengeluarkan sinar panas, dan kekuatan superhuman di atas kekuatan manusia lain, sama dengan Gatotkoco [atau Gatotkaca] yang juga mampu terbang secepat kilat, mengeluarkan sinar menyilaukan dari tubuh, dan kekuatannya melebihi manusia biasa. 

Hulk dengan tubuh raksasa, kekuatan super, kulit tebal; dan Wolverine dengan cakar adamantium-nya yang tajam itu, ada dalam sosok Bima atau Werkudoro [atau Werkudara] yang berkekuatan super, bertubuh raksasa, dan punya kuku Pancanaka yang tujuh kali lebih tajam dari pisau cukur dan bisa membabat hutan dalam hitungan detik. 

Hulk lagi yang dapat berubah menjadi raksasa berwarna hijau ketika marah, sama dengan tokoh Kresna yang menjadi raksasa ketika marah atau Yudistira yang memiliki kalung sakti yang tersimpan di balik kulit leher—yang kalau dia marah dia merabanya dan langsung berubah menjadi raksasa.

Begitu juga Aquaman yang dapat hidup dalam air, memiliki kulit kebal dan beragam senjata, sama dengan Antasena yang hidup di dalam air dengan kulit bersisik yang kebal terhadap senjata. 

Green Arrow atau Hawkeye yang luar biasa memanah, apa bedanya dengan Arjuna yang memiliki kemampuan memanah dengan presisi yang sangat sempurna. 

Thor yang punya palu raksasa, sama dengan Bima/Werkudoro yang punya Rujakpala dan senjata sakti gada bernama Bargawa, senjata sakti berupa kapak besar. 

Iron Man yang kalian sebut dan Steel yang berbaju besi, lihat tokoh Karna, bahkan dia memiliki baju perang dan anting-anting yang telah melekat di kulitnya sejak dilahirkan.

Jadi, cintai juga tokoh-tokoh asal negeri sendiri, janganlah lupa untuk jalan-jalan ke museum.

Dan untuk bapak-ibu, dengarkan mereka: “Tidak ada satu pun yang suka koruptor dan bercita-cita jadi koruptor!” Pasti sama dengan bapak dulu ketika kecil yang juga suka superhero dan anti dengan koruptor, malah ingin bercita-cita menjadi pembela kebenaran.

Jadi, ayo, bapak, dengarkan kembali suara hati kecilmu: punya cita-cita luhur.

Terakhir tadi, ada pesan anak: “Ayah-Ibu, tidak koruptor itu superhero sejati.” (Maman Suherman)

***

“Kesuksesan seseorang adalah ketika generasi selanjutnya hidup lebih baik daripadanya.” – Kang Denny (Denny Chandra)
Share:

Senin, 28 Desember 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 28 Desember 2015 (Wisata Belanja vs Wisata Alam)

Kang Maman Wisata Belanja vs Wisata Alam

Manusia modern punya dua sikap: memperjuangkan dan mengikhlaskan. Di satu sisi berjuang untuk mengatur dan menguasai (bekerja keras untuk eksistensi diri), di sisi lain membiarkan dan mengizinkan semua berlangsung: membebaskan diri, itulah wisata.

Bukankah dunia kerja adalah penjara menyeramkan jika di dalamnya tak ada jeda bernama liburan?

Bukankan kalimat menjadi tak sempurna jika tak ada spasi antarkata?

Yang unik, liburan dalam bahasa latin disebut “momen sekolah”. School; momen mempelajari dengan hati lapang makna manusia dan dunia—Marischka Pru menyebutnya sebagai momen untuk membangkitkan rasa syukur.

Dan dalam bahasa latin, liburan jugas dimaknai sebagai leisure (pelesir); memberi izin pada diri untuk berjiwa bebas dan bisa menikmati waktu, termasuk—kata Miss Jinjing—berjiwa bebas untuk berbelanja di berbagai sudut dunia mana pun.

Dan intinya, wisata jajan atau alam, jinjing kebahagiaan, jangan jinjing penderitaan.

“Lakukan wisata dengan cerdas,” kata Ronal. Dengan prinsip: Menabung untuk liburan, bukan liburan untuk pulang menanggung utang.

Terakhir, nikmatilah liburan dalam kebersamaan, karena detik yang berlalu akan menjadi kenangan. Jangan pernah meremehkan kebersamaan, sebelum waktu mengajarimu arti sebuah kehilangan—dan kamu hanya bisa menyalahkan keadaan.

Lalu, bagaimana dengan yang masih sendirian?

Saat liburan, jangan bawa kenangan tentang mantan. Agar liburanmu tetap “bernyawa”, penuh kenangan, dan tak cuma berisi genangan air mata. Buka pintu hatimu, karena alam kerap memberikan kejutan.

Liburan, bisa mendatangkan yang jauh lebih baik dari makhluk bernama mantan.

Selamat berwisata, jinjing kebahagiaan! (Maman Suherman)
Share:

Selasa, 22 Desember 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 22 Desember 2015 (Ibu, Malaikat Pelindungku)

Kang Maman Ibu, Malaikat Pelindungku

Malam ini seperti membaca buku harian seorang ibu tentang anaknya.

Saat menikah, tak pernah terpikir bakal punya anak seperti apa, bagaimana merawat dan membesarkannya, bagaimana membiayai pendidikannya. “Jalani saja,” kata ibuku.

Kata orang, saat melahirkan, ibu mengalami rasa sakit setara dengan 20 tulang patah bersamaan—melebihi rasa sakit yang mampu ditanggung oleh laki-laki mana pun di dunia ini. Tetapi ketika aku melahirkan, hampir aku menyerah. Namun, demi melihatnya lahir dan hidup ke dunia, aku terus berjuang melawan ancaman ketakutan akan kematian itu.

Pertama kali melihatnya, air mataku tetes menitik sekaligus bangga, dan bersumpah untuk membesarkannya dengan kedua tanganku—seberat apa pun dan sesulit apa pun.

Tak mudah membesarkan anak. Dia bandel sekali ketika kecil, suka bermain lupa waktu, tidak mau makan kecuali disuapi olehku, susah disuruh mandi, susah dibujuk tidur waktu malam, kadang marah dan membentak padaku. Bahkan kadang, dia mengejekku, kadang juga dia menghinaku.

Ketika besar, dia merasa dirinya terlalu dibatasi. Tidak boleh ini dan itu, menganggapku terlalu kolot, ketinggalan zaman, tidak pernah bisa mengerti apa maunya. Bahkan untuk jalan bersama pun, anakku kerap seperti orang yang malu beriringan dengan seorang perempuan tua yang tertatih, berbusana ketinggalan zaman, dan bau minyak angin. Dia berjalan jauh di depan dan aku di belakang ditemani seorang suster.

Jujur, kadang sakit hati sekali diriku ini. Tapi mengingat ketika pertama kali menggendongnya, ketika melahirkannya, semua sakit ini hilang seketika. Dia anakku, anak kesayanganku. Jadi, apa pun, aku cinta padamu, anakku. Karena kaulah yang menguatkanku, membuatku mau bekerja keras seharian, tak takut luka, duka, derita, dan sakit.

Karena kehadiranmulah aku merasa berarti, apalagi bila mendengarmu memanggilku: ibu.

Ibu mungkin sudah tua; badan sudah sekarat, kerutan muka sudah banyak, perjalanan usiaku tidak lama lagi. Anakku, jika kamu bekerja sangat keras, tidak perlu sampai memberikan istana yang mewah, atau uang yang bertumpuk. Gunakan dan simpan untukmu saja.

Ibu hanya berharap kamu mau menyisihkan sedikit saja waktumu untuk menemani masa-masa tua ibu; bisa di samping ibu, berbincang dengan ibu, itu sudah cukup bagi ibu.

Ibu bangga denganmu, nak, dan maafkan jika ibu pernah memarahimu, melukaimu, melarangmu. Percayalah, semata karena ibu ingin kamu baik. Ibu cinta padamu dari dulu, sekarang, dan selamanya.

***

Dan ibu, di dalam kata ‘mOtHER’ ada kata ‘HERO’. Karena ibu memang seorang pahlawan sejati.

Hatimu ibu adalah tempat teristimewa, di mana kami (anak-anakmu) selalu menemukan rumah dan surga sejati.

Selamat Hari Ibu, peluk dan sayang untukmu selalu, ibu. (Maman Suherman)
Share:

Senin, 21 Desember 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 21 Desember 2015 (Komersil vs Idealis)

Kang Maman Komersial vs Idealis

Major label atau Indie, major label versus indie, sering didikotomikan sebagai band yang bernaung di bawah label besar (industri mapan), versus band yang berbasis pada Do It Yourself; merekam, mendistribusikan, dan promosi dengan uang sendiri. Jadi, yang beda adalah industrinya, bukan sebuah paradoks komersial versus idealis.

Dan indie bukan fenomena baru. Tahun 1976 sudah ada Guruh Gipsy, yang oleh banyak pengamat musik disebut album indie pertama Indonesia. Dan kemudian, Pas Band mempopulerkannya kembali pada tahun 1993, dengan 5.000 kopi albumnya yang ludes terjual.

Dan sebelum itu, aliran indie disebut band underground. Kalau Koes Plus langsung dikontrak label Remaco, berbeda dengan God Bless di Jakarta, AKA [Apotik Kali Asin] di Surabaya, Giant Step dan Superkidz di Bandung, atau Bentoel di Malang, dan Terncem di Solo yang underground.

Tetapi yang pasti, indie atau major label, lagu-lagu mereka adalah karya seni; produk olah pikir yang sama-sama bermuara di hati. Bagindas, misalnya, lewat lagu Di Hatiku Ada Namamu ada lirik:

“Bila saja engkau tahu
di hatiku ada kamu
Bila saja kau mengerti
tiap waktu ada kamu

Aku tak bisa dustai hatiku
Untuk munafiki semua rasaku”

Sementara Sore lewat lagu Aku bertutur:

“Ku merenung, ku merenung
kenali hati
Ku melaju, ku melaju
menyelami hati”

Jadi, sekali lagi, karya seni—termasuk lagu—ukurannya bukan semata-mata materi, tapi hati. Harus merasuk ke hati pendengarnya, dan yang lebih utama: harus memuaskan hati penciptanya dan pelantunnya sendiri.

Jadi, kunci seni adalah satu: hati. Dan tak perlu mempertentangkan hati, sebagaimana tak perlu mempertentangkan selera. Yang harus ditentang dan dilibas bersama satu: PEMBAJAKAN! (Maman Suherman)
Share:

Minggu, 20 Desember 2015

Lirik Lagu Fade2Black - Saat Hujan (feat. Audrey GAC)

Fade2Black – Saat Hujan (feat. Audrey GAC)

Audrey:
Ku tumbuh berbunga
Harum dan berwarna
Karena kau hujaniku

Ku tumbuh dewasa
Dan tambah percaya
Kau hujaniku 

Fade2Black:
Aku merangkai banyak hal dari setetes racun
Seperti butiran embun di permukaan daun
Menceritakan banyak hal dari ratusan pantun
Membuang pedoman 'tuk tentukan mana buruk mana santun

Meskipun jatuh dari angkasa
Partikel hydrometeor sentuh bumi basahi jiwa
Jadi, air ini punya tujuan ketika turun
Memberi harapan di setiap tetes mengalun

Ini waktu yang tepat untuk kita bertemu
Saat air langit menutup jejak rindu
Basahmu redakan ragam letupan emosi yang terjebak
Sejak langit lupa akan bumi
Saat hujan (saat hujan)

Apa kabarmu?
Lesung roman bersinar di lidah yang kaku
Bahagia mengalir di deras air yang turun
Menyamarkan air mata yang telah lama mengalun 

Audrey:
Ku tumbuh berbunga
Harum dan berwarna
Karena kau hujaniku

Ku tumbuh dewasa
Dan tambah percaya
Kau hujaniku

Kau basahi aku, hujani aku
Kau basahi aku, hujani aku 

Fade2Black:
Kau yang s'lalu dalam penantianku
Hadir saat awan berubah kelabu
Perlahan kaujatuhkan butiran air satu per satu
Kubiarkan dia mengalir
Saat hujan (saat hujan)

Apa kabarmu?
Kaubasuh tubuhku yang penuh peluh
Alirkan airmu pada nadi yang keruh
Hingga ku jadi sosok yang berani dan tangguh 

Audrey:
Ku tumbuh berbunga
Harum dan berwarna
Karena kau hujaniku

Ku tumbuh dewasa
Dan tambah percaya
Kau hujaniku

Kau basahi aku, hujani aku (saat hujan)
Kau basahi aku, hujani aku (saat hujan) hooo 

Fade2Black:
Liar
dan terinjak kelam
Saatnya datang yang dinanti ... lagi
Layaknya terlahir kembali

Aku pun begitu mendamba pelangi
Karena sepanjang kunikmati hujan
Aku berharap matahari biaskan rinaimu
Ciptakan pelangi indah untukku
Ini hujanku 

Audrey:
Ku tumbuh berbunga
Harum dan berwarna
Karena kau hujaniku

Ku tumbuh dewasa
Dan tambah percaya
Kau hujaniku

Kau basahi aku, hujani aku (saat hujan) hooo
Kau basahi aku, hujani aku (saat hujan) hooo

(basahi aku) (hujaniku hujani)
(basahi aku) (hujaniku hujani)
(basahi aku) (hujaniku hujani)
(basahi aku) hooooo ... hyeeeee
Share:

Selasa, 15 Desember 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 14 Desember 2015 (Kerja Sendiri vs Kerja Tim)

Kang Maman Kerja Sendiri vs Kerja Tim

Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Ia bisa berkarya seorang diri, sekaligus bisa berkarya bersama-sama.

Dan kita percaya, sebatang lidi tak akan sanggup meyapu halaman rumah. Tetapi jika berbatang-batang lidi terikat satu sama lain, membentuk sapu, saling isi saling melengkapi, halaman rumah pun dengan mudah bisa terbersihkan. 

Kita memang terlahir sendiri, tetapi saat berpulang, tak mungkin bisa mengubur diri sendiri. Namun, sendiri atau bersama-sama, teringat satu nasihat:

Manusia (atau perusahaan) yang paling mulia, tak harus berstatus ‘yang mulia’ di mata manusia. Apa gunanya dikenal di bumi, tapi tak dikenal di langit?

Tetapi individu (atau perusahaan) yang paling mulia, adalah yang bermanfaat bagi sesamanya dan bagi lingkungannya.

***

Selamat ulang tahun yang ke-14 Trans Media
Teruslah bertransformasi
Detik demi detik
Menit demi menit
Hari demi hari
Menjadi semakin lebih baik.

Satu dalam kebersamaan,
Bersama dalam satu tujuan
Tebar manfaat bagi masyarakat dan negeri tercinta
Dan
Semakin menjadi Inspirasi negeri
INDONESIA!!!!!

(Maman Suherman)
Share:

Selasa, 08 Desember 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 8 Desember 2015 (Pria Metroseksual vs Pria Macho)

Kang Maman Pria Metroseksual vs Pria Macho

Jantan anugerah, tampan juga karunia. Karenanya, menjaga kejantanan dan ketampanan adalah keharusan, sebagai tanda mensyukuri pemberian Tuhan. Bukan untuk disombongkan, karena apa yang bisa disombongkan oleh manusia, sementara kain kafan kita pun sedang dirajut dan bertambah detik demi detik hingga sempurna saat kematian tiba?

Karenanya, yang paling utama, jantan itu bukan yang bisa menaklukkan harimau, tapi yang mampu menaklukkan hawa nafsu. Tampan, bukan semata mampu menaklukkan kaum hawa, tapi yang mampu menaklukkan hawa nafsu. Dan jantan dan tampan, itu baru terasa jika ia mampu menahan amarah, pada saat sebenarnya ia boleh untuk marah.

Juga harus diingat:

Tampan dan jantan itu berdurasi, ada akhirnya. Hanya yang baik hati dan menyejukkan hati yang akan abadi dalam kenangan.

Dan buat yang tidak merasa tampan atau jantan:

Duniamu tidak akan mati jika kamu disebut tidak tampan atau tidak jantan. Tetapi, duniamu akan betul-betul mati jika kamu sibuk mencela dirimu sendiri.

Terakhir, buat perempuan:

Silakan, carilah pasangan yang jantan, tampan, hartawan, dermawan, atau gentleman. Tetapi di atas segalanya, carilah yang beriman! (Maman Suherman)
Share:

Senin, 07 Desember 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 7 Desember 2015 (Emoticon Mewakili Perasaan?)

Kang Maman Emoticon Mewakili Perasaan?

Dalam alur komunikasi yang memanfaatkan media internet, terutama pesan teks, sulit sekali melepaskan diri dari penggunaan emoticon atau emosikon dalam bahasa Indonesia (?). Karena kita dan lawan bicara tidak bisa saling menunjukkan dan memperhatikan mimik saat mengutarakan sesuatu. Emosikon pun kemudian disisipkan agar teks mengandung emosi. Namun, tahukan siapa yang pertama kali memperkenalkan emosikon?

Ada versi yang mengatakan, sudah sejak lama, sejak era Morse (tahun 1800-an). Namun Wall Street Journal, pernah memublikasikan bahwa orang pertama yang membuat emosikon sederhana adalah Scott Elliott Fahlman. Yang bermula ketika terjadi pemberitaan palsu tentang jatuhnya air raksa di sebuah Universitas Carnegie Mellon. Dari situlah, pada tanggal 19 September 1982, lahir dua emoticon yang sangat sederhana. Emosikon ‘:)’ yang menggambarkan berita itu cuma lelucon belaka, atau ‘:(’ kabar serius.

Dan kemudian, dari sanalah berkembang berbagai emoticon menjadi emoji. Sticker, yang dipopulerkan oleh aplikasi chatting LINE, juga berpangkal dari penemuan Fahlman tersebut.

Jadi, emosikon adalah icon yang menggambarkan suasana hati, yang ditampilkan dalam komunikasi online yang menjadi pembeda, apakah itu serius atau cuma bercanda. Tetapi yang jauh lebih penting, kata Ronal, apakah orang yang dituju (dikirimi) info plus emosikon itu punya pemahaman yang sama tentang icon itu.

Kunci komunikasi kan jelas: Penyampai dan penerima mesti berada dalam satu frekuensi dan pemahaman yang sama. Bayangkan, kalau tidak, akan terjadi mispersepsi atau miskomunikasi. Misalnya, saat serius dimaknai bercanda; saat sedih yang penuh uraian air mata, dimaknai tertawa bahagia sampai keluar air mata. Itu akan berakibat rusaknya jagat pergaulan dan silaturahmi.

Jadi, silaturahmi tatap muka jauh lebih bermakna dan diyakini lebih memperpanjang usia. Sementara emosikon, semata hanya ikon emosi, hanya ikon yang berupa benda mati tanpa hati. Jadi, jangan gara-gara emosikon, emosi semakin bertambah. (Maman Suherman)
Share:

Selasa, 01 Desember 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 1 Desember 2015 (Ojek Online vs Ojek Pangkalan)

Kang Maman Ojek Online vs Ojek Pangkalan

Tadi ada yang membandingkan opang atau olin (ojek pangkalan atau ojek online), seperti perbandingan antara paguyuban dan patembayan. Tetapi pada dasarnya sama: melayani pelanggan dari satu titik tumpuan menuju ke satu titik tujuan. “Pemenangnya” adalah siapa yang mampu memberi pelayanan maksimal—kata Cak Lontong—yang memberi kepuasan kepada pelanggan.

Kepuasan pelanggan tercapai andaikan ada 4-AN:

Pertama, pelanggan mendapatkan kemudahAN. Kedua, sebagai raja, konsumen atau pelanggan harus mendapatkan keuntungAN. Dan penyedia jasa harus siap jadi “keset” atau “talenan” bila terjadi ketidakpuasan pelanggan, bukan malah dilawan dengan berjuta alasan. Ketiga, pelanggan butuh solusi, mendapatkan semaksimal mungkin bantuan dan kepastiAN. Dan nomor satu yang dibutuhkan, dua sisi dari satu mata uang adalah: kepercayaan dan kejujurAN.

Dua teman di samping saya mengatakan—dan membisikkan, ada dua hal yang sederhana tapi jangan dipandang enteng: senyuman tukang ojek dan tidak bau badan.

Terakhir, kepada penyedia jasa layanan opang atau olin, yang hebat itu yang bisa memecahkan “misteri” yang tidak mudah ini, yakni: produsen kerap bahkan selalu berpegang pada prinsip, “Kami tidak mungkin bisa memuaskan setiap orang.” Tetapi ingat, setiap orang akan selalu mengatakan, “Saya orang yang harus kamu puaskan.”

Dan di atas segalanya, opang atau olin, carilah rezeki yang halal, setelah menunaikan yang fardu. Maka kamu akan dicintai penghuni bumi dan penghuni langit, karena Tuhan tak membedakan pangkalan atau online. Dan tidak pernah salah alamat dalam mengirimkan dan mengantarkan rezeki-Nya; selalu tepat sampai kepada tujuan, dan tidak maju atau mundur sedetik pun. Itulah inti dari jasa pengantaran. (Maman Suherman)
Share:

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter