Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

SAPO

Lembaga Pembinaan Yatim dan Dhuafa

Kau Tak Sendiri

@_BondanPrakoso_

Jumat, 27 Februari 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 27 Februari 2015 (Uangmu Uangku)

Kang Maman Uangmu Uangku

Kesannya ringan temanya, tapi ternyata poinnya tidak ringan. Ada 2 poin, ini untuk suami. Yang pertama (buat suami), sabda Rasul, “Jika seorang muslim mengeluarkan nafkah untuk keluarganya, sedang dia mengharap pahalanya, maka nafkah itu adalah sedekah baginya.” Itu hadis yang pertama tadi saya tangkap.

Hadis yang kedua, Rasul juga bersabda, “Laki-laki mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya. Dan sebaik-baiknya kalian (lelaki), adalah yang paling baik terhadap istrinya.” (H.R. Tirmidzi). Jadi, jangan hitung-hitungan kalau memberi sesuatu kepada istri dan anak karena itu tidak pernah sia-sia di mata Tuhan.

Dan tidak cuma dalam soal memberi biaya hidup. Karena kalau kita mengaku mau meneladani Rasul, Aisyah pernah ditanya, “Apa yang dilakukan Rasul ketika di rumah?” Dengan tenang Aisyah menjawab, “Beliau membantu pekerjaan istrinya.” Jadi, beliau tidak pernah sungkan-sungkan untuk melaksanakan pekerjaan istrinya.

Jadi, laki-laki yang baik adalah yang menafkahi istri, ringan tangan membantu istri, dan yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya, dan yang paling sempurna dan sebaik-baiknya adalah yang paling baik terhadap istrinya. Itu poinnya. Dan jadinya, suami harus ingat: Kalau pulang bawalah hasil, bukan bawa alasan, apalagi bawa masalah. Itu poin pertama.

Yang kedua, buat istri, gaji—besar atau kecil—yang diupayakan suami dengan sepenuh daya upayanya jika diumbar-umbar untuk gaya hidup akan bikin bahaya, tapi jika dikelola, diterima dengan senyum, dilaksanakan dengan penuh syukur, akan bikin hidup tenang. Persis kata Fitrop [Fitri Tropica], “Gaji yang datangnya bulanan, gunakan sebaik mungkin dengan senang agar rumah tangga tidak jadi bulan-bulanan.” Kata kunci terakhir: Saling percaya. (Maman Suherman)
Share:

Kamis, 26 Februari 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 26 Februari 2015 (Beratnya Harga Beras)

Kang Maman Beratnya Harga Beras

Pemerintah dan anggota DPR menyebut angka kebutuhan beras nasional sekitar 32 juta ton per tahun. Sementara hasil produksi kita saat ini tercatat 35 juta ton per tahun. Pertanyaannya, stok lebih banyak, kok harga naik?

Tadi sudah disindir oleh Okky, jadi, jangan pernah mempermainkan nasib rakyat menjadi lebih berat dengan mempermainkan harga beras sehingga rakyat makin susah mendapatkan nasi, makin susah mengonsumsi nasi, hanya demi agar keran impor dibuka kembali. Ini adalah permainan yang harus jadi perhatian kita.

Ingat, suara rakyat [adalah] suara Tuhan. Memain-mainkan rakyat, sama dengan memain-mainkan ....... (silakan isi sendiri titik-titiknya). Dan jangan sampai rakyat kemudian menyumpah: Siapa sengsarakan rakyat, siapa memain-mainkan harga beras, hidupnya akan berat dan naas! (Maman Suherman)
Share:

Rabu, 25 Februari 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 25 Februari 2015 (Mau Sehat Malah Sakit)

Kang Maman Mau Sehat Malah Sakit

Di negeri ini, ada pernyataan yang sangat satire—bahkan cenderung sarkastis. Kalau tidak mau apes di Indonesia, ada 3 yang tidak boleh: [1] Jangan miskin! [2] Jangan sakit! [3] Apalagi sudah miskin sakit. Karena yang bisa beli obat dan bisa bayar perawatan saja pun, belum tentu kembali sehat.

Jadi, mengingat sakit dan segala risikonya, sejatinya membuat kita semakin menghargai arti hidup sehat. Saat sekarang tidak lagi disebut ‘4 sehat 5 sempurna’, tapi ‘perilaku hidup bersih dan sehat’. Jadi, sebagaimana cinta, sakit itu bisa datang tanpa diundang, dan sehat itu bisa pergi tanpa permisi. Jadi, sebagaimana cinta, jaga dan rawat kesehatanmu! (Maman Suherman)
Share:

Selasa, 24 Februari 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 24 Februari 2015 (Kontes Cantik Dunia)

Kang Maman Kontes Cantik Dunia

Kalau kamu tidak ikut lomba kecantikan, tidak berarti kamu tidak cantik. Sama dengan kalau kamu tidak ikut lomba Mister International, tidak berarti kamu tidak ganteng. Karena pada dasarnya, semua manusia cantik dan ganteng. Bukankah kodrat manusia adalah ciptaan Tuhan paling sempurna? Itu yang pertama.

Yang kedua, saya mau nanya—terakhir, apakah barang antik mahal? Sangat mahal. Di dalam kata ‘cantik’ itu ada kata ‘antik’. Jadi, cantik itu adalah sesuatu yang mahal, tidak murahan, tidak mauan,  dan tidak di umbar-umbar. Dan kata kuncinya adalah: moral.

Dan seperti kata Okky tadi, “Wajah cantik membuat orang jatuh cinta,” kepribadian cantik, insya Allah akan membuat orang selalu berada dan setia di sisimu. (Maman Suherman)
Share:

Senin, 23 Februari 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 23 Februari 2015 (Mundurnya Moralitas)

Kang Maman Mundurnya Moralitas

Dari beberapa perbincangan, kita dapatkan beberapa poin. ‘MORAL’, moral itu tidak cuma sebatas oral; tidak sebatas ucapan atau lisan, tapi satunya kata dengan perbuatan baik. Anak sebagai orang yang akan kita didik, dan orang tua sebagai pendidik utama, tidak cukup dengan memberikan ucapan, tapi dia harus memberikan contoh dan teladan yang baik. Itu poin pertama yang kita dapat.

Yang kedua, betul kata Ronal tadi, “Teknologi kita yang dapatkan, kita yang ciptakan, kita dong yang kendalikan. Jangan sebaliknya.” Karena kalau TEKNOLOGI yang mengendalikan kita, moral kita bisa menjadi nol, bahkan minus. Dan justru kalau kita yang mengendalikan, maka teknologi akan memberikan kita ‘logos’; memberikan kita ilmu.

Orang yang berilmu adalah orang tahu antara baik dan buruk, tahu mana yang salah dan mana yang benar, bukan orang yang mencari pembenaran terhadap hal yang salah dan hal yang buruk.

Dan buat Okky dan yang belum menikah: Daripada ciuman, lebih baik KISS; kuatkan iman dan sebarkan salam (perdamaian). (Maman Suherman)
Share:

Jumat, 20 Februari 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 20 Februari 2015 (Anak Mami)

Kang Maman – Anak Mami

Tubuh manusia itu hanya bisa tahan sampai dengan 45 del atau 45 unit rasa sakit. Tapi saat seorang ibu melahirkan, itu tubuhnya sampai merasakan 57 del (unit) rasa sakit. Itu seperti merasakan 22 tulangnya patah dalam waktu bersamaan.

Jadi, bisa kita bayangkan rasa sakit karena cintanya ibu untuk melahirkan kita. Sehingga pantaslah kalau ada anak yang menjadi ‘anak ibu’, atau menjadi anak ‘bapak’ karena melihat bapaknya sampai terbungkuk, tulangnya sampai patah untuk membesarkan.

Kendati demikian, semua sepakat bahwa pertentangan antara anak dan orang tua bisa saja terjadi. Lalu bagaimana harus bersikap, tadi disebut oleh Ust. Wijayanto (kalau nggak salah dasarnya dari Qur’an surah Lukman): Sekalipun kita berbeda sangat mendasar, bahkan perbedaan agama sekalipun, kita harus memperlakukan orang tua kita dengan cara yang makruf (dengan cara yang baik). Itu poin pertama.

Poin kedua, yakinlah bahwa pilihan orang tua kadang berbeda karena dia tidak mau anak yang dilahirkan dengan penuh perjuangan itu ketika keluar rumah tergelincir, terluka, atau sakit. Tetapi di sisi lain, orang tua juga harus sadar bahwa jangan sampai “memborgol” kedua kaki anak ketika hendak keluar. Jadi, tetap harus ada jalan tengah di situ.

Nah, terlepas dari itu, jika perbedaan tetap ada—tadi ditekankan lagi—jangan sampai cinta itu dilukai dengan kata-kata kasar dan sumpah serapah karena kata-kata itu mengandung energi doa. Jangan sampai doa menjadi hambatan dan melukai kita.

Terakhir, kita harus tetap ingat, anak ke surga, salah satu kuncinya adalah doa orang tua. Dan sebaliknya, doa anak adalah salah satu dari tiga pahala yang tidak putus untuk ibunya [dan kedua orang tua] meski karena kematian. (Maman Suherman)
Share:

Kamis, 19 Februari 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 19 Februari 2015 (Oriental Night)

Kang Maman – Oriental Night

Imlek adalah perayaan tahun baru. Waktunya untuk bersyukur atas rezeki yang diberikan di tahun sebelumnya, dan dengan penuh pengharapan berharap mendapat rezeki yang berlebih dan bisa ditabung di tahun mendatang, yang disimbolkan dengan ‘ikan’. Berharap mendapatkan keuntungan lebih, yang disimbolkan dengan ‘jeruk’. Dan berharap keluarga tetap lengket (mesra dan manis), yang disimbolkan dengan ‘kue keranjang’. Itulah simbol-simbol yang menarik.

Dan pada saat imlek, yang tua memberikan kasih sayangnya kepada yang muda dalam bentuk angpau, dan yang muda memberikan bakti (menghormati) orang tuanya dengan pai-pai (menggerakkan tangannya) sebagai bentuk bakti. Itulah indahnya keberagaman, Bhinneka Tunggal Ika.

Dan di dalam tulisan ‘IMLEK’ ada ‘ILK’. Semoga berkah dan rahmat di imlek, juga tercurah buat keluarga besar ILK [Indonesia Lawak Klub] dan penonton ILK di seluruh nusantara.

Selamat tahun baru, selamat tahun baru imlek 2566, Gong Xi Fat CaiXin Nien Kuai Le, Wan Se Ru Yi, Sen Thi Chien Kang. Semoga senantiasa diberikan kesehatan, damai sejahtera dalam rumah tangga, dan sukses selalu, aamiin. (Maman Suherman)
Share:

Rabu, 18 Februari 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 18 Februari 2015 (Pro Kontra Hukuman Mati)

Kang Maman Pro Kontra Hukuman Mati

Bagi yang tidak setuju hukuman mati, ada sejumlah alasan yang mendasarinya. Pertama, negara dianggap tidak punya hak untuk mencabut nyawa orang. Juga, sering dilakukkannya secara diskriminatif soal penghukuman, dan sungguh tidak terbayangkan tidak adanya ruang eror dalam penegakan hukum dan penjatuhan pidana mati. Ruang untuk keliru masih terbuka lebar, sementara pidana mati tidak bisa di-undo (tidak bisa dikoreksi). Koreksi tak bisa membuat nyawanya kembali.

Dan sejak abad ke-18, dalam ilmu kepenjaraan diyakini, yang membuat orang gentar berbuat jahat bukan pada berat ringannya pidana, tapi kepada kepastian penegakan hukum—terlepas dari soal berat dan ringan. Dan pidana mati, kerap hanya diciptakan untuk menciptakan persepsi “negara hadir”, padahal sebaliknya, adalah indikasi negara yang tidak bisa mikir tentang pencegahan kejahatan yang efektif.

Di sisi yang berhadapan, banyak anggota masyarakat yang geram karena makin banyaknya korban karana narkotika. BNN mencatat, setiap hari 40 sampai 50 orang tewas sehari di Indonesia karena narkoba. Karenanya dianggap sudah sebuah kejahatan luar biasa, dan harus dengan tindakan penjeraan luar biasa, yakni hukuman mati.

Terlepas dari pro kontra itu, peringatan buat siapa pun: Jangan jadikan negara Indonesia yang berdaulat ini sebagai ladang dan tempat menebar narkoba, yang membuat anak bangsa mati mengenaskan.

Dan sebagai negara berdaulat, kita harus yakin dan memberdayakan bahwa kepastian penegakan hukum adalah kunci. Dan yang tak boleh dilupakan oleh negara berdaulat, bukan cuma soal hukuman mati, tapi soal matinya hukum. (Maman Suherman)
Share:

Selasa, 17 Februari 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 17 Februari 2015 (KPK vs Polri)

Kang Maman KPK vs Polri

Teman-teman di sini semua sepakat, kami ingin kepolisian yang hebat dan polisi yang luar biasa, yang amanah, dan tentu saja anti korupsi. Dan kami sangat percaya, ada dan masih sangat banyak polisi yang seperti itu.

Kami juga ingin KPK yang hebat, yang orang-orangnya luar biasa, yang memperjuangkan pemberantasan korupsi tanpa dijadikan alat tawar-menawar.

Di atas semua itu, kata Okky dan teman-teman tadi, ada satu kata kunci: Tidak ada kompromi buat korupsi dan koruptor. Kenapa? Saya jadi teringat puisi K.H. Mustofa Bisri. Gus Mus bilang begini:

“Bila karena merusak kesehatan,
rokok kalian benci
Mengapa kalian diamkan
korupsi yang merusak nurani

Bila karena memabokkan,
alkohol kalian perangi
Mengapa kalian biarkan korupsi
yang kadar memabokkannya
jauh lebih tinggi?

Dan bila karena najis,
babi kalian perangi
Mengapa kalian abaikan korupsi
yang lebih menjijikkan
ketimbang kotoran seribu babi

Ada apa dengan kalian?”

Ada apa dengan Indonesia?

Intinya, kami ingin #SavePolri, #SaveKPK, tapi di atas segalanya: #SaveIndonesia. Dan Tuhan, jangan pernah bosan mencintai negeri ini agar ibu pertiwi bisa tersenyum kembali. (Maman Suherman)
Share:

Senin, 16 Februari 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 16 Februari 2015 (Antisipasi Kriminalitas)

Kang Maman Antisipasi Kriminalitas

Tadi ada beberapa poin yang menarik sebenarnya bahwa kecelakaan lalu lintas di Indonesia itu adalah penyebab kematian terbesar ketiga setelah penyakit jantung koroner dan tuberkulosis. Setiap hari di Indonesia, di jalan raya, ada 1.000 anak dan remaja meninggal—setiap hari. Dan itu angkanya akan menjadi bertambah besar kalau kita gabung dengan korban-korban kejahatan di jalan raya; pembegalan, perampasan motor, harta, dan lain-lain. Itu yang pertama.

Yang kedua tadi, kenapa perempuan kita ajarkan beladiri? Di Indonesia, sejak 10 tahun terakhir, ada 20 perempuan menjadi korban kekerasan setiap hari, dan 12 di antaranya adalah diperkosa. Dan korban paling muda yang diperkosa di Indonesia, seorang bayi berumur 8 bulan.

Nah, yang membuat kita miris, menurut data Komnas Perlindungan Anak, korban anak-anak itu setiap tahunnya mencapai 3.339. 62% di antaranya korban kejahatan seksual. Dan yang menyedihkan, 16% itu pelakunya anak-anak umur 14 tahun (pelakunya juga anak-anak). Jadi, anak-anak umur 14 tahun Indonesia sudah mencuri, membegal (kasus pembegalan motor yang terakhir), narkoba, dan perkosaan.

Jadi, poinnya ada 3 tadi kita tangkap:

Negara jangan cuma pedulilah urusan KPK atau Polri, tapi juga peduli pada rakyat. 1.000 anak setiap hari meninggal di jalan raya. Itu yang pertama.

Yang kedua, pendidikan yang paling utama adalah di rumah. Orang tua jangan cuma membekali anak latihan beladiri misalnya supaya tidak jadi korban, tapi juga mengajarkan karakter supaya tidak jadi pelaku. Anak harus diajarkan sejak dini bahwa berbuat jahat tidak cuma mencelakakan orang lain, tapi juga mencelakakan diri sendiri dan masa depan.

Dan yang terakhir: Kalau kita menyalakan lampu untuk orang, kita juga akan ikut mendapat terang; tapi kalau kita memadamkan lampu kehidupan buat orang, kita juga akan merasakan gelap gulitanya. (Maman Suherman)
Share:

Jumat, 13 Februari 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 13 Februari 2015 (Modern Wife, Ideal kah?)

Kang Maman Modern Wife, Ideal kah?

Bicara istri modern, mengingatkan saya pada sosok perempuan di zaman jahiliah. Saat itu perempuan dikucilkan, tidak dihargai, apalagi kalau berstatus janda. Tapi ada satu janda yang bisa menjaga harga diri, kehormatannya, dan dia menjadi wanita modern saat itu; jadi saudagar yang kaya. Khadizah namanya.

Kalau laki-laki datang untuk melamar, berapa pun mau ngasih duit, dia tidak memilih laki-laki karena hartanya, tapi dia lebih memilih laki-laki karena akhlaknya. Sehingga dia menikahilah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan meski dia seorang saudagar kaya, dia tidak pernah merendahkan Muhammad; dia justru taat dan patuh pada Muhammad. Ini contoh perempuan modern; dia lebih kaya, tetapi dia tetap menjaga harga diri suaminya.

Jadi, wanita modern itu bukan yang maksa minta rumah di Menteng, bukan yang mentereng penampilannya, tapi yang mentereng dan terang hati dan jiwanya sehingga bisa menyinari keluarga dan rumah tangganya.

Perempuan yang mulia, laki-laki yang mulia, adalah yang memuliakan pasangannya. (Maman Suherman)
Share:

Kamis, 12 Februari 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 12 Februari 2015 (Edit-Edit Edan di Media Sosial)

Kang Maman Edit-Edit Edan di Media Sosial

Ada 2 poin yang menarik:

Kreatif itu sangat positif, jangan disulap menjadi kere moral yang aktif berbuat negatif.

Kemudian, pelaku edit-edit edan, mungkin sukses merusak nama baik dan harga diri orang lain, tapi ia sungguh tak bernilai di mata siapa pun.

Saya jadi teringat kalimat Einstein, “Dalam bidang apa pun, berusahalah bukan untuk menjadi sukses, tetapi untuk menjadi bernilai.”

Dan poin paling penting: Lu mungkin cakep, tapi ciptaan Camera 360. Mending gue, nggak jelek, tapi ciptaan Allah Subhanahu wa Taala. (Maman Suherman)
Share:

Rabu, 11 Februari 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 11 Februari 2015 (Pendekar Lalu Lintas)

Kang Maman Pendekar Lalu Lintas

Teman-teman di sini kembali mengingatkan bahwa pembunuhan dan kematian di jalan raya itu nomor 3 terbanyak di Indonesia setelah jantung koroner dan tuberkulosis. Setiap hari ada 1.000 anak dan remaja tewas di jalanan, tapi kita masih saja selalu melanggar. Itu yang harus jadi peringatan.

Yang kedua, fenomena Ichiro, betul kata Ronal, adalah sentilan kepada aparat yang masih tidak konsisten dan tegas dalam menegakkan aturan. Jadi, jangan pernah membuat masyarakat terus-menerus resah kalau tidak ingin lahir vigilante-vigilante lain. Itu yang kedua.

Tapi di sisi lain, rakyat juga harus diingatkan bahwa tidak boleh main hakim sendiri. Tujuan baik tidak boleh menghalalkan segala cara.

Pahlawan itu peduli kepada sesama insan; preman arogan celakai sesama insan. Dan hidup, ibarat bepergian; kalau nggak ikut aturan, celaka di perjalanan. Buat apa melanggar dan nekat-nekat untuk cepat-cepat kalau malah cuma bikin is dead? (Maman Suherman)
Share:

Selasa, 10 Februari 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 10 Februari 2015 (Waktu Indonesia Bagian Timur)

Kang Maman Waktu Indonesia Bagian Timur

Di Fakfak, Papua Barat, ada filosofi ‘Tiga batu satu tungku’. Itu prinsip untuk menjaga keseimbangan hidup dan kebersamaan hidup; untuk menjaga keseimbangan dan harmoni antara adat, pemerintahan, dan agama.

Lalu di Makassar, kita kenal prinsip ‘Sipakatau’: Kita harus memandang manusia sebagai manusia seutuhnya, tanpa membedakan latar belakang. Dan ada prinsip ‘Pacce’. Pacce itu perasaan belas kasihan kepada orang yang menderita tanpa perlu melihat dari mana asal sukunya; kita sama rata, sama rasa.

Nah, tadi sudah disinggung: Kita mungkin dari timur, logat kita (cara kita bicara), kulit kita mungkin berbeda, tapi ada prinsip orang Ambon yang sangat menarik, dia bilangnya begini, “Parsis macang pohong sagu; tarbae di luar, tapi barsih di dalang.” Jadi, mungkin kami seperti pohon sagu; dari depan mungkin tampak kurang elok, hitam, berduri—mungkin menakutkan—tapi percayalah, hati kami putih dan suci seperi buah sagu.

Kemudian, dalam soal kebersamaan, mereka selalu bilang, “Sagu salempeng patah dua.” Kalau kita sudah bersaudara, kita bagi rata sama-sama; tidak ada perbedaan satu sama lain.

Jadi, dari Sabang sampai Merauke, dari barat sampai timur, dari Miangas sampai pulau Rote, dari utara sampai selatan, ada satu kalimat yang menarik dari Papua dan dari Ambon, “Ale rasa beta rasa, kita basudara.” Sama rasa, sama rata, saling suka, saling cinta dalam satu ikatan. Ale Indonesia, beta Indonesia, kita semua Indonesia pusaka. Ewako! (Maman Suherman)
Share:

Senin, 09 Februari 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 9 Februari 2015 (Pengaruh Film Kartun)

Kang Maman Pengaruh Film Kartun

Pada tahun 1990-an saja, hingga saat merampungkan kelas 6 SD, anak Amerika rata-rata sudah menonton 100.000 tindak kekerasan yang ditayangkan di televisi—termasuk 8.000 pembunuhan, dan bukan cuma dari film kartun, tapi dari semua jenis tayangan. Dan bukan tak mungkin, itu sudah juga terjadi di Indonesia saat ini.

Jadi, sedari dini, “Anak,” kata Ronal, “harus segera diajari diet TV dengan ketat,” termasuk dalam memilih tayangan kartun sesuai usia, dan orang tua tidak menjadikan televisi sebagai penggantinya—sebagai baby sitter. Karena jika itu dilakukan, getar cemas dan getir perih—cepat atau lambat—akan iringi kepergian anak-anak karena hal yang tak semestinya.

Pergi (dalam makna dewasa) sebelum waktunya, bertoleransi tinggi pada kekerasan, sampai mencelakai diri sendiri dan berpulang untuk selamanya karena meniru adegan dalam kartun itu. Karena anak-anak ada dalam proses mengimitasi khayalan gerak.

Jadi, jangan biarkan karena tayangan TV—tak cuma kartun—anak-anak jadi genangan air mata penyesalan karena kita telah lalai dan abai kepadanya.

Jika tak bisa jadi orang tua yang pandai, jadilah orang tua yang baik pada anak-anak. Jangan pernah putus komunikasi tatap muka. Kata Gordon Ramsay dalam Master Chef Junior, “Berkomunikasi dengan baik akan menjadikan anak dua kali bertambah kuat. Sebaliknya, tanpa komunikasi akan menjadikan anak dua kali lebih lemah.”

Uang, bisa digunakan untuk membangunkan anak kamar tidur yang mewah—lengkap dengan TV besar dan gadget games beraneka rupa. Tapi kamar terindah buat anak, adalah di ruang hati orang tuanya dan di pangkuan kasih sayang ibunya.

Tetapi tidak ada kata terlambat bagi orang tua untuk memperbaiki kesalahan. Ingat quotes dari Doraemon, “Berbuat kesalahan adalah kelemahan manusia, tapi belajar dari kesalahan adalah kekuatan.” Jadi, ingat juga kata-kata Katara dalam Avatar The Legend of Aang, “Kau harus berjanji tidak akan berhenti untuk peduli.”

Jadi, kepada orang tua, selalulah peduli pada anak-anakmu karena dia lahir dan hadir dari cinta kasihmu, bukan brojol dari layar televisimu. (Maman Suherman)
Share:

Jumat, 06 Februari 2015

NoTulen ILK (Idonesia Lawak Klub) 6 Februari 2015 (Kencan Buta)

Kang Maman Kencan Buta

Kencan buta bisa terjadi di mana-mana. Di Korea Selatan sekarang sedang ngetren, sampai-sampai ada 2.500 perusahaan yang melayani jasa kencan buta. Dan survei di sana membuktikan, pasangan kencan buta butuh waktu rata-rata 10,2 bulan untuk pacaran, dan rata-rata 62 kali kencan per pasangan baru bisa menikah.

Apa pun bentuk kencan yang dipilih—termasuk kencan buta—Fitri Tropica dan Mas Qomar mengingatkan, “Jangan memutuskannya dengan gelap dan buta mata, apalagi buta hati.” Buka mata, buka telinga, dan yang utama: buka mata hati jika tak ingin patah hati dan sakit hati di kemudian hari.

“Hati penuntun meraih cinta. Luruskan dan tuluskan niat di hati,” kata Pak Qomar—karena cinta lebih bisa dirasakan oleh hati ketimbang indra penglihatan.”

Dan dalam memilih istri, Rasul mengingatkan, “Jangan semata karena cantik karena bisa membinasakan; jangan semata karena harta karena bisa mendurhakakan; tapi nikahlah karena kesalehannya.”

Dan dalam pilih suami, Rasul menitipkan 3 pesan: [1] Harus laki-laki yang penuh tanggung jawab, [2] Amanah, [3] Bertakwa kepada Allah. Di dalam Qur’an, surah At-Tahrim dikatakan: “Sebagai sosok yang bisa memelihara anak dan istri dari api neraka, dan berilmu pengetahuan karena ia bertanggung jawab untuk mendidik anak dan istri.”

Terakhir, kencan buta berawal tak kenal, bersua agar saling kenal, berjodoh bukan mustahil, tapi jangan lupa moral. Insya Allah, tulus berbalas ikhlas, curang berbalas culas. (Maman Suherman)
Share:

Kamis, 05 Februari 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 5 Februari 2015 (Indonesia Lawak Kitchen)

Kang Maman Indonesia Lawak Kitchen

Di dalam dunia seni kuliner, khususnya di dalam dunia chef, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan; mereka setara; laki-laki perempuan sama perannya dan sama peluangnya. Itu yang pertama.

Yang kedua, belajarlah dari para chef. Kalau kita lihat tadi Chef Vania dan Chef Norman, mereka mengolah masakan dengan penuh cinta dan menghidangkannya dengan penuh kasih untuk orang lain. Karena menyenangkan orang lain, itu berarti membahagiakan diri sendiri.

Dan yang terakhir, di dalam kata ‘(me)masak’ ada kata ‘asa’, dan juga ada kata ‘emas’. Jika kita selalu menyalakan asa (harapan) untuk membahagiakan orang lain, kita akan mendapatkan emas kehidupan: Kebahagian buat diri dan kebahagiaan buat lingkungan kita. (Maman Suherman)
Share:

Rabu, 04 Februari 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 4 Februari 2015 (Ujian Nasional Dihapuskan??)

Kang Maman Ujian Nasional Dihapuskan?

Ujian Nasional tetap ada, tapi bukan sebagai penentu kelulusan. Ujian Nasional itu berfungsi 3 saat ini: Pemetaan pendidikan nasional; diagnosis kemampuan siswa; dan yang ketiga, dasar penerimaan anak untuk tingkatan berikutnya.

Kita coba bedah apa yang diucapkan teman-teman tadi. Pendidikan yang utama itu adalah di rumah, dengan orang tua sebagai role model. Dan pendidikan pelengkapnya adalah di sekolah, dengan guru sebagai role model.

Belajar itu untuk paham supaya kita punya bekal belajar untuk di tingkat yang lebih tinggi. Bukan untuk sekadar lulus UN, melainkan seperti kata Ryn, “Bekal untuk lulus ujian kehidupan lainnya,” ujian kehidupan yang selanjutnya.

Ada satu kalimat yang menarik dari Allan Bloom, dia mengatakan, “Education is movement from darkness to light.” Ini sejalan dengan arti guru dalam bahasa Sanskerta, yaitu: Seseorang yang membawa kita dari kegelapan menuju terang.

Jadi kalau karena UN membuat siswa merasa cemas, merasa takut, apalagi kemudian secara sporadis melakukan curang bersama dengan mencari jawaban, membeli jawaban soal, lalu di mana cahaya terang itu?

Jadi, kembali lagi ke satu titik bahwa pendidikan tujuannya satu: Dari tidak paham menjadi paham; membawa orang dari kegelapan, bukan menuju ke gulita, tapi ke cahaya yang terang benderang. (Maman Suherman)
Share:

Selasa, 03 Februari 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 3 Februari 2015 (Pasar Malam)

Kang Maman Pasar Malam

Yang pertama, kita soroti dulu penculikan. Penculikan nggak bisa ditoleransi, jelas kejahatan. Dan itu bisa jadi titik masuk untuk kejahatan yang lebih besar. Human trafficking, misalnya, perdagangan manusia, terorisme, itu dasarnya penculikan. Tapi kita juga harus sadar bahwa kadang-kadang penculikan, titik masuknya adalah ulah kita sendiri, ulah orang tuanya. Misalnya, memamerkan foto anak di Twitter, di sosial media; sekolahnya, alamatnya, kekayaan kita, kita pamerkan—hal-hal yang detail kita pamerkan. Itu bisa jadi potensi buat orang menculik anak. Dia datang ke sekolah anak kita, mengaku temannya bapaknya, dan anak percaya karena detail tentang bapaknya dia ketahui dari internet. Jadi, hati-hati, jangan ciptakan itu. Itu yang pertama.

Yang kedua, coba kita balik. Sadar nggak kita bahwa kadang-kadang yang justru lebih merasa sering diculik orang tuanya itu anak. Mau tidur, orang tua belum pulang. Begitu bangun, orang tua masih tidur atau sudah pergi kerja. Jadi, beri kesempatan sesedikit apa pun untuk mencium kening anak, untuk bersama-sama ngobrol di saat sarapan, dan membawa bekal buat anak ke sekolah daripada anak makan makanan yang belum tentu sehat.

Dan yang terakhir, beri waktu sedikit untuk berlibur kepada anak. Tidak harus besar, tidak harus mahal, tidak harus jauh karena esensi berlibur 'kan satu: Mengistirahatkan kepala dari urusan dunia, dan mendekatkan hati kepada orang yang tercinta. Jadi, bisa di pasar malam ini yang gratis, atau ke Trans Studio yang ada tiketnya, terserah, yang penting kita berlibur. Dan bukan urusan kaya miskin atau besar kecil karena: Lingkaran walaupun kecil kalau dia utuh, sudutnya 360 derajat. Tapi lingkaran kalau besar, tetapi tidak utuh, dia tetap tidak 360 derajat. Untuk membuatnya 360 derajat, kata kuncinya cuma satu: Bersyukur dan cinta kepada keluarga. (Maman Suherman)
Share:

Senin, 02 Februari 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 2 Februari 2015 (Penggemar Rahasia)

Kang Maman Penggemar Rahasia

Pengagum rahasia, pada dasarnya tak ingin identitasnya diketahui. Ia mengagumi, lalu sukanya mengintai, stalking orang yang dikagumi dan super kepo, atau penuh tanya ala Kangen Band: “Yolanda, kamu di mana? Dengan siapa? Dan, sekarang berbuat apa?” Tapi ia tak berani ungkapkan langsung perasaan-perasaannya seraya menampilkan diri. Dia bukan pengecut, semata karena hanya ingin mengagumi tanpa obsesi untuk memiliki sosok yang dimiliki.

Ada sisi positif yang bisa dipelajari dari si “pengagum rahasia” (secret admirer): dia tidak riya kepada sosok yang dikaguminya. Yang pertama, belajarlah pada secret admirer, jadilah sosok yang hanya memuji, tak harap balas budi, juga tak harap dipuja-puji.

Tersirat dari pernyataan Fitrop [Fitri Tropica], yang kedua, daripada semata jadi secret admirer kepada sesama insan, jadilah pengagum rahasia Tuhan karena Dia-lah yang paling sanggup menolong kita, disebabkan tangan-tangan kasih-Nya jauh lebih besar dari semua masalahmu.

Dan yang terakhir, biarlah ibadahmu menjadi rahasiamu, sebagaimana kamu merahasiakan dosa-dosamu! (Maman Suherman)
Share:

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter