Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

Selasa, 10 Februari 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 10 Februari 2015 (Waktu Indonesia Bagian Timur)

Kang Maman Waktu Indonesia Bagian Timur

Di Fakfak, Papua Barat, ada filosofi ‘Tiga batu satu tungku’. Itu prinsip untuk menjaga keseimbangan hidup dan kebersamaan hidup; untuk menjaga keseimbangan dan harmoni antara adat, pemerintahan, dan agama.

Lalu di Makassar, kita kenal prinsip ‘Sipakatau’: Kita harus memandang manusia sebagai manusia seutuhnya, tanpa membedakan latar belakang. Dan ada prinsip ‘Pacce’. Pacce itu perasaan belas kasihan kepada orang yang menderita tanpa perlu melihat dari mana asal sukunya; kita sama rata, sama rasa.

Nah, tadi sudah disinggung: Kita mungkin dari timur, logat kita (cara kita bicara), kulit kita mungkin berbeda, tapi ada prinsip orang Ambon yang sangat menarik, dia bilangnya begini, “Parsis macang pohong sagu; tarbae di luar, tapi barsih di dalang.” Jadi, mungkin kami seperti pohon sagu; dari depan mungkin tampak kurang elok, hitam, berduri—mungkin menakutkan—tapi percayalah, hati kami putih dan suci seperi buah sagu.

Kemudian, dalam soal kebersamaan, mereka selalu bilang, “Sagu salempeng patah dua.” Kalau kita sudah bersaudara, kita bagi rata sama-sama; tidak ada perbedaan satu sama lain.

Jadi, dari Sabang sampai Merauke, dari barat sampai timur, dari Miangas sampai pulau Rote, dari utara sampai selatan, ada satu kalimat yang menarik dari Papua dan dari Ambon, “Ale rasa beta rasa, kita basudara.” Sama rasa, sama rata, saling suka, saling cinta dalam satu ikatan. Ale Indonesia, beta Indonesia, kita semua Indonesia pusaka. Ewako! (Maman Suherman)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter