Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

Minggu, 28 Agustus 2016

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 28 Agustus 2016 (Lagu Melayu, Dulu dan Kini)

Kang Maman – Lagu Melayu, Dulu dan Kini

Menikmati dendang Melayu, mengingatkan kita pada sosok sastrawan Riau yang disebut namanya oleh Mas Jarwo tadi, Raja Ali Haji, yang menulis Gurindam 12 sebagai maskawin yang diberikan kepada Engku Puteri [Raja] Hamidah yang tinggal di Pulau Penyengat, Riau.

Mengapa? Karena ciri khas musik Melayu selain renta irama yang meliuk bercengkok, juga karena syairnya bernilai susastra dan membawa pesan moral. Simak, misalnya, Pasal ke-4 dari Gurindam 12, yang sajak pertamanya merupakan syarat, sajak kedua menjadi jawab, dan persamaan bunyi di akhir:

hati itu kerajaan di dalam tubuh
jikalau zalim segala anggota tubuh pun rubuh

apabila dengki sudah bertanah
datanglah daripadanya beberapa anak panah

mengumpat dan memuji hendaklah pikir
di situlah banyak orang yang tergelincir

pekerjaan marah jangan dibela
nanti hilang akal di kepala

bakhil jangan diberi singgah
itulah perompak yang amat gagah

dan barang siapa yang sudah besar
janganlah kelakuannya membuat kasar

Itulah indahnya kesenian Melayu. Resapi dan apresiasi, maka kamu akan temukan kearifan budaya bangsamu; mutu manikam budaya yang sungguh bernilai moral nan berkilau.

Dan, Indonesia Lawak Klub tak bosan-bosannya selalu mengingatkan: Teruslah menjadi satu, harmoni dalam keberagaman budaya yang teramat kaya. Bukankah pelangi indah karena berwarna-warni? Dan Indonesia indah karena bineka? Keberagaman, sekali lagi, bukan untuk diseragamkan. Dan tidak bineka, bukan Indonesia.

Terakhir, ingat yang ditulis Raja Ali Haji dalam Pasal ke-10 Gurindam 12:

dengan bapak jangan durhaka
supaya Allah tidak murka

dengan ibu hendaklah hormat
supaya badan dapat selamat. (Maman Suherman)
Share:

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter