Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

Sabtu, 27 Agustus 2016

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 27 Agustus 2016 (Diskriminasi Gender di Kantor)

Kang Maman – Diskriminasi Gender di Kantor

Gender adalah suatu konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi pengaruh sosial budaya; suatu bentuk rekayasa masyarakat (social construction). Jadi, bukan sesuatu yang bersifat given (takdir) atau pemberian Tuhan (divine creation). Pendek kata, gender adalah jenis kelamin sosial, bukan jenis kelamin yang tercipta secara kodrati. Tidak dibawa sejak lahir, melainkan dipelajari melalui sosialisasi. Karenanya, jika ada sesuatu yang merugikan pihak-pihak tertentu, maka hal tersebut bisa diubah.

Lahirlah pemikiran yang tadi kita lihat dalam debat-debat. Perbedaan dan ketimpangan gender antara laki-laki dan perempuan tidak disebabkan oleh perbedaan biologis, tetapi merupakan bagian dari penindasan dari kelas yang berkuasa dalam relasi produksi atau di tempat kerja, yang juga diterapkan dalam konsep keluarga.

Hubungan suami istri tak ubahnya dengan hubungan proletar dengan borjuis, hamba dan tuan, pemeras dan yang diperas. Setidaknya tadi terdengar, ada lima bentuk yang mengakibatkan ketidakadilan gender—yang bisa dan harus diubah.

Satu, subordinasi atau penomorduaan dalam kehidupan politik.

Dua, marginalisasi atau pemiskinan perempuan dalam kehidupan ekonomi.

Ketiga, masih ada stereotype atau pelabelan negatif dalam kehidupan budaya. Salah satu contohnya, masih sering terjadinya dinomorduakannya pendidikan perempuan dibanding laki-laki.

Keempat, kekerasan terhadap jenis kelamin tertentu, umumnya terhadap perempuan yang disebabkan oleh perbedaan gender.

Dan lima, karena peran perempuan mengelola rumah tangga, maka perempuan banyak menanggung beban domestik yang lebih banyak dan lebih lama (double burden).

Lalu, apa yang diinginkan perempuan menghadapi situasi ini?

Yuanita dan Cici Panda jelas-jelas tadi mengingatkan, perempuan bukan minta diistimewakan, bukan menuntut special rights, tapi hanya menginginkan kesetaraan (equal rights). Setara, seiring; bukan didera dan digiring.

“Kita datang dari planet yang sama, bukan dari planet yang berbeda,” kata Ronal. Kita sama-sama dari bumi. Jadi, perlakukan laki-laki dan perempuan sebagai manusia.

Terakhir:
Terhadap laki-laki dan perempuan, kita harus adil sejak dalam pikiran. (Maman Suherman)
Share:

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter