Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

Selasa, 09 Juni 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 9 Juni 2015 (Keperawanan, Penting Gak sih?)

Kang Maman [Tes] Keperawanan, Penting Gak sih?

Menjaga diri dan moral penting bagi semua orang, tidak cuma perempuan tapi juga laki-laki. Kalau keperawanan dijadikan ukuran moral, mari pertimbangkan beberapa hal ini:

Pertama, secara fisik, selaput dara bentuknya bermacam-macam; ada yang mudah sobek, ada yang bersifat madona—atau kami di kriminologi menyebutnya seperti pin to bar’—yang tidak akan robek sampai kapan pun meski terjadi penetrasi berulang-ulang. Bahkan kata dr. Boyke, ada yang tidak memiliki selaput dara.

Dan robeknya selaput dara juga bisa bukan karena penetrasi, tapi karena kecelakaan atau karena olahraga tertentu. Bahkan, keputihan yang lama bisa menipiskan dan merobek selaput dara. Dan ada saudari kita perempuan, yang terenggut keperawanannya bukan karena kehendaknya, tapi karena paksaan, kekerasan, dan perkosaan. Apakah kita ingin menutup akses pekerjaan kepada mereka dan malah membuat mereka menjadi trauma karena harus mengingat kembali hal itu? Bahkan malah memberi stigma yang abadi di jidat mereka ketika ditanya, “Kok kamu tidak lulus kerja?” Karena tidak perawan.

Oh iya, apakah kita bisa membedakan selaput dara yang asli dan selaput dara hasil operasi?

Yang kedua, secara sosiologis, apa gunanya kita mendengang-dengungkan konsep Kesetaraan dan Keadilan Gender kalau simbol kesucian hanya diberikan kepada perempuan, tidak kepada lelaki yang tidak bisa kita ketahui secara medis dan fisik apakah dia masih perjaka atau tidak? Padahal, salah satu hal yang bisa merenggut keperawanan itu, yang bisa merampas keperawanan itu, yang bisa memerkosa perempuan dalam konteks heteroseksual adalah laki-laki.

Terakhir, “Jangan rendahkan martabat dan harkat kemanusiaan orang lain,” kata dr. Boyke. Membiarkan praktik diskriminatif, adalah pengingkaran jaminan konstitusi pada hak warga negara. Dan, jangan pernah menutup pintu kepada orang yang ingin memperbaiki masa depannya.

Jika kita tidak ada di masa lalunya, tidak ada hak kita untuk mengadili masa kininya. (Maman Suherman).
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter