Kang
Maman – Pilih Aku atau Dia?
Pilkada
serentak itu bagus, kata Ronal, karena lebih efisien. Anehnya, sebelum
diadakan, (secara serentak) menghabiskan anggaran 5 triliun. Tapi kata berita, pilkada
serentak 2015 malah menjadi 6,745 triliun.
Namun apa
pun, besar atau kecil, ingat, jangan main-main dengan pilkada. Jangan karena
serangan fajar...
Minggu, 30 Oktober 2016
Sabtu, 29 Oktober 2016
NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 29 Oktober 2016 (Dari Kami, oleh Kami, untuk Anda)
Kang
Maman – Dari Kami, oleh Kami, untuk Anda
27 Oktober
2013 kami hadir kali pertama
Berbagi tawa
yang tak sekadar tawa
Berbagi
canda yang tak semata canda
Kami hadir
menjadi rumah bagi seluruh komedian
Menyatukan
seniman komedi dari berbagai usia dan genre komedi
Mengusung
pesan satire:
Mengatasi Masalah
Tanpa Solusi
Sentil sana,
senggol...
Minggu, 23 Oktober 2016
NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 23 Oktober 2016 (Berbulu atau Tidak)
Kang
Maman – Berbulu atau Tidak
Kata siapa
bulu tidak pernah diteliti secara ilmiah?
Karena saya
basisnya kriminologi, saya langsung tertarik dengan pernyataan awal Kang Denny.
Kang Denny bilang di awal segmen 1, bentuk fisik dikaitkan dengan tindakan
kriminal. Betul. Bapak antropologi kriminal, Cesare Lombroso, mengatakan, ada
pohon kriminal;...
Sabtu, 22 Oktober 2016
NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 22 Oktober 2016 (Kakak - Adik)
Kang
Maman – Kakak Adik
Meski
sedarah, saudara harus tetap belajar untuk saling mengalah. Itu tadi kita lihat
dari Fauzi dan Fauzan [Rizki dan Ridho]. Dan, saudara itu harus saling memberi
ruang dan saling memberi peluang. Tapi hati-hati, tadi Mas Jarwo dan Pak Bolot
mengatakan, persaudaraan itu bisa pecah—meski kembar satu telur dan kembar
dampit—karena...
Minggu, 16 Oktober 2016
NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 16 Oktober 2016 (Kebarat-Beratan)
Kang
Maman – Kebarat-Beratan
Berpadunya
Timur dan Barat adalah keniscayaan. Pencarian menjadi modern boleh-boleh saja,
kata Adinda dan Arie tadi. Asal, kata Debby dan Cak Lontong, tanpa harus
menjadi orang Barat dan dunia Barat. Masak mau menjadi copy paste atau
salinan yang murahan dari dunia Barat yang tidak patut? Tekanannya dari Cak
Lontong:...
Sabtu, 15 Oktober 2016
NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 15 Oktober 2016 (Tetangga kok Gitu?)
Kang
Maman – Tetangga kok Gitu?
Dari
komentar Oki dan perdebatan dua pihak, sampai mendengar Umi Yuyun tadi, kita
bisa simpulkan dua hal yang berhadapan. (Maaf kalau saya mengutip hadis)
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah,
tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman.” Ketika sahabat bertanya,...
Minggu, 09 Oktober 2016
NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 9 Oktober 2016 (Pasangan Idaman)
Kang
Maman – Pasangan Idaman
Sedikit
meluruskan saja tadi, seks atau jenis kelamin itu bersifat biologis dan
terberi, sementara gender itu konstruksi sosial.
Dari kalimat
Dery tersimpulkan: Selain cinta, apa lagi yang bisa dilahirkan oleh pencinta?
Diprotes sama
teman-teman. Hasil survei, pernyataan Prilly, Rasya, Deddy Corbuzier,
teman-teman...
Sabtu, 08 Oktober 2016
NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 8 Oktober 2016 (Transportasi Massal vs Kendaraan Pribadi)
Kang
Maman – Transportasi Massal vs Kendaraan Pribadi
Kalau dalam
1 km dengan lebar 10 meter, bisa menampung kendaraan pribadi itu 952 berderet.
Kalau setengahnya berisi dua orang, dan setengahnya lagi berisi lima orang,
akan ada 3.332 orang terpindahkan dalam satu kilo.
Bandingkan
kalau bus kota. Kalau bus kota dideret yang panjangnya enam...
Minggu, 02 Oktober 2016
NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 2 Oktober 2016 (Mistis vs Logis)
Kang
Maman – Mistis vs Logis
Tadi kata Mas
Jarwo bilang, setiap negara atau suku mengenal hal-hal yang berbau magis dan
mistis. Ini mengingatkan saya bahwa ada mata kuliah etnologi di
antropologi, etnografi kejahatan di kriminologi. Jadi, artinya, yang
magis, yang mistis pun dipelajari dan dikaji secara logis (secara keilmuan).
Dua-duanya ada.
Secara
pribadi...
Sabtu, 01 Oktober 2016
NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 1 Oktober 2016 (Film dan Sinetron Dulu dan Sekarang)
Kang
Maman – Film dan Sinetron Dulu dan Sekarang
Saya coba
menyimpulkan. Film, kata Walter Benjamin, adalah sesuatu yang menggambarkan
peleburan antara seni dan teknologi. Di Indonesia,
film layar lebar pertama yang melibatkan aktor Indonesia
adalah Loetoeng Kasaroeng [EYD: Lutung Kasarung] tahun 1926.
Menyusul Eulis Atjih [EYD: Eulis Acih] setahun...