Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

Sabtu, 01 Oktober 2016

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 1 Oktober 2016 (Film dan Sinetron Dulu dan Sekarang)

Kang Maman – Film dan Sinetron Dulu dan Sekarang

Saya coba menyimpulkan. Film, kata Walter Benjamin, adalah sesuatu yang menggambarkan peleburan antara seni dan teknologi. Di Indonesia, film layar lebar pertama yang melibatkan aktor Indonesia adalah Loetoeng Kasaroeng [EYD: Lutung Kasarung] tahun 1926. Menyusul Eulis Atjih [EYD: Eulis Acih] setahun kemudian, Lily van Java, Resia Boroboedoer [EYD: Rahasia Borobudur], Setangan Berloemoer Darah [EYD: Setangan Berlumur Darah], dan—yang paling terkenal—Njai Dasima [EYD: Nyai Dasima].

Kritik Desy (introspeksi Desy) sebagai orang film, sama dengan kritik sejumlah kritikus. Karena terkena hukum industri, diproduksi secepat mungkin berdasarkan rating dan sharing semata, terasa sangat superficial, hanya di permukaan tanpa kedalaman. Cangkang dan wadah lebih didewakan daripada isi. Tubuh lebih dominan di-make up daripada rasio. Ini yang menyebabkan teman-teman tadi mengatakan rindu me-remake film lama yang sangat dalam isinya, seperti kata Ronal tadi: November 1828, Ibunda, Carok, Suci Sang Primadona; atau juga mungkin sinetron: Salah Asuhan – Gusti Randa-Novia Kolopaking, Sengsara Membawa Nikmat – Desy Ratnasari-Sandy Nayoan, Tuanku Tambusai – Ucok Sumbara, atau Pengemis dan Tukang Becak – Neno Warisman.

Jadi, remake adalah keniscayaan, asal jangan lupa dualisme klasik Aristoteles: Jangan cuma mengutamakan format atau bentuk, tapi juga peduli pada materi, isi, dan esensi. [segmen 2]

***

20 Oktober 1930, muncul pertama kali di Chicago, Amerika Serikat, serial berjudul Painted Dreams. Iklannya didominasi oleh iklan sabun dan detergen. Karena itu disebut “soap opera” atau “opera sabun”, yang di Amerika Latin disebut telenovela, dan di Indonesia pertama kali disebut oleh Soemardjono, salah satu pendiri IKJ [Institut Kesenian Jakarta], sebagai sinema elektronik (sinetron).

Opera sabun di mana-mana di seluruh dunia bisa bertahan lama dan beribu-ribu episode, seperti Tukang Bubur [Naik Haji] lebih dari 1.300, Tersanjung tujuh musim (259 episode). Dan lagi-lagi teman tadi seperti merindukan drama seri lama, misalnya: Keluarga Marlia Hardi, ACI [Aku Cinta Indonesia], Losmen, Sayekti [dan] Hanafi, Rumah Masa Depan, Si Doel [Anak Sekolahan], Keluarga Cemara, untuk membuktikan siapa bilang kualitas tidak menjual?

Pesannya satu:
“Kalau cinta keluarga, beri tayangan yang sehat,” kata Desy, karena seperti lagu Keluarga Cemara: Harta yang paling berharga adalah keluarga. Jangan racuni anak dengan tayangan tak bermutu! [segmen 4]

***

“Tampar, Mas! Tampar aku, Mas! Tampar!” Dan nama Adam Jordan tak ada meski dia main di Tersanjung dan Janjiku. Memang betul, dunia ini panggung sandiwara, ceritanya mudah berubah.

Jadi, mari bermain drama yang bermutu dalam kisah fiksi, drama, sinetron, atau film layar lebar. Karena bermain drama di dunia fiksi berpeluang mendapatkan penghargaan dan apresiasi. Jangan bermain drama di kisah nonfiksi. Karena siapa yang suka bermain drama, akan menuai karma.

Terakhir:
Ayo terus dukung film dan sinetron Indonesia yang sehat dan berkualitas! (Maman Suherman)
Share:

1 komentar:

  1. saya atas nama BPK. SAMSUL dari MADURA ingin mengucapkan banyak terimah kasih kepada MBAH KARYO,kalau bukan karna bantuannya munkin sekaran saya sudah terlantar dan tidak pernaah terpikirkan oleh saya kalau saya sdh bisa sesukses ini dan saya tdk menyanka klau MBAH KARYO bisa sehebat ini menembuskan semua no,,jika anda ingin seperti saya silahkan hubungi MBAH KARYO no ini 082301536999 saya yakin anda tdk akan pernah menyesal klau sudah berhubungan dgn MBAH KARYO dan jgn percaya klau ada yg menggunakan pesan ini klau bukan nama BPK. SAMSUL dan bukan nama MBAH KARYO krna itu cuma palsu.m

    BalasHapus

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter