Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

Minggu, 16 Oktober 2016

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 16 Oktober 2016 (Kebarat-Beratan)

Kang Maman – Kebarat-Beratan

Berpadunya Timur dan Barat adalah keniscayaan. Pencarian menjadi modern boleh-boleh saja, kata Adinda dan Arie tadi. Asal, kata Debby dan Cak Lontong, tanpa harus menjadi orang Barat dan dunia Barat. Masak mau menjadi copy paste atau salinan yang murahan dari dunia Barat yang tidak patut? Tekanannya dari Cak Lontong: “tidak patut”, karena tidak semua yang dari Barat itu tidak patut, juga ada yang patut.

Jadi, menjadi modern adalah sebuah keniscayaan, asal tetap beradab, jangan biadab. Ronal mengatakan, “Jangan mau jadi korban mode.” Di sisi lain, ada yang lebih celaka dari rok mini, yaitu otak mini. [segmen 2]

***

Mendengar pro kontra tentang mulai seringnya muncul kebiasaan pesta bujang yang berdampak “uhu-uhu dan gila-gilaan”—dalam bahasa Debby, dan juga tentang masih adanya budaya midodareni, juga adat yang mengiringi kelahiran bayi, ini mengingatkan saya pada surat Raden Adjeng Kartini pada tanggal 27 Oktober 1902 kepada Nyonya Abendanon di Barat.

Sudah lewat masanya, semula kami mengira masyarakat Eropa itu benar-benar yang terbaik, tiada tara. Maafkan kami. Apakah Ibu menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa di balik yang indah dalam masyarakat Ibu terdapat banyak hal yang sama sekali tidak patut disebut peradaban?

Tidak sekali-kali kami hendak menjadikan murid-murid kami sebagai orang setengah Eropa, atau orang Jawa kebarat-baratan.

Karena yang terpenting, jadilah dirimu sendiri! [segmen 4]

***

Barat dan Timur berbeda, tapi tak ada yang lebih tinggi satu atas yang lain. Jadi, jangan pernah merasa inferior sebagai orang Timur. Karena kita pun—meminjam bahasa Rumi—bukan sekadar tetesan di tengah samudra, tapi kita pun adalah samudra dahsyat di tengah tetesan-Nya. Meski kau di Timur dan dari Timur, kamu juga adalah adalah percikan Tuhan, manusia sempurna yang menjadi “tangan” Tuhan untuk mengubah dunia.

Terakhir, apa sih pangkat tertinggi manusia di Timur dan Barat?

Kembali teringat surat Kartini yang tak pernah merasa inferior pada Barat, kepada Nyonya Abendanon pada tanggal 1 Agustus 1903.

Ingin benar saya menggunakan gelar tertinggi, kata Kartini, yaitu Hamba Allah.

Kuat sekali pesannya. Jangan pernah minder, di Timur atau Barat, pangkat tertinggi manusia sama: Hamba Allah. Jadi, tegas Cak Lontong: “Jangan pernah bikin dikotomi.” (Maman Suherman)
Share:

1 komentar:

  1. saya atas nama BPK. SAMSUL dari MADURA ingin mengucapkan banyak terimah kasih kepada MBAH KARYO,kalau bukan karna bantuannya munkin sekaran saya sudah terlantar dan tidak pernaah terpikirkan oleh saya kalau saya sdh bisa sesukses ini dan saya tdk menyanka klau MBAH KARYO bisa sehebat ini menembuskan semua no,,jika anda ingin seperti saya silahkan hubungi MBAH KARYO no ini 082301536999 saya yakin anda tdk akan pernah menyesal klau sudah berhubungan dgn MBAH KARYO dan jgn percaya klau ada yg menggunakan pesan ini klau bukan nama BPK. SAMSUL dan bukan nama MBAH KARYO krna itu cuma palsu.m

    BalasHapus

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter