Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

Sabtu, 12 Agustus 2017

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 12 Agustus 2017 (India Lawak Klub)

Kang Maman – India Lawak Klub [2]

“Seni itu universal,” kata Sahil, “bahasa dunia.” Dan seperti Kang Denny tadi, saling keterpengaruhan India dan Indonesia itu sebenarnya sudah terjadi ribuan tahun lalu. Contohnya saja dalam referensi dikatakan, negeri kita memasuki periode sejarah setelah mengadopsi Aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta [ejaan tidak baku: Sansekerta] dari India.

Terbukti dari temuan-temuan prasasti kerajaan tertua seperti Yupa di Kutai, Prasasti Tugu dari Taruma Negara, dan catatan sejarah Kalingga. Juga kerajaan bercorak Hindu-Buddha seperti Sriwijaya, Medang, Sunda, dan Majapahit. Dan era klasik Hindu-Buddha, telah berlangsung dari tahun 200 hingga abad ke-16 dengan kerajaan Hindu terakhir, masih tersisa di Bali.

Sebaliknya dalam epos India, Ramayana, di situ disebutkan, Sugriwa, salah satu jenderal Rama, mengirim anak buahnya ke Yawadwipa (Pulau Jawa) untuk mencari Sinta. Dan dalam sejarah Indonesia modern, pada 1955, PM India, Nehru, dan Bung Karno, adalah dua di antara lima tokoh pendiri Gerakan Non-Blok. Dan India beserta Mesir-lah negara awal yang mengakui kedaulatan Indonesia.

Jadi tidak aneh kalau ada satu polling—tadi tersirat dalam pernyataan Angel-Ali, ada satu polling di BBC tahun 2013, Indonesia penduduknya 79 persen memandang India memberi pengaruh positif bagi dunia, dan sisanya 21 persen berpandangan negatif. Ini adalah satu persepsi terbaik dunia terhadap India, datang dari Indonesia.

Jadi, begitulah persahabatan. Saling memberi, saling menerima satu sama lain.

Dan persahabatan sejati itu memang indah bila dibina dengan hati, bukan dengan belati, apalagi dengan saling mengkhianati dan saling menjajah. [segmen 2]

***

Dari segmen tebak lagu terasa betul, saling keterpengaruhan lagu Indonesia dan India. Dalam bahasa Cak Lontong yang sangat elegan, disebutnya “saling menginspirasi”.

Dan karenanya kita tak perlu berkecil hati seolah hanya kita yang dipengaruhi India, bukan sebaliknya. Toh ada buktinya, Indonesia dianggap cukup penting buat India dalam bidang budaya. Misalnya terlihat bagaimana seorang Rabindranath Thakur (dalam bahasa Bengali) atau Tagore, seorang penyair, dramawan, musikus, sastrawan sekaligus filsuf, sampai pernah mengunjungi Jawa dan Bali pada tahun 1927. Dan orang Asia pertama yang mendapat anugerah nobel bidang sastra ini, mengaku begitu terpesona oleh budaya Bali dan juga ajaran Hindu Dharma Bali.

Dari segmen tebak lagu juga terasa betapa cinta begitu kental terasa dalam lirik-lirik lagu India. Sama seperti sajak-sajak cinta Tagore, khususnya yang saya ingat di sajak “Tukang Kebun”. Tapi di “Lirik 50”, ada cinta yang lebih sejati yang diingatkan betul oleh Tagore;

Kekasih, siang dan malam hatiku rindu akan pertemuan dengan-Mu
Akan pertemuan yang laksana maut menelan segala

Halaukan aku bagai topan, ambil segala ku punya
Koyakkan tidurku, dan rampas impianku
Rebut aku dari duniaku

Dalam kesirnaan itu, dalam ketelanjangan jiwa yang sempurna
Biarlah kita menyatu dalam keindahan

Alangkah sayangnya hasratku yang sia-sia!
Di manakah harapan akan menyatu kalau tidak di dalam diri-Mu, Tuhanku?

Jadi mau tahu kesempurnaan yang paripurna melebihi kesempurnaan film India—yang panjang-panjang itu?

Sejauh apa pun kita berjalan, sejauh apa pun kita memandang dan saling memengaruhi, jangan pernah lupa satu, siapa pun kamu:
Indonesia atau India, mari terus menyatu dalam keindahan Tuhan.

Dan Palak Bhansali menutup pesan dengan kalimat:
“Logika boleh lebay, nurani dan moral, jangan!” (Maman Suherman)
Share:

1 komentar:

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter