Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

Minggu, 06 Agustus 2017

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 6 Agustus 2017 (Setujukah Ibu Kota Indonesia Dipindah?)


Kang Maman – Setujukah Ibu Kota Indonesia Dipindah?

Tampaknya, wacana pemindahan ibu kota tidak main-main. Terbukti menurut pemberitaan, ada penganggaran dana untuk kajian mendalam terkait pemindahan ibu kota di dalam pagu anggaran pemerintah. Dan Bapenas sudah mengajukan kepada DPR Rp1,5 triliun.

Yang kedua juga sudah dibahas detail—tadi disebut oleh Luna Maya—bersama Pak Presiden Joko Widodo, dan kabarnya, kajian pemindahan ibu kota termasuk skema pendanaannya akan segera dirampungkan. Meski begitu, jalan ke sana masih terjal, tersirat dari pernyataan Pak Djarot dan juga Yeyen. Bayangkan, dari pengalaman Malaysia memindahkan pusat pemerintahannya. Bukan ibu kota; dari Kuala Lumpur ke Putera Jaya saja menelan biaya USD 8,1 miliar atau 171 triliun pada tahun 1999. Duit dari mana? Mengingat anggaran pemerintah sangat terbatas.

APBN 2017, dikabarkan akan defisit 330 triliun atau 2,41 persen dari PDB Nasional. Bahkan Menkeu Sri Mulyani mengatakan, akan bisa mencapai 2,6 persen. Dan sebagian utang Indonesia akan jatuh tempo pada periode 2018 sebesar 390 triliun, dan 2019 420 triliun.

Karenanya, meski hari ini ada kajian yang tadi disebutkan “15 alasan mengapa harus pindah” oleh Kang Diki, semoga tetap harus dipikirkan dengan sangat hati-hati.

Doa kita bersama satu:
Ibu kota baru semoga tidak dibangun dengan fondasi-fondasi utang, yang akan makin membungkukkan, membengkokkan, dan membongkokkan punggung ibu pertiwi karena beratnya beban utang.

Jadi, apa pun keputusannya nanti, tulang punggung ibu pertiwi tidak boleh patah. [segmen 2]

***

“Kota mana yang pantas?” Itu pertanyaan di tiga segmen terakhir.

Gubernur jenderal Hindia Belanda, Daendels, pada 1808, pernah berkehendak memindahkan ibu kota ke kota baru di tepi sungai Citarung—yang tadi disebut Komeng—yang sekarang kita kenal sebagai kota Bandung, karena saat itu Jakarta diserang epidemi, malaria, dan kolera. Juga ada yang menyebut Palangkaraya, Pitika mengatakan itu, disebutkan juga oleh Luna Maya bahwa pernyataan Bung Karno.

Seorang sejarawan, JJ Rizal, mengatakan, yang diinginkan Soekarno adalah membagi beban Jakarta, menampilkan wajah-wajah baru, muka baru Indonesia yang tak hanya di Jakarta.

Palangkaraya memang disebutkan sebagai salah satu teman untuk Jakarta dan wajah untuk Indonesia yang baru. Namun pada akhirnya, seperti kata Kimau, Soekarno berketetapan hati menjadikan Jakarta sebagai ibu kota. Karena buat Soekarno, tak ada kota lain yang punya identitas seperti Jakarta, yang menjadi wadah tumbuhnya nasionalisme di Indonesia.

“Puncak nasionalisme di Indonesia itu,” kata Bung Karno, “Jakarta.” “Inilah ibu kota politik, tak boleh tergantikan,” kata Bung Karno.

Namun jika pun harus pindah, sekali lagi, apakah sekadar memindahkan pusat pemerintahan seperti di Malaysia dan ibu kotanya tetap di Jakarta, atau sekalian memerintahkan ibu kota sekaligus pusat pemerintahan, ada satu hal yang  harus diingatkan dan dikatakan dan ditekankan oleh Bung Karno, “Ibu kota negara boleh pindah, pusat pemerintahan boleh pindah, namun cinta kita harus tetap utuh hanya satu, pada negeri yang di dalamnya ada kata one: INDONESIA.” (Maman Suherman)
Share:

1 komentar:

  1. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    BalasHapus

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter