Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

Minggu, 27 November 2016

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 27 November 2016 (Simbol-Simbol yang Nongol)

Kang Maman – Simbol-Simbol yang Nongol

Melihat Pak Jokolit berbusana jaket bomber dan dikomentari oleh teman-teman tadi, teringat pada busana adat Jawa yang kepala sampai kaki memiliki perumpamaan atau pralambang tertentu. Penuh piwulang sinandhi, ajaran tersirat yang terkait dengan filosofi Jawa. Ajaran untuk melakukan segala sesuatu di dunia ini secara harmoni, yang berkaitan dengan aktivitas sehari-hari, dalam hubungannya dengan sesama, dengan diri sendiri, maupun dengan Tuhan yang mahakuasa, pencipta segala sesuatu di muka bumi ini.

Tidak mungkin, kan, pemimpin sekadar gaya-gayaan? Atau kita yang terlalu berlebihan mencari makna atas apa yang dikenakan pemimpin?

Teringat pada makna udheng yang dikenakan pada bagian kepala. Udheng berasal dari kata mudheng, artinya mengerti dengan jelas. Maknanya, manusia akan memiliki pemikiran yang kukuh bila sudah mudheng atau memahami tujuan hidupnya. Manusia memiliki fitrah untuk senantiasa mencari kesejatian hidup sebagai sangkan paraning dumadi. Dan makna lain dari udheng, adalah agar manusia memili keahlian, serta dapat menjalankan pekerjaannya dengan pemahaman yang memadai karena memiliki dasar pengetahuan.

Dan saya percaya, kita semua percaya, pemimpin kita tahu hal itu. [segmen 2]

***

Simbol atau lambang telah lama digunakan oleh bangsa-bangsa di dunia, hampir di semua aspek kehidupan, sebagai sarana komunikasi dengan masyarakat atau pihak lain.

Simbol merupakan wahana yang efektif. Mudah dan praktis untuk menyampaikan pesan, gagasan maupun identitas, dan untuk merebut perhatian. [segmen 4]

***

Simbol mengirim banyak pesan. Perhatikan pelat nomor dan tempelan di pelat kendaraan. Itu bisa memberi tanda atau sinyal bahwa: “Saya pejabat negara”, “saya wakil rakyat”. Dan seperti disimbolkan oleh seorang komposer, yang punya pelat mobil B 100 LA: “Saya pemain biola”. Atau, misalnya, B 515 NS, menggambarkan pemiliknya adalah SIS N.S.. Jadi, ia bisa juga jadi identitas atau tanda diri.

Simbol juga bisa bagian dari gaya atau gaya-gayaan. Dengan stiker tertentu menggambarkan: “Saya alumnus kampus ternama anu”, “saya anggota ormas anu” atau “anggota korps anu. Jadi, jangan macam-macam!” Padahal, belum tentu dia anggota seperti yang terpesankan di stiker itu. Karena stiker mudah saja dibeli dan mudah saja dibuat. Jadi, sekali lagi, simbol pun bisa jadi gaya atau gaya-gayaan buat nakut-nakutin atau sok hebat.

Terakhir:
Simbol, jika tidak dipahami, asal pasang, baik di kendaraan dan di baju, misalnya, dan ternyata itu simbol organisasi terlarang, maka simbol juga bisa membuat celaka!

Dan simbol terbaik adalah:
Bukan cuma KATANYA, tapi NYATANTA.

Simbol terbaik adalah satunya tanda, kata, dan perbuatan. (Maman Suherman)
Share:

1 komentar:

  1. saya atas nama BPK. SAMSUL dari MADURA ingin mengucapkan banyak terimah kasih kepada MBAH KARYO,kalau bukan karna bantuannya munkin sekaran saya sudah terlantar dan tidak pernaah terpikirkan oleh saya kalau saya sdh bisa sesukses ini dan saya tdk menyanka klau MBAH KARYO bisa sehebat ini menembuskan semua no,,jika anda ingin seperti saya silahkan hubungi MBAH KARYO no ini 082301536999 saya yakin anda tdk akan pernah menyesal klau sudah berhubungan dgn MBAH KARYO dan jgn percaya klau ada yg menggunakan pesan ini klau bukan nama BPK. SAMSUL dan bukan nama MBAH KARYO krna itu cuma palsu.m

    BalasHapus

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter