Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

Selasa, 24 Mei 2016

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 24 Mei 2016 (Pemakaman Eksklusif vs TPU)

Kang Maman Pemakaman Eksklusif vs TPU

Tak jarang terdengar cerita seseorang yang merasa lalai dan tidak peduli kepada orang tuanya semasa hidupnya, lalu membayar salah dan sesalnya dengan memewahkan makamnya. Kita tak bisa menghakiminya karena setiap orang punya cara menguburkan rasa sesal dan salahnya. Namun semua tentu akan berujar, “Jauh lebih baik memuliakan dan menghormati kedua orang tua kita semasa hidupnya dan mendoakannya di masa hidupnya hingga matinya tanpa ada putus-putusnya.”

Memakamkan di tempat biasa atau di pemakaman mewah tentu punya pertimbangan masing-masing, dan kita tidak punya kuasa untuk menilainya yang mana yang lebih baik di antara keduanya. Juga dengan prasangka baik bahwa di tempat mana pun jenazah dimakamkan, tentu sudah berdasarkan tata cara agama dan keyakinan yang dianut oleh keluarga dan jenazah yang dimakamkan, tak perlu lagi dibandingkan satu sama lain.

Yang harus diyakini oleh kita semua dari peristiwa pemakaman bahwa hidup ini adalah jalan menuju pulang—bagi siapa pun tanpa kecuali. Sekarang kita memakamkan, menghadiri pemakaman, berziarah ke makam, kelak kita pun akan dimakamkan dan diziarahi. Cak Lontong menyitir tadi dan itu adalah bunyi Qur’an surah an-Nahl : 61 yang berbunyi, “... Maka apabila telah tiba waktu yang ditentukan bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukannya.”

Ada filsuf yang mengartikan bahwa kematian itu justru sebagai tujuan hidup. [Namun,] bukan sembarang kematian, melainkan kematian yang bermartabat. Artinya, kematian sebagai pengorbanan untuk orang lain. Mati dengan orang lain. Tak ada yang lebih sempurna dari ini. Dalam tataran agama disebutkan, bukankah tujuan penciptaanmu adalah untuk menjadi rahmat bagi semesta, menjadi terang dunia, minadzhulumati ilan-nuur, mengajak sesama dari kegelapan menuju terang? Itulah kehidupan bermartabat yang membawa kita pada kematian yang bermartabat.

Karenanya, berkaitan dengan kematian, ringankan jalannya, mudahkan pelaksanaanya, doakan jenazahnya, dan beri penghiburan pada keluarga yang ditinggalkan.

Di tempat mewah atau murah, jangan pernah berburuk sangka. Karena berburuk sangka itu jika benar tak dapat pahala, jika salah berdosa. Kata kuncinya: Hidup dan matilah secara bermartabat. Siapkan matimu, terangmu di dunia menerangimu di alam kuburmu. (Maman Suherman)
Share:

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter