Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

Senin, 22 Februari 2016

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 22 Februari 2016 (Apa-Apa Disensor)

Kang Maman Apa-Apa Disensor

(Karena KPI nggak datang, jadi saya rada coba hati-hati)

Untuk mengatur perilaku lembaga penyiaran yang menggunakan frekuensi radio di ranah publik yang merupakan sumber daya alam terbatas, ditetapkanlah P3 SPS (Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran) oleh KPI, yang masing-masing terdiri dari 54 dan 94 pasal.

Jadi, P3 SPS itu panduan perilaku penyelenggaraan dan pengawasan penyiaran nasional, yang juga berisi batasan, larangan, kewajiban, dan aturan penyiaran beserta sanksinya. Dan komisi penyiaran ada di mana-mana, termasuk di negara bebas seperti Amerika Serikat, ada FCC [Federal Communications Commission] namanya, yang bahkan punya aturan seven dirty words (tujuh kata kasar dan kotor) yang haram muncul di televisi Amerika. Bahkan ketika presiden Bush memaki dengan empat huruf kata makian, CNN langsung dapat sanksi berat.

Dan tolong diingat, yang diberi sanksi oleh KPI itu lembaga penyiarannya, tidak pernah memberi sanksi kepada individu atau pengisi acaranya. Itu yang pertama.

Yang kedua, mari meluruskan KPI—tadi dikatakan Ronal dan Kang Denny. KPI bukan lembaga sensor, tapi lembaga pengawasan—mata dan telinga pemirsa. Sensor itu ranahnya Lembaga Sensor Film. Harapan kita tentunya sinkronisasi yang utuh antara LSF dan KPI. Contohnya, batasan usia penonton saja antara KPI dan LSF masih beda. Sehingga ditakutkan lolos di LSF, tapi masih disemprit oleh KPI karena soal perbedaan klasifikasi umur.

Ketiga, tetapi aturan bukan benda mati. KPI dan industri harus terus mengadakan dialog yang sehat untuk menemukan formula yang makin lama makin sehat dan memberi maslahat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat. Masyarakat cerdas, cerdas memilih tayangan yang sehat dan bermanfaat bagi diri dan keluarga.

Kesimpulannya:
Sensor jangan dijadikan sesuatu yang horor, pengawasan juga jangan dijadikan sesuatu yang bermakna pembantaian. Hati-hati adalah kata kunci yang penting, tetapi juga jangan sampai membuat industri jadi mati. Kata kunci kata Bang Denny: tanggung jawab dan demi kepentingan publik. (Maman Suherman)
Share:

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter