Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

Senin, 24 Agustus 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 24 Agustus 2015 (Masihkah Tontonan Televisi Jadi Tuntunan?)

Kang Maman Masihkah Tontonan Televisi Jadi Tuntunan?

Yang ideal mempertontonkan tuntunan, bukan mempertontonkan jalan menuju kehancuran. Dengan cerdas, Ronal mengatakan, “Titik terlemah televisi adalah kerap bertele-tele tanpa visi.” Ini mengingatkan saya pada tujuh dosa jurnalistik (seven deadly sins journalism)—yang secara tersirat diucapkan oleh teman-teman—yang membuat televisi kerap hanya sebagai tontonan tanpa tuntunan, yakni:

[1] Kerap memberikan informasi yang terdistorsi;
[2] Dramatisasi fakta palsu yang bertele-tele;
[3] Mengganggu privasi di wilayah publik;
[4] Kerap tanpa sadar, bahkan dengan sadar melakukan pembunuhan karakter;
[5] Mengeksploitasi seks;
[6] Meracuni pikiran anak-anak; dan
[7] Menyalahgunakan kekuasaan. Di mana televisi yang frekuensinya milik publik, dipakai untuk kepentingan individu atau kelompoknya.

Jika saja tujuh dosa itu tidak dilakukan, televisi bisa menjadi tontonan yang menuntun, yang membawa kita sebagai teman baik kepada pemirsa untuk memperkaya dan memberi pencerahan kepada penontonnya.

Kata kunci: Remote control di tangan Anda. Jadilah pemirsa sekaligus juri yang kritis. Matikan TV jelek, laporkan jika melanggar, puji jika memberikan tuntunan. Banyak sensasi, penuh dramatisasi, sepi prestasi, matikan televisi! (Maman Suherman)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter