Kang Maman – Kasih Ibu: Cinta yang Tanpa Syarat
Perang, mempertaruhkan nyawa dengan cara membunuh lawan. Ibu,
mempertaruhkan nyawanya justru demi hadirnya nyawa baru: anak. Agar kehidupan
tetap hidup dan berlanjut.
Seandainya laki-laki lebih hebat dan kuat daripada perempuan, tentu
tugas melahirkan yang penuh pertaruhan nyawa dibebankan-Nya kepada laki-laki.
Maka, alasan apa lagi untuk mengatakan, “Kemampuan perempuan di bawah laki-laki”?
Dan di negeri ini, itu tergores sejak 22 Desember 1928, oleh para perempuan hebat dalam Kongres Perempuan. Dengan inisiator seorang perempuan lajang berusia 21 tahun: Soejatin.
Dan di negeri ini, itu tergores sejak 22 Desember 1928, oleh para perempuan hebat dalam Kongres Perempuan. Dengan inisiator seorang perempuan lajang berusia 21 tahun: Soejatin.
“Ibu pembohong,” kata Komeng. Betul, seorang ibu dalam hidupnya membuat
banyak kebohongan. Saat makan; jika makanan kurang, ia akan berikan makanan itu
kepada anaknya dan berkata, “Cepatlah makan, Ibu tidak lapar.” Waktu tersisa hanya
ikan dan daging, ia pun berkata, “Ibu tidak suka daging, makanlah, Nak!” Tengah
malam saat dia sedang sakit, menjaga anaknya yang sakit, ia akan berkata, “Istirahatlah, Nak, Ibu masih belum mengantuk.” Saat anak sudah lulus, bekerja dan mengirim
uang untuk ibu, ia berkata, “Simpanlah untuk keperluanmu, Nak, Ibu masih punya
uang.”
Saat anak sudah sukses, menjemput ibunya untuk tinggal di rumah besar,
ia selalu berkata, “Rumah tua kita sangat nyaman. Ibu tidak terbiasa tinggal di
sana.”
Saat menjelang tua, ibu sakit keras, anak akan menangis, ibu masih tetap
bisa tersenyum sambil berkata, “Jangan menangis, Ibu tidak apa-apa.”
Itulah kebohongan terakhir yang akan dibuat oleh ibu. Tidak peduli seberapa kaya kita, seberapa dewasanya kita, ia selalu menganggap kita anak kecilnya; mengkhawatirkan diri kita, tapi tidak perlu dan tidak mau anak-anak mengkhawatirkannya.
Itulah kebohongan terakhir yang akan dibuat oleh ibu. Tidak peduli seberapa kaya kita, seberapa dewasanya kita, ia selalu menganggap kita anak kecilnya; mengkhawatirkan diri kita, tapi tidak perlu dan tidak mau anak-anak mengkhawatirkannya.
Semoga semua anak di dunia bisa menghargai setiap kebohongan ibunya.
Dan saya tahu, saya tahu dan percaya:
Dan saya tahu, saya tahu dan percaya:
(Di doa
ibuku, namaku disebut
Di doa ibuku kudengar, ada namaku disebut)
Di dalam doa ibu, namaku disebut. Ibu, percayalah, di dalam doa kami, anak-anakmu, namamu pun tak pernah putus kami sebut.
We are born of love, love is our mother. Kami terlahir dari cinta, dan cinta itu: Ibu.
Di doa ibuku kudengar, ada namaku disebut)
Di dalam doa ibu, namaku disebut. Ibu, percayalah, di dalam doa kami, anak-anakmu, namamu pun tak pernah putus kami sebut.
We are born of love, love is our mother. Kami terlahir dari cinta, dan cinta itu: Ibu.
Selamat Hari
Ibu. (Maman Suherman)
Ibu
BalasHapus