Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

Senin, 22 Desember 2014

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 22 Desember 2014 (Kasih Ibu: Cinta yang Tanpa Syarat)

Kang Maman Kasih Ibu: Cinta yang Tanpa Syarat

Perang, mempertaruhkan nyawa dengan cara membunuh lawan. Ibu, mempertaruhkan nyawanya justru demi hadirnya nyawa baru: anak. Agar kehidupan tetap hidup dan berlanjut.

Seandainya laki-laki lebih hebat dan kuat daripada perempuan, tentu tugas melahirkan yang penuh pertaruhan nyawa dibebankan-Nya kepada laki-laki. Maka, alasan apa lagi untuk mengatakan, “Kemampuan perempuan di bawah laki-laki”?

Dan di negeri ini, itu tergores sejak 22 Desember 1928, oleh para perempuan hebat dalam Kongres Perempuan. Dengan inisiator seorang perempuan lajang berusia 21 tahun: Soejatin.

“Ibu pembohong,” kata Komeng. Betul, seorang ibu dalam hidupnya membuat banyak kebohongan. Saat makan; jika makanan kurang, ia akan berikan makanan itu kepada anaknya dan berkata, “Cepatlah makan, Ibu tidak lapar.” Waktu tersisa hanya ikan dan daging, ia pun berkata, “Ibu tidak suka daging, makanlah, Nak!” Tengah malam saat dia sedang sakit, menjaga anaknya yang sakit, ia akan berkata, “Istirahatlah, Nak, Ibu masih belum mengantuk.” Saat anak sudah lulus, bekerja dan mengirim uang untuk ibu, ia berkata, “Simpanlah untuk keperluanmu, Nak, Ibu masih punya uang.”

Saat anak sudah sukses, menjemput ibunya untuk tinggal di rumah besar, ia selalu berkata, “Rumah tua kita sangat nyaman. Ibu tidak terbiasa tinggal di sana.”

Saat menjelang tua, ibu sakit keras, anak akan menangis, ibu masih tetap bisa tersenyum sambil berkata, “Jangan menangis, Ibu tidak apa-apa.”

Itulah kebohongan terakhir yang akan dibuat oleh ibu. Tidak peduli seberapa kaya kita, seberapa dewasanya kita, ia selalu menganggap kita anak kecilnya; mengkhawatirkan diri kita, tapi tidak perlu dan tidak mau anak-anak mengkhawatirkannya.

Semoga semua anak di dunia bisa menghargai setiap kebohongan ibunya.

Dan saya tahu, saya tahu dan percaya: 

(Di doa ibuku, namaku disebut 
Di doa ibuku kudengar, ada namaku disebut) 

Di dalam doa ibu, namaku disebut. Ibu, percayalah, di dalam doa kami, anak-anakmu, namamu pun tak pernah putus kami sebut. 

We are born of love, love is our mother. Kami terlahir dari cinta, dan cinta itu: Ibu.

Selamat Hari Ibu. (Maman Suherman)
Share:

1 komentar:

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter