Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

Selasa, 23 Desember 2014

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 23 Desember 2014 (Dari Kelahiran Selebriti hingga Great Sale)

Kang Maman Kelahiran Selebriti, Tren Mewarnai Bulu Ketiak, Miras Oplosan, dan Great Sale

Orang ternama, masuk TV karena melahirkan. Orang biasa, masuk TV karena miras [minuman keras] oplosan. Sebuah tragika.

Kita tidak pernah bisa memilih, terlahir dari orang tua biasa yang jauh dari sorot kamera, atau orang tua ternama (pesohor) yang tidak perlu undang media, tapi medialah yang menghampirinya—seperti laron berebut mendekati lampu di musim hujan.

Toh, kalaupun masuk dalam sorotan, bayi mungil itu tentu belum mengerti apa-apa; tentu belum tahu, apakah kelahirannya boleh diliput dan masuk media, yang menggunakan frekuensi publik atau tidak.

Dan setelah besar nanti; setelah bisa memahami mana yang boleh mana yang tidak, barulah anak memilih jalannya sendiri. Akan mewarnainya dengan putih, hitam, hijau, biru, kuning, atau merah—seperti tren mewarnai bulu ketiak saat ini. Terserah anak itu sendiri. Yang pasti, kata teman-teman tadi, belajarlah dari bulu ketiak; meski terjepit, tetap bisa tumbuh.

Namun, apakah dalam pertumbuhan, dalam perjalanan hidup nanti akan berakhir bahagia atau tidak, kita juga tidak tahu. Hanya bisa berharap, berharap bisa pulang kepada-Nya dalam sebaik-baiknya pulang. Dan kita, tentu tak pernah berharap hidup kita, usia kita, akan terdiskon besar-besaran oleh “great sale” ulah kita sendiri: Mati muda karena miras oplosan.

Mana ada orang yang berharap bisa masuk TV saat meregang ajal lewat miras oplosan?

Doa kita sebenarnya sama: Lahir dari cinta dan karena cinta, hidup bertabur cinta dan berpulang dilepas dengan penuh cinta untuk menghadap Sang Maha Pencipta.

Dan, oh iya, persoalannya satu: Akankah diliput media atau tidak saat meninggal kelak? Saya masih percaya, belum ada manusia yang mengikat kontrak dengan stasiun TV, minta dibuatkan reality show tentang kematiannya.

Terakhir, kita bisa tawar dan beli dunia, tak cuma frekuensi publik bernama televisi, cukup dengan modal ‘3-ta’ di belakang; harta, tahta, dan selebrita. Nulis ‘selebrita’nya: ‘SALE BeRITA’, beritanya gampang di-sale.

Jika memilih ketiganya, syukurilah dengan penuh kerendahan hati, tapi ingat, itu belum cukup untuk mendapat kebahagiaan yang lebih hakiki. Ada satu ‘ta’ yang penting, dan ‘ta’ itu di depan: Takwa. (Maman Suherman)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter