Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

Rabu, 26 November 2014

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 26 November 2014 (Sunda Nite)

Kang Maman Sunda Nite

Karena ini lawak klub, langsung mengingatkan saya pada kisah sufi yang dikemas dalam sosok Kabayan. Dalam Kabayan Ngala Tutut, Kabayan diam berjam-jam, jongkok di pematang sawah, tidak mau turun ke sawah. Dia hanya memandang air yang menggenang. Mertuanya pun bertanya, “Ada apa, kenapa tidak turun?” Kabayan menjawab, “Tidak mau. Karena air di sawah dalam sekali.” Saking dalamnya, dia bisa melihat bayangan langit di permukaan air sawah.

Terkesan bodoh, tapi ini menyindir kebodohan kita dalam memandang hidup; yang sering ketakutan oleh kehidupan dunia, yang sebetulnya hanya bayang-bayang.

Agar tak terjebak dalam hal ini karenanya orang Sunda dalam kisah-kisah Kabayan digambarkan punya filosofi hidup. Di antaranya: ‘Geus teu nanaon kunanaon’ artinya ‘Tidak terpengaruh oleh apa-apa’.

Sehari-hari si Kabayan hidup dengan gembira. Tak terlalu sedih ketika ditimpa kemalangan, tak terlalu gembira ketika mendapat kesenangan. Kesenangan dan kemalangan hanya sementara; datang dan pergi.

Lalu, Kabayan selalu berteriak, “Heuheuy deudeuh!” Ini sesuai dengan gaya hidup orang Sunda. Makanya ada ungkapan dalam bahasa Sunda, “Hirup mah heuheuy jeung deudeuh! Mun keur seuri cape seuri; mun keur ceurik cape ceurik (Hidup itu selalu kesenangan dan kesedihan. Jika sedang menangis akan cape menangis; ketika tertawa akan cape tertawa).” Semua saling berganti, jadi, enjoy-lah! Maka orang Sunda itu terkenal suka canda.

Juga tidak lupa, lengkapnya: “Teu daya teu upaya. Abdi mah teu daya teu upaya mung ngiringan kersaning Anjeun.” Ini ungkapan yang artinya kira-kira sama dengan “La haula wala quwwata illa billah.” Kita cuma wayang, dan hanya bisa berserah diri kepada Yang Di Atas.

Itulah sebagian filosofi Sunda dalam cerita Kabayan. Sosok yang kesannya lugu, tapi membawa pesan filosofi yang dalam, dan membawa pesan tentang ciri orang Sunda yang harus cageur (sehat fisik dan rohani); bageur (baik hati); pinter (cerdas); motekar (kreatif); tetapi harus ingat: selalu basajan (sederhana); dan handap asor (rendah hati).

Selamat Rebo Nyunda, selalu silih asih, silih asah, silih asuh, dan tetap satu: Aku bangga menjadi INDONESIA, BHINNEKA TUNGGAL IKA! (Maman Suherman)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter