Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

Rabu, 22 Oktober 2014

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 22 Oktober 2014 (Jualan Privasi, Siapa Mau Beli?)

Kang Maman Jualan Privasi, Siapa Mau Beli?

Pernikahan itu diumumkan untuk menghindari fitnah,” kata Ust. Wijayanto. Dan, pernikahan itu pada intinya, penyatuan dua hati dalam sebuah sumpah suci yang menggetarkkan arasy Allah. Dan itu berbeda dibanding ruang pamer, atau tempat pameran.

Dan, jangan jadikan ruang suci itu hanya untuk tempat makan orang-orang kenyang.

Adalah hak setiap orang untuk menutup rapat-rapat rumahnya, atau memilih membuka lebar-lebar pintu rumahnya, dengan catatan: harus siap menerima risiko atas putusannya itu.

Berkaitan dengan selebriti, sering ada dalil yang rada-rada aneh bahwa, “Selebriti adalah dunia tanpa privasi.” Mereka berdalih, selebriti itu ibarat buku terbuka; semua orang berhak tahu dan bebas membukanya selembar demi selembar. Dan tidak jarang, ada seleb yang ikut menikmatinya, apalagi kalau lembar demi lembar halaman itu ada advertensi atau iklannya—yang tadi disindir Pak Jarwo sebagai ‘simbiosis mutualistis’.

Kalau percaya dengan dalil itu silakan saja, tapi percayalah, pada hakikatnya ruang privasi dan ruang publik adalah dua dunia yang terpisah. Dan bagi banyak orang, bagi banyak institusi, wajib dipisahkan meski saling memengaruhi satu sama lain.

Dalam agama Islam, misalnya, seperti disebutkan oleh Ust. Wijayanto:

Dari Asma' binti Yazid dikatakan, dalam satu majelis Rasulullah [shallallahu alaihi wa sallam] sementara kaum laki-laki dan wanita duduk di situ. Rasulullah berkata, Barangkali seorang laki-laki menceritakan hubungan intim yang dilakukannya bersama istrinya? Atau sebaliknya, wanita menceritakan hubungan intim yang dilakukan bersama suaminya?

Orang-orang diam saja. Kemudian berkata, Demi Allah, benar wahai Rasulullah. Sesungguhnya kaum wanita melakukan hal itu, demikian juga kaum pria.

Rasulullah pun bersabda, Jangan lakukan! Sesungguhnya hal itu seperti setan laki-laki yang bertemu dengan setan perempuan di jalan, lalu keduanya bersetubuh sementara orang-orang melihatnya.

Terakhir, kalau kita ingat segmen pertama tadi, ada teriakan Pak Komeng, “Remote, remote, remote.” Itu mengingatkan kita kepada para pemirsa yang matang dan tidak lagi berlaku pepatah, “Elu jual, gua beli,” tapi yang ada: “Elu jual, gua pilah, di tangan gue ada remote.” (Maman Suherman)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter