Kang Maman – Pemilihan Langsung atau Diwakilkan
Ada 2 pilihan menyeruak dalam pembicaraan ini:
Kelompok pertama memilih untuk pemilihan tidak langsung karena
berprinsip pada asas perwakilan. “Toh, rakyat sudah memberikan suaranya untuk
diwakili.” “Dan juga bisa hemat anggaran dibanding kalau memilih langsung,” tadi
beberapa suara itu muncul. Tetapi, kata kuncinya kata Kirun, “Jangan sampai
salah pilih dalam pemilihan umum; dalam memilih wakil kita.”
Kemudian
kelompok kedua—diwakili oleh Mas Jarwo [dan] Mas Ronal—memilih secara langsung.
Itu adalah pilihan karena berprinsip atau berasaskan pada daulat rakyat. Kedaulatan
di tangan rakyat, jangan dikebiri.
Jika memang
akhirnya harus pemilihan tidak langsung, adakah mekanisme yang memungkinkan
rakyat untuk bisa mengganti wakilnya di tengah masa pemerintahan kalau merasa
wakilnya koruptif dan tidak lagi mewakili dirinya? Misalnya, seperti kata Ronal
tadi, “Adakah mekanisme pemilihan sela atau pemilihan antara?”
Yang kedua,
semua sistem politik pasti ada titik lemahnya. Dan, “jebakan” demokrasi yang
paling berbahaya adalah muncul ketika kualitas wakil rakyat tidak bagus dan
tidak bisa memegang amanah.
Di sistem
mana pun, kalau tidak amanah, akan menghasilkan pemimpin yang koruptif, dan
mengkhianati rakyat yang dipilihnya. Dan di atas
mantra demokrasi, perihal keadilan, keadaban, dan kesejahteraan, tak kalah
substansial dan tidak kalah pentingnya.
Jadi, kata
kuncinya, di sistem apa pun yang kelak berlaku, ketuk nuranimu, jangan pernah
curangi dan jangan pernah khianati rakyat! (Maman Suherman)
0 komentar:
Posting Komentar