Kang Maman – Gelar Pendidikan
Ini kesimpulan dari 4 orang pembicara tadi: Nycna Gita [Nycta Gina],
Fitca Tropiri [Fitri Tropica], Cong Lontak [Cak Lontong], dan Kemong [Komeng]. Gelar-gelar
kita terbalik-balik. Amanat kemerdekaan apa? Mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tapi lihat pasalnya: Pasal Pendidikan BAB XVI menyebut ‘pendidikan’, tapi Pasal
31 bilang, “Setiap orang berhak mendapat pengajaran”. ini aja udah terbolak-balik.
‘Pendidikan’ kata dasarnya apa? ‘Didik’. ‘Pengajaran’? ‘Ajar’. Kalau orang kurang pendidikan? ‘Kurang didik’. Kalau orang kurang pengajaran? ‘Kurang ajar’ ....
Angka putus sekolah di Indonesia itu 260.000 tahun 2011. Dan, menurut Anies Baswedan, tiap tahun, anak SD [Sekolah Dasar] lulus 4,6 juta, tapi yang lulus SMA cuma 1,7. Artinya, ada 3 orang yang menganggur setiap tahun. Kita mau bilang mereka kurang ajar? ... Itu yang pertama.
‘Pendidikan’ kata dasarnya apa? ‘Didik’. ‘Pengajaran’? ‘Ajar’. Kalau orang kurang pendidikan? ‘Kurang didik’. Kalau orang kurang pengajaran? ‘Kurang ajar’ ....
Angka putus sekolah di Indonesia itu 260.000 tahun 2011. Dan, menurut Anies Baswedan, tiap tahun, anak SD [Sekolah Dasar] lulus 4,6 juta, tapi yang lulus SMA cuma 1,7. Artinya, ada 3 orang yang menganggur setiap tahun. Kita mau bilang mereka kurang ajar? ... Itu yang pertama.
Yang kedua, ada 8,3 juta orang buta aksara di Indonesia. Dan katanya,
kita baru bebas buta aksara tahun 2045; satu abad setelah kemerdekaan. Berarti, kita
akan memelihara orang “kurang ajar” selama 1 abad.
Kesimpulannya cuma satu, berkaitan dengan gelar: Pendidikan itu
memerdekakan, dan tidak mengerdilkan sebatas gelar. Dan, seperti kata Fitri
Tropica tadi, “Gelar tidak berarti sudah kelar, dan dengan gelar semestinya orang
semakin benar.” (Maman Suherman)
0 komentar:
Posting Komentar