Berdiri di atas lilin ulang tahun raksasa setinggi 132 meter, di bawah
cawan yang menopang nyala lampu perunggu sebesar dan seberat 14,5 ton, dilapisi
emas 35 kilogram, yang sejak 1995 menjadi 50 kilogram emas berlambang api nan
tak kunjung padam yang kita kenal sebagai Monas [monumen nasional], terlihat
hamparan luas Jakarta yang oleh CMN disebut sebagai ‘durian besar’.
Luasnya hanya 661,52 kilometer persegi. Penduduknya se-Jabodetabek hanya 11% dari penduduk Indonesia. Namun di sana, 70% uang se-Indonesia beredar hanya di Jakarta.
Luasnya hanya 661,52 kilometer persegi. Penduduknya se-Jabodetabek hanya 11% dari penduduk Indonesia. Namun di sana, 70% uang se-Indonesia beredar hanya di Jakarta.
6 tahun ke depan, 2020, Jakarta diprediksi akan berdiri 250 unit
pencakar langit, dan akan berdiri gedung tertinggi di Asia Tenggara setinggi
638 meter; 5 kali lipat tinggi Monas. Itukah yang diharapkan penduduk Jakarta?
Konklusinya,
jangan jadikan Jakarta sebagai tempat berhimpunnya koruptor pengutil uang
rakyat di gedung-gedung yang terhormat, jangan jadikan Jakarta tong besar
tempat membuang sepah, sampah, sumpah serapah, apalagi tempat menumpahkan
darah.
Mari wujudkan
Jakarta yang bersih, modern, manusiawi, yang warganya makmur dan pintar—yang
kata Pak Ahok [Basuki Tjahaja Purnama], “Harus 3-uh; kepala penuh, perut penuh,
dan dompetnya penuh.”
Selamat ulang tahun, Jakarta, kami mencintaimu. (Maman
Suherman)
0 komentar:
Posting Komentar