Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

Minggu, 30 Juli 2017

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 30 Juli 2017 (Sunda Nite) [2]

Kang Maman – Sunda Nite [2]

Budayawan sekaligus filsuf kelahiran Delft, Belanda, Martinus Antonius Weselinus Brouwer, memang pernah mengatakan seperti yang dikatakan Kang Denny tadi, “Bumi Pasundan lahir saat Tuhan sedang tersenyum.”

Dan dari permainan angklung, kita dapatkan sejumlah filosofi kebajikan dan kearifan Sunda. Perhatikan tabung angklung yang selalu dipasang sehadapan; tabung kecil terletak di depan tabung besar. Dan saat kita mainkan tadi, angklung pada sisi tabung lebih besar yang digetarkan dan mendorong suara dari tabung kecil. Persis seperti kehidupan harmonis yang didambakan: seorang yang dituakan hanya boleh mendahului melangkah selangkah saja, dan bersamaan dengan itu ikut maju bersama yang muda. Bahkan yang satu tidak boleh berlari lebih kencang dari yang lain.

Angklung mengajarkan tentang harmonisasi kehidupan. Tak ada yang merasa paling hebat dan menyelinap di luar pakemnya. Kita hanya satu nada, memegang satu nada dari rangkaian nada-nada yang ada. Kita bukan manusia super, tapi ada karena ada orang lain.

Melalui angklung kita disadarkan, dalam kehidupan bermasyarakat, memainkan peran dan fungsi masing-masing dalam suasana yang harmonis adalah sebuah keharusan jika ingin mengawal bangsa ini tetap utuh. Tak perlu menonjolkan diri.

Jadi, angklung mengajarkan bersatu dalam harmoni, harmoni dalam persatuan.

Dan kuncinya, sekaligus ciri khas paling menonjol dalam kehidupan masyarakat Sunda: E galiter sejajar. [segmen 3]

***

Salah satu karakter orang Sunda tergambar dalam reog, sosok Kabayan atau sosok Cepot yang bodor, yang lebih dikedepankan ketimbang Gatot Kaca atau sosok serius lain dalam pertunjukan wayang golek Sunda. “Full bodor,” kata Ronal, “Sunda (suka bercanda).”

Heuheuy deudeuh,” biasanya dilontarkan saat menyaksikan atau mengalami kebahagiaan atau kesenangan. Makanya ada ungkapan, “Hirup mah heuheuy jeung deudeuh! Mun keur seuri cape seuri, mun keur ceurik cape ceurik.” Dalam bahasa gaul, filosofi “heuheuy deudeuh itu adalah: nikmati hidupmu, enjoy aja!

Dan kata ‘Sunda’, berasal dan bermakna: bagus, baik, putih, bersih, cemerlang. Segala sesuatu yang mengandung unsur kebaikan. Orang Sunda diyakini memiliki etos, watak (karakter) ka-Sunda-an sebagai jalan menuju hidup yang utama, yakni 7-r: cageur (sehat jasmani-rohani), bageur (baik dalam tekad, ucap, dan tindakan), bener (menurut diri, menurut masyarakat, menurut hukum), singer (terampil), motekar (kreatif), pinter (cerdas intelektual-emosional-spiritual), dan basajan jeng handap asor (sederhana dan rendah hati).

Terakhir, orang Sunda pasti hafal dan insya Allah mengamalkan pesan ini: saling mengasihi, saling memperbaiki diri, saling melindungi—silih asih, silih asah, silih asuh. (Maman Suherman)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter