Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

Minggu, 30 April 2017

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 30 April 2017 (Para Petualang Unik)

Kang Maman – Para Petualang Unik

Para petualang, dengan segala keunikan dan kehebatannya, mengajarkan kita satu hal: Hidup pada dasarnya adalah perjalanan menuju pulang. Jadi, tak ada kata berhenti berjalan, termasuk tak ada kata setop dalam menikmati keunikan perjalanan dan perjalanan yang unik, sebelum Dia yang di atas sana menyatakan, “Sudah saatnya untuk setop dan berhenti.”

Hidup harus terus berlanjut, tidak peduli seberapa memberatkan, seberapa menyakitkan, atau seberapa membahagiakannya. Dan biarkan waktu yang menjadi penyembuhnya.

Juga harus diingat, kata David Sharp tadi:
Petualangan itu bukan gila-gilaan bermodal nekat dan asal-asalan, tetapi petualangan itu menaklukkan tantangan dengan penuh perhitungan. [segmen 2]

***

(Kita beri tepuk tangan sekali lagi untuk Ibu Yuni)

Ibu Yuni tidak sendiri. Yuichro Miura, menaklukkan puncak Everest 8.848 meter di usia 80 tahun, dan itu kesuksesan dia yang ketiga kalinya setelah usia 70 dan 75. Juga, Min Bahadur Sherchan, yang pernah menaklukkan Everest di usia 76 tahun, dan tahun ini, di usianya yang ke 85 tahun, dia ingin kembali menaklukkan gunung itu.

Jadi, sungguh, bagi mereka, usia itu takdir dan semata angka, tapi kehebatan dan semangat petualangan adalah pilihan.

Mereka mengajarkan kita untuk tidak menyerah pada usia, juga untuk tidak meminta gunung direndahkan apalagi disingkirkan, tetapi meningkatkan kekuatan untuk menaklukkan ketinggian pegunungan. Toh, menikmati ciptaan-Nya adalah salah satu cara mensyukuri karunia penciptanya. Itulah bahagia sejati, dan sejatinya bahagia, kata Kang Denny tadi.

Dan jangan lupa, kata teman-teman tadi:
Perjalanan dibentuk dengan siapa kamu berjalan. Tetapi juga, tak wajib membawa teman, jika di tempat tujuan kamu bisa menciptakan pertemanan. [segmen 4]

***

Tidak ada istilah tua untuk menjadi petualang dan melakukan petualangan. Bahkan, tidak ada kata ‘petualang’ dan ‘petualangan’ tanpa kata ‘tua’. Karena tanpa kata ‘tua’, hanya ada kata ‘pelang’ dan ‘pelangan’—dan kata ini tak akan memiliki arti sama sekali.

Dan para petualang mengajarkan kita bahwa hidup harus menerima dengan seindah-indahnya penerimaan, hidup harus dipahami dengan setulus-tulusnya pemahaman, dan hidup harus dinikmati dengan sepenuh kebahagiaan dan kesyukuran.

Dan para petualang unik ini mengajarkan kita:
Tidak ada yang sempurna dalam hidup ini. Tetapi tak harus sempurna untuk bisa menikmati hidup. (Maman Suherman)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter