Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

Minggu, 19 Maret 2017

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 19 Maret 2017 (Fenomena Ibu-Ibu Sosmed)

Kang Maman – Fenomena Ibu-Ibu Sosmed

Indonesia adalah negara nomor lima paling cerewet di Twitter, dan Jakarta nomor satu di dunia, 15 tweet per detik—dan tidak ada bedanya laki-laki dengan perempuan. Dan, perempuan punya hak untuk bersuara, kata Karput [Kartika Putri], melalui medium apa saja, sebagaimana kaum pria.

Galak—jika dimaknai sebagai lantang dan berani bersuara, tak boleh mendiamkan segala ketidakadilan—boleh, bahkan teramat boleh. Apalagi untuk meneriakkan dan melawan ketidakadilan. Contoh sederhana, jika kita dua jam saja menonton televisi hari ini, pada saat bersamaan, ada tiga perempuan di Indonesia yang mengalami kekerasan seksual. 35 menjadi korban setiap hari! Dan persoalannya bukan persoalan rok mini, tetapi persoalan otak mini para pelakunya.

Dan kaum lelaki pun tidak boleh tinggal diam terhadap fenomena ini. Karena kekerasan seksual, bukan persoalan perempuan semata, tapi persoalan kemanusiaan. Persoalan dan penyebab kekerasan, sekali lagi, bukan rok mini, jadi bersuaralah demi tujuan tegaknya kebenaran, bukan semata kenyinyiran. [segmen 2]

***

The power of emak-emak. Dua ibu yang hadir malam ini membuktikan, media sosial (dunia maya) adalah sawah, ladang, pabrik, kantor, sekaligus ruang pamer produk dan karya yang tak berbatas dan tak terbatas, untuk kehidupan dan menunjang kehidupan di dunia nyata.

Kuncinya, kata Ronal, think before tweet. Pikir sebelum gerakkan jempolmu, yang dalam bahasa Indonesianya bermakna: media sosial akan bernilai positif jika jempolmu menuangkan dan menuliskan hal-hal yang: perlu, meng-inspirasi, memberi kekuatan, isinya baik dan benar, dan syukur-syukur bernilai ekonomis. [segmen 4]

***

Ada tiga poin penting yang kita dapat hari ini. Yang pertama, kalau kita menyimak dengan serius, kita pasti ingat kalimat Kang Denny di segmen 1 yang menyiratkan:
Laki-laki dan perempuan tak ada yang sempurna. Tetapi mereka bisa menyatukan jiwa, meneguhkan akad, bersatu, berjalan seiring untuk saling menyempurnakan. Itu yang pertama.

Yang kedua, berada di ruang publik atau di ruang privat, di dunia nyata atau di medsos yang kerap kita sebut sebagai dunia maya, bapak atau ibu sendiri yang memutuskan:
Terhadap anak-anakmu, engkau itu father atau other, mother atau other (orang tua atau orang lain) bagi anak-anak.

Dan yang ketiga:
Ibu kita, bagi dunia mungkin hanya seseorang. Tetapi bagi kita, ibu kita adalah dunia.

Jadi, jangan pernah remehkan the power of ibu. (Maman Suherman)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter