Kang
Maman – ILK Spesial d'Masiv
“Thala’al
Badru”, nasyid kaum Anshor untuk menyambut Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam dengan penuh cinta. Thola’al badru ‘alaina; wahai, bulan
purnama yang terbit menerangi, engkau telah membawa kemuliaan kepada kota kami.
Menyimak
lirik-lirik lagu d'Masiv, terasa kalau cinta itu bukan kata benda, juga bukan
kata kerja, tapi kata hati. Dan agar cinta tak membunuh, agar rindu tak
mematikan tapi membangkitkan—seperti harapan Yuanita tadi—jawabnya satu: Dalam
rindu dan cinta, selalu saling menguatkan, saling menungalkan. Tak terbesit
sedikit pun niat untuk saling meninggalkan. Saling mengukuhkan, dan tanpa jeda
saling mendoakan.
Dan
terakhir:
Cinta itu
bukan beri hamba uang, tapi beri hamba kasih sayang. [segmen 2]
***
Kreativitas
kampanye di negeri ini, katanya, kalau tidak “menjual kecap nomor satu”, yang
memosisikan diri sebagai korban.
Ronal usul,
ayo dong bikin terobosan yang lebih elegan. Misalnya, mengakui diri sebagai
sosok yang pernah berbuat salah. Bukankah keberhasilan itu jika mampu mengakui
kesalahan dan menerima konsekuensi dari kesalahan? Seperti Adam ketika
dijatuhkan dari tempat yang paling mulia ke tempat yang serendah-rendahnya, dan
mengakui serta menyesali kesalahannya. Dan itulah yang membedakannya dengan
iblis. Salah itu manusiawi, dan lebih kena ke hati masyarakat. Atau setidaknya,
kami menantang untuk out of the box—dalam bahasa Pak Jarwo.
Bisakah
membuat kampanye bertema mengingatkan diri sendiri:
Sebagai
pemimpin, janganlah berjalan di muka bumi dengan penuh kesombongan. Tapi
merendahlah hingga tak seorang pun bisa merendahkanmu, dan mengalahlah hingga
tak seorang sanggup mengalahkanmu. [segmen 4]
***
Sederhana
harapan warga terhadap calon gubernurnya: bahagia, bukan sekadar diberi makan
janji.
Bicara soal
bahagia, jika bahagia bisa dibeli, orang-orang kaya akan memborong semuanya dan
orang-orang miskin tak akan kebagian bahagia. Bahagia sungguh tidak bisa
dibeli. Cuma bisa dirasakan, kalau kita mau merasakannya. Dan bahagia itu ada
di hati setiap orang yang punya hati.
Tetapi
ingat, Dia (Sang Maha Kasih) tak pernah menjanjikan kepastian akan bahagia. Dia
cuma mengingatkan, bahagia itu jika kamu memang menginginkannya. Jika tidak,
dia akan pergi—persis lirik d'Masiv: “Kesedihan hari ini, bisa jadi bahagia
esok hari” ... “asal terus berjuang”. (Maman Suherman)
*Esok kan
Bahagia
saya atas nama BPK. SAMSUL dari MADURA ingin mengucapkan banyak terimah kasih kepada MBAH KARYO,kalau bukan karna bantuannya munkin sekaran saya sudah terlantar dan tidak pernaah terpikirkan oleh saya kalau saya sdh bisa sesukses ini dan saya tdk menyanka klau MBAH KARYO bisa sehebat ini menembuskan semua no,,jika anda ingin seperti saya silahkan hubungi MBAH KARYO no ini 082301536999 saya yakin anda tdk akan pernah menyesal klau sudah berhubungan dgn MBAH KARYO dan jgn percaya klau ada yg menggunakan pesan ini klau bukan nama BPK. SAMSUL dan bukan nama MBAH KARYO krna itu cuma palsu.m
BalasHapus