Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

Senin, 11 Juli 2016

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 11 Juli 2016 (Prestasi, Gengsi atau Frustrasi?)

Kang Maman Prestasi, Gengsi atau Frustrasi?

Seseorang disebut berhasil menaklukkan Gunung Everest bukan karena ia diturunkan dari pesawat terbang tepat di puncak gunung itu. Tetapi karena ia telah berjuang mendaki dari kaki gunung terbawah hingga berhasil mencapai puncak tertinggi di dunia itu. Artinya, tak ada prestasi yang bisa diraih secara instan (meski didukung oleh segunung dana), tetapi harus berproses dari titik nol.

Yang cukup menyedihkan di negeri ini, menjadi yang pertama dianggap bukan sebagai prestasi. Alhasil, orang seperti Rio Haryanto, orang Indonesia pertama yang berhasil masuk ajang F1—yang tak cuma sebatas bermodal dana atau pay driver, tapi juga sudah punya prestasi di level sebelumnya—tetap dianggap bukan sebagai prestasi. Meski, Cak Lontong mengingatkan, “Matangkan dulu prestasi di level sebelumnya sebelum naik di tingkat atau di level yang lebih tinggi.”

Yang kedua, di negeri ini dana memang selalu menjadi persoalan yang kerap tak kunjung ada ujungnya dan selalu diributkan tanpa ada habis-habisnya. Jadi bisa dibayangkan betapa rumitnya, di mana saat berupaya menuju puncak saja sudah tidak bisa difasilitasi, didanai atau diapresiasi, demikian pula kelak di masa selanjutnya—di masa sudah turun dari puncak dan menua, sungguh jauh lebih tidak diapresiasi lagi.

Siapa di antara kita yang masih mengingat Ellyas Pikal, orang Indonesia pertama yang menjadi juara dunia tinju profesional asal Indonesia? Atau Tati Sumirah, yang menjadi bagian dari tim bulu tangkis putri Indonesia pertama kali merebut Piala Uber tahun '75? Atau satu nama kecil lainnya, Nanda Telaumbanua; 10 rekor dunia, 7 kali juara dunia angkat besi, kita sudah lupakan. Dan masih banyak nama-nama besar lainnya yang sudah mengharumkan nama bangsa. Akibatnya satu: Prestasi bisa-bisa cuma berujung frustrasi.

Jadi, mari mengapresiasi sedari dini agar bisa meraih puncak prestasi dan tidak frustasi di hari tua.

Terakhir, dari pernyataan Cak Lontong:
Semua manusia pada dasarnya ingin dihargai, tetapi yang terpenting, tanyakan pada diri sendiri: Apa yang ingin kita dari prestasi itu sendiri?

Dan capaian yang sempurna adalah berpadunya 3-i. Berprestasi itu: untuk meraih apresiasi, memperoleh kepuasan diri, dan berharap rida Ilahi. (Maman Suherman)
Share:

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter