Kang Maman – Dihujat karena Curhat
Dari diskusi tadi kita bisa menyimpulkan: Setiap orang memiliki
kebutuhan mencurahkan isi hati, menyalurkan emosi, dan berharap mendapat
respons untuk memperkuat rasa yang ada.
Setidaknya ada 4 hal yang mendasari seseorang curhat di media sosial:
Pertama, mencari perhatian. Karena merasa tak berdaya, kesepian, tak
diperhatikan, lalu mencari penguatan dan berharap ada yang mendengar, melihat, lalu
memberi dukungan.
Kedua, karena belum dewasa atau matang secara emosional, media sosial
pun jadi sarana curhat. Dilakukan secara impulsif, merasa emosinya sangat
penting sehingga harus diketahui semua orang, tapi biasanya ketika sudah
selesai baru menyesal—karena baru sadar curhat di medsos itu seperti menulis
menggunakan pena, bukan menggunakan pensil, sekali ditulis, susah dihapus lagi.
Yang ketiga, curhat di media sosial juga bisa dilakukan oleh orang yang
merasa dirinya penting, merasa terkenal, self centered, dan ingin diakui
kepintaran dan keterkenalannya.
Dan yang keempat, curhat semata atau sekadar untuk berbagi dan peduli. Ingat
ada sebuah riset yang membuktikan, jika kita membagi momen negatif di media sosial,
justru tidak akan membuat kita lebih baik, malah sebaliknya: kecemasan
menimbulkan kecemasan—dalam bahasa Poppy Amalya tadi.
Karenanya, jangan umbar aib diri dan rumah tangga di media sosial.
Kalau pasangan susah dijadikan teman curhat, itu artinya ada masalah dalam kebersamaan
Anda, dan solusinya bukan media sosial.
Jadi, daripada curhat di dunia maya, lebih baik bereskan di dunia nyata
dan kau akan melihat kenyataan hidup yang sesungguhnya. Daripada dibeberkan di
dunia maya, lebih baik dibereskan di dunia nyata.
Dan untuk yang sedang jatuh cinta:
Memanaskan ingatan, menghangatkan kenangan, langsung saja kautujukan pada
pasangan yang kau sayang. Jangan ditumpahkan dan dicurhatkan di ruang ingar-bingar
penuh teriakan. Karena cinta bukan kata kerja, juga bukan kata benda.
Cinta itu berkawan sepi, bersahabat sunyi, tidak maya, tapi
nyata: Dan cinta itu kata hati (dari hati untuk hati).
Jadi, bersudlah ke bumi, karena curhat yang terbaik adalah menatap bumi
dan akan didengar oleh penghuni langit. (Maman Suherman)