Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

Selasa, 12 April 2016

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 12 April 2016 (Indonesia Lawak Kekinian)

Kang Maman Indonesia Lawak Kekinian

Teman-teman di sini tak ada yang berniat mengadili Marshanda. Seperti dikatakan Kang Denny tadi, karena kita sendiri tidak tahu penyebab sebenarnya dan itu pun urusan keluarga mereka. Karenanya, berkaitan dengan bapak, dengan lelaki yang terbicarakan, lebih bersifat umum dan ada tiga poin.

Pertama, jika lelaki itu mantan pasangan atau mantan suami, jadikan sebagai kenangan akan kebaikan-kebaikan, bukan sebagai genangan air mata penuh luka, kedukaan, dan kebencian.

Jika ia seorang bapak, betul kata teman-teman, bapak adalah pahlawan pertama bagi anak laki-lakinya dan cinta pertama bagi anak perempuannya. Jadi teringat nasihat seorang ibu bahwa tangisan bapak mungkin tak pernah kaudengar karena dia ingin terlihat kuat agar kau tak ragu berlindung di lengan dan dadanya ketika kau merasa tak nyaman. Dan ketahuilah, cinta bapak kepadamu sama besarnya dengan cinta ibu. Jadi, anakku, di diri bapakmu juga terdapat ridho dan surga bagimu.

Dan jika lelaki itu suami, teringat testimoni seorang istri mengenai kehidupan berumah tangganya yang bisa mencapai perkawinan perak, 25 tahun; 

“Apa karena suami ibu begitu sempurna?” 

“Sebaliknya, ia banyak kekurangannya.” 

“Banyak kekurangan?”

“Iya, banyak. Sebanyak bintang di langit, tidak sanggup saya menghitung semuanya.” 

“Apakah kebaikan suami ibu juga banyak sekali?” 

“Justru sedikit. Sedikit sekali bagaikan matahari di langit.” 

“Terus mengapa ibu bisa hidup bersamanya dan lebih dari seperempat abad dan tetap menyayangi suami ibu?” 

Kata sang istri, “Karena begitu matahari terbit, semua bintang di langit jadi tidak kelihatan.”

***

Kesimpulannya:
Jika Anda wakil rakyat di DPR yang menjalankan fungsi anggaran, pejabat di pemerintahan yang mengeksekusi kebijakan, atau rakyat biasa sekalipun, bapak, ibu, atau anak, jadilah matahari yang menerangi, bukan yang membuat rugi, memerangi, apalagi menyakiti.

Menerangi orang lain membuatmu ikut mendapatkan terang itu sendiri. (Maman Suherman)
Share:

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter