Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

Senin, 15 Februari 2016

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 15 Februari 2016 (Rambu-Rambu Rancu)

Kang Maman Rambu-Rambu Rancu

Seorang dosen filsafat mengatakan, ada enam sesat pikir yang membuat sebuah bangsa tidak maju. Salah satunya tidak patuh aturan, bahkan bangga kalau melanggar. Jadi selama ‘P’ atau ‘S coret’ saja masih tidak dipahami dan dilanggar (masih sesat pikir), kapan negeri ini akan maju?

Poin yang kedua, kalau sudah berani nyetir, artinya sudah lulus ujian dan mendapatkan SIM—karena itu persyaratan utama—jadi semestinya pengemudi sudah paham dan patuh apa yang disebut Pak Chryshnanda tadi, “Ada yang namanya rambu peringatan dengan latar warna kuning, rambu larangan dengan latar putih, rambu perintah yang bundar berwarna biru, termasuk rambu petunjuk, rambu tambahan, bahkan rambu nomor rute jalan.”

Meski juga para aparat harus menyadari, masih ada rambu yang tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Padahal, salah satu ciri negara maju, cara bertutur dan berkomunikasi warganya sudah baik. Contoh sederhana, markah dengan tulisan “BELOK KIRI JALAN TERUS”. Ini rancu: belok kiri, tapi disuruh jalan terus? Padahal bahasa yang paling sederhana dan paling benar adalah: “BELOK KIRI LANGSUNG”.

Yang ketiga, menurut WHO, kecelakaan lalu lintas itu pembunuh nomor tiga di Indonesia setelah jantung koroner dan TBC. Tahun 2012 ada 109.038 kecelakaan, dan 27.441 orang tewas dalam setahun—atau tadi kata Pak Chryshnanda betul, “75 orang tewas setiap hari atau 3 orang meninggal dalam satu jam.”

Kesimpulannya, satu pesan sederhana Cak Lontong tadi, “Pengemudi cerdas tidak menjalankan dua tugas dalam waktu bersamaan. Misalnya, nyetir sekaligus jadi operator telepon.” Pengemudi yang baik tugasnya hanya satu: mengemudi. Jangan terburu-buru, jadilah pengemudi yang bermutu yang berprinsip dan menjalankan satu budaya: “Kepedulian kita, kesadaran kita, keselamatan semua.” (Maman Suherman)
Share:

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter