Kang Maman – Seksi kok Risi?
Ada dua kubu yang paradoks hari ini. Kubu pertama, ada yang mengatakan,
“Ada lo sosok yang tampil seksi, tidak risih, dan percaya diri, demi mewujudkan
eksistensi atau semata karena memang suka tampil seksi.” Dan kalau memang
laki-laki itu makhluk visual, disadari mudah tergoda lewat indra mata, lelaki
yang baik—atau dalam bahasa Cici Panda, “Lelaki bijaksana”—pasti akan langsung
mengalihkan pandangannya terhadap segala hal yang bukan menjadi haknya.
Dengan kalimat lain: Kalau kamu disebut makhluk visual, sadarlah,
engkau sungguh makhluk yang lemah! Dalam bahasa Cak Lontong, disebut sebagai
sosok yang hanya pintar melihat, tetapi tidak pandai berpikir. Jangan salahkan
rok mini, tapi salahkan isi otakmu yang
mini.
Sementara kubu kedua, “Kalau jerawat kecil saja ditutupi, mengapa
auratmu tidak?”
Manusia bukan objek wisata, tetapi sekaligus ia juga bukan objek hinaan
atau objek cacian. Dan kalau kamu sudah menutupinya (sudah berhijab); tidak
transparan, tidak menerawang, dan tidak membentuk lekuk, jadikan sebagai bukti
taat, bukan hiasan sesaat. Dan tekadkan, “I
cover my hair, not my brain.” Tutuplah sendiri, sebelum orang lain
menutupnya dengan kain kafan.
Silakan memilih, mau berada di kubu pertama atau di kubu kedua, atau
tidak di kedua-duanya karena punya sikap dan persepsi sendiri. Tetapi sejak
segmen awal hingga segmen terakhir, ada bisikan yang sangat menarik dari sejumlah
panelis, “Seksi itu bukan soal berpakaian—entah dia laki-laki atau perempuan.
Seksi itu: otaknya berisi.” (Maman Suherman)
0 komentar:
Posting Komentar