Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

Selasa, 17 November 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 17 November 2015 (Benci untuk Membenci)

Kang Maman Benci untuk Membenci

Diskursus perlunya regulasi tentang ujaran kebencian (hate speech), dan juga kejahatan berbasis kebencian (hate crime), sudah lama mencuat ke permukaan seiring menguatnya ancaman terhadap kebinekaan, terhadap keberagaman di negeri ini.

Dan tadi secara tersirat maupun tersurat, sejumlah teman mengamini perlunya penanganan ujaran kebencian, untuk mengatasi kemungkinan terjadinya kekerasan berbasis etnis, suku, agama, maupun rasial—sebagaimana yang terjelaskan dalam Surat Edaran Kapolri yang diributkan itu.

Kita toh tidak ingin ada pembantaian etnis atau genosida terhadap kelompok atau siapa pun yang menjadi target dari ujaran kebencian itu. Jangan sampai terjadi di negeri ini!

Tetapi di sisi lain, Surat Edaran ini juga jangan sampai memuat atau memiliki nilai terselubung secara politis untuk mengekang, apalagi mereprensi kebebasan berpendapat, yang juga dilindungi Undang-Undang kita, meski dengan satu catatan: Bebas, jangan bablas.

Atau, kita sudah sampai pada kebijakan tertinggi seperti yang dikatakan oleh Habibie, “Ketika seseorang menginamu, itu sebenarnya pujian bahwa selama ini mereka menghabiskan banyak waktu untuk memikirkanmu, bahkan ketika kamu tidak memikirkannya.”

Terakhir, dalam hal kebinekaan di negeri ini, teman-teman mengimbau: Daripada tebar nista, lebih baik tebar cinta. Daripada membenci, lebih baik mencintai. Daripada sebar fitnah dan gibah, lebih baik sebar kasih, atau kalian akan menderita sendiri.

Jadi, rawat kebinekaan di negeri ini, keberagaman bukan untuk diseragamkan, dan: tidak bineka, bukan Indonesia!

Terakhir, menarik dari Kang Denny tadi, untuk para pemimpin, ada satu hal yang levelnya lebih tinggi dari Surat Edaran, yaitu:

“Hujani rakyat dengan contoh (dengan keteladanan). Tebar keteladanan lebih baik daripada tebar jeratan aturan.” (Maman Suherman)

***

“Orang berakal akan menempatkan lidahnya di belakang hatinya, sementara orang yang bodoh menempatkan hatinya di belakang lidahnya.” – 'Alī bin Abī Thālib

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter