Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

Senin, 26 Oktober 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 26 Oktober 2015 (Potensi Anak Bangsa)

Kang Maman Potensi Anak Bangsa

Seorang teman pernah bertutur dengan nada geram, dengan bibir bergetar, dan sedih bercampur marah, “Negara ini sudah gawat darurat dalam berbahasa Indonesia! Ayo kita bikin hashtag: #SelamatkanBahasaIndonesia!”

Orang tua begitu bangga di tempat-tempat umum mengajak anak-cucunya berbahasa asing daripada berbahasa Indonesia. Seolah sedari dini balitanya sudah disiapkan untuk tidak boleh kalah di era MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), dan tidak percaya bahwa berbahasa Indonesia bisa menjadi modal besar dan berharga bagi masa depan anak-cucu mereka.

Tidakkah pernah mereka sedikit saja bertanya: Mengapa Perancis, Jepang, begitu maju dan tetap bangga dengan bahasanya—dan dengan budayanya?

Bahkan mantan Mendikbud, M. Nuh, pernah bertanya dengan sangat prihatin, bahwa di lembaga pendidikan lama, di kurikulum lama, pelajaran bahasa Indonesia bahkan cuma dua jam, dan pelajaran bahasa Inggris empat jam.

Rupanya peribahasa ‘rumput tetangga lebih hijau daripada rumput halaman sendiri’ masih sedemikian berlaku di negeri ini. Bahkan masih menjadi-jadi dan menyedihkan, karena “gajah” di dalam negeri yang begitu berpotensi tidak tampak, sementara “semut” kecil di seberang lautan terlihat terang benderang.

Di sisi lain, kita semua percaya, bergantung pada orang lain tidak lebih baik daripada menggantungkan diri pada potensi sendiri. Dan, terlalu terpesona pada hal asing, bisa membuat seseorang terasing di negeri sendiri dan asing pada potensi negeri sendiri.

Kepada Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu di eksekutif dan legislatif, Kang Ronal, Cak Lontong, dengan satire menyindir, apakah kita harus melengkapi Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Dasar yang berbunyi, “Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara,” ditambah dengan kalimat: “Kaya prestasi dan anak berpotensi dipelihara oleh negara”?

Dan terakhir, mari kita memilih: Mau terus takluk pada asing, atau menjadi singa dunia? (Maman Suherman)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter