Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

Selasa, 21 April 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 21 April 2015 (Dewasa Sebelum Waktunya)

Kang Maman Dewasa Sebelum Waktunya

Ayah dan ibu adalah pendidik yang pertama dan utama bagi anak-anaknya. Di pelukan dan pangkuan ayah bundalah semestinya anak pertama kali belajar, merasa, berpikir, dan berbicara.

Jika kedua orang tua kita berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia dalam lisan dan perbuatan, insya Allah demikian pula anak-anaknya. Bukankah leluhur mengajarkan, “Buah tak jatuh jauh dari pohonnya.” “Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga.” Dan sebagai orang tua, mesti selalu mengingat, “Anak polah bapa kepradah (Apa yang dilakukan anak, orang tua pun terkena imbasnya).” Baik berimbas baik, buruk berimbas buruk.

Terkenang saya pada nama seorang ibu panutan: Raden Adjeng Kartini, yang dalam salah satu penutup suratnya memperkenalkan diri: Panggil aku Kartini saja. Meski di eranya, di saat feodalisme masih mencengkeram kukuh, ini permintaan yang tergolong tak lazim. Kartini mendobrak tradisi dan ingin menunjukkan bahwa semua orang pada dasarnya sama; setara, tak dibedakan oleh pangkat, jabatan, gelar, atau kebangsawanan. 

Panggil aku Kartini saja, sepenggal nama penuh makna. Di dalam nama ‘Kartini’, perempuan yang wafat empat hari setelah melahirkan anak pertamanya, ada kata (k)ARTI(ni).

Meski hidup tak panjang, manusia bisa menjadi sosok panutan. Bukan cuma panutan untuk anaknya, tapi untuk bangsanya jika ia memiliki arti bagi sesamanya, berguna dan bermanfaat bagi lingkungannya. Dan panutan itu adalah sosok yang mencerahkan, sosok yang bisa menjadi cahaya bagi sekitarnya meski ia cuma kerlip lilin di malam gelap, lalu mati demi menerangi sekelilingnya.

Jadi, panutan adalah sosok yang punya arti, sosok yang berguna, yang bisa membawa kita dari gelap menuju cahaya, enlightenment (menjadi suluh; api; pijar; dan cahaya yang menerangi), minadzhulumati ilannur, habis gelap terbitlah terang.

Negeriku, selamat Hari Kartini, dan mari menjadi nur (cahaya) panutan bagi negeri ini. (Maman Suherman)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter