Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

Kamis, 01 Januari 2015

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 1 Januari 2015 (Kuliner)

Kang Maman Kuliner

Ke mana pun kaki melangkah, ke sudut dunia mana pun kita terbang dan berlayar, bisa dipastikan—seperti kata Pak Jarwo Kwat—kita akan selalu rindu dan berharap segera kembali ke negeri tempat lahir beta, tempat dibuai dibesarkan bunda, tempat di mana nyiur di pantai seperti tak henti melambai memanggil kita kembali ke negeri yang elok: Indonesia.

Mengapa? Karena Indonesia adalah sepotong surga yang “dijatuhkan” Tuhan ke bumi. Negeri yang bukti kebinekaannya tidak cuma suku dan bahasanya, tapi juga masakan daerah-daerahnya. Dunia mengakui, tidak ada negara yang memiliki ragam kuliner sekaya kita. Keragaman ini memiliki sejarah yang panjang terkait budaya, politik, agama, perdagangan, hingga penaklukan di masa silam.

Indonesia sejak lama adalah negara rempah. Dengan beragam bumbu dan rempah yang melimpah-ruah, kita selalu didatangi oleh bangsa-bangsa asing sejak abad ke-14 untuk dibeli rempah-rempahnya. Coba sedikit bertanya ke dalam hati: Cita rasa apa yang tidak ada di bumi Indonesia?

Makanan di Jawa, tercirikan rasa manis. Di Solo, kuat pengaruh Belanda. Sementara kuliner di Kalimantan, justru tak terpengaruh budaya luar sama sekali. Minahasa, kuat dengan pedasnya. Dan di Indonesia bagian timur, orang memakai bumbu tak terlalu banyak; padahal sejak dulu, Maluku dikenal teramat kaya rempah. Negeri yang kata Dinasti Ming, Cina, adalah negeri di mana ada gunung dupa, tetapi dirahasiakan untuk dibeli selalu oleh masyarakat Cina.

Sementara di Sumatra, rempahnya sedikit; di Aceh, orang hanya menanam satu saja: lada, tetapi seperti kata Bianca tadi, “Ada satu masakan, isinya 27 jenis rempah yang disatukan ke dalam kuali.”

Kita sekarang di atas lautan. Kuliner berbahan ikan jangan ditanya kayanya. Negeri kita teramat empuk pencurian ikan. Menurut FAO [Food and Agriculture Organization], setiap tahun, 50 triliun kekayaan laut kita dicuri. Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, bahkan lebih dari itu: 3.000 triliun per tahun dicuri—lebih dari APBN 2015 yang “hanya” Rp2.039 triliun.

Jadi, mari mensyukuri dan menikmati keberagaman negeri ini, pelangi indah karena berwarna-warni.

Terakhir: Jika ada hal yang tak ingin dilihat, tinggal menutup kedua mata. Jika ada hal yang tak ingin didengar, cukup menutup kedua telinga. Tetapi jika sudah menyangkut rasa dan urusan lapar, perut dan lidah tak kuasa menutup diri, berbohong, atau berbantah. Aroma rempah yang melimpah dari beragam kuliner nusantara, akan selalu memanggilmu untuk kembali ke tanah tumpah darah tercinta, ibu pertiwi, yang cuma menyediakan dua jenis masakan: ‘LEZAT dan LEZAT SEKALI’ atau ‘ENAK dan ENAK SEKALI’.

Itulah seni kuliner Indonesia! (Maman Suherman)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter