Kang Maman – Fenomena Batu Akik
Indonesia adalah pasar
batu permata terbesar di dunia setelah Tiongkok. Sekaligus produsen berbagai
batu permata terbaik dunia, yang potensinya belum tergarap dengan optimal.
Potensi pasar dan industri batu permata di Indonesia mencapai triliunan rupiah per tahun. Di
Indonesia saja, berdasarkan survei Indonesian Gemstone, terdapat 12 juta
pencinta batu permata yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dan, banyak batu mulia Indonesia yang sudah
menembus pasar internasional; karena warna, kemilau, kejernihan, dan dimensinya
sangat bagus.
Alhasil, di Jepang, misalnya, batu mulia Kalimaya Black Opal dari Banten, dijadikan sebagai mahar
perkawinan. Dan tokoh-tokoh ternama, banyak yang mengenakan batu asli Indonesia,
di antaranya: Pangeran Charles menggunakan batu Agate Panca Warna, yang dikenal dengan
sebutan ‘garut edong’, asal Garut,
Jawa Barat. Presiden Barack Obama menggunakan batu Bacan Doko dari Maluku, dan mantan presiden kita, Susilo Bambang
Yudhoyono, yang punya batu Sungai Dareh dari Solok Selatan,
Sumatera Barat.
Jadi, semoga batu permata dan batu akik Indonesia semakin mendunia, dan potensi pasarnya semakin
besar. Dan di balik semua itu, di tubuhmu boleh bertaburan permata, tetapi
jangan pernah lupa untuk tetap menjadi permata keluarga, yang membuat
orang-orang di sekitarmu bahagia.
Di jarimu boleh terselip batu mulia, tapi jangan pernah
lupa untuk selalu berhati mulia.
Dan satu terakhir, seperti tadi dikatakan Cak Lontong, “Mengapa batu
akik dan permata tidak ada yang murah? Karena dijual mahal.” Jadi, teringat
ajaran lama:
Setia itu mahal, karenanya tidak dimiliki oleh orang yang murahan. (Maman Suherman)
Setia itu mahal, karenanya tidak dimiliki oleh orang yang murahan. (Maman Suherman)
0 komentar:
Posting Komentar