Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

Kamis, 11 Desember 2014

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 11 Desember 2014 (Pantai atau Gunung?)

Kang Maman Pantai atau Gunung?

Hari ini, 11 Desember, adalah “Hari Gunung Sedunia”. Dan alam terkembang menjadi guru. Benar kata Kang Denny, “Jika ingin tahu lebih jelas sifat asli orang-orang, ajaklah mendaki gunung.” Di atas sana, tak ada yang bisa sembunyikan karakter aslinya; jika egois akan egois, penakut akan banyak diam, pengeluh akan berhenti berkeluh kesah sepanjang perjalanan.

Dari situlah kita akan semakin tahu kekurangan dan kelebihan diri masing-masing, dan kemudian bisa saling introspeksi diri.

Mendaki, tak jauh beda dengan kehidupan. Lewati tanjakan terjal yang bisa bikin menyerah, berhati-hati susuri tepi jurang jika tak hendak terpeleset. Dan jika terpeleset, mampukah melanjutkan perjalan? Atau, memilih mundur dan turun untuk selanjutnya pulang? Atau, berhenti untuk sejenak melepas lelah dari perjalanan panjang?

Sesekali kita butuh orang lain untuk berpegangan tangan saat lewat titian. Bahkan, harus percayakan nyawa kepada teman ketika perlu memanjat bagian tebing curam.

Menatap lautan juga penuh dengan filosofi hidup. Seperti kata Riani, “Laut dipisahkan pasir yang meredam air laut.” Apa pun kejadian di laut, laut tak akan menggempur daratan, kecuali bencana sebesar tsunami. Yang bermakna: Sebisa apa pun yang terjadi dengan kita, jangan sampai membuat orang lain mengalami dampak negatifnya. Tetap melakukan dan berbuat yang terbaik tanpa ada yang harus tersakiti, terzalimi, dan teraniaya.

Laut juga mampu tanggulangi sampah yang menyesakinya; dengan dihempaskan ke pantai, atau memendamya di kedalaman sehingga menjadi sedimen. Begitu juga kehidupan. Ada hal yang harus kita lakukan, dan ada hal yang harus kita pendam; supaya tidak keluar ke mana-mana supaya tidak menjadi fitnah atau sejenisnya.

Laut, punya lapisan yang berbeda-beda pada kedalaman-kedalamannya. Tetapi dia tetap laut. Kita boleh berbeda satu sama lain, tapi kita harus tetap bersatu padu.

Bumi, sangat dipengaruhi laut. Tapi laut tidak memengaruhi dirinya, dan makhluk di dalamnya juga tetap menjaga dirinya masing-masing tanpa harus dipengaruhi oleh air laut. Lihat ikan laut; walau airnya asin, rasanya tetap tawar. Artinya, walau di belahan mana pun berada, kita harus tetap menjadi diri sendiri yang bijak dan mampu membuat perubahan yang baik untuk sekeliling.

Dan filosofi tertinggi, sendiri di puncak bukit atau sendiri di tengah samudra, semakin meyakinkan kita bahwa sungguh kita teramat kecil. Ibarat sebutir pasir di pegunungan; sebulir air di samudra, tak pantas untuk pongah.

Sekali lagi, laut atau gunung? Asam di gunung, garam di laut, bertemu dalam belanga. Kamu suka gunung, aku suka laut, mari bersatu dalam “bejana cinta”. Cinta alam, cinta sesama, adalah wujud mencintai kehidupan. (Maman Suherman)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter