Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

Kamis, 21 Agustus 2014

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 21 Agustus 2014 (Supermarket vs Pasar Tradisional)

Kang Maman –  Supermarket vs Pasar Tradisional

Tadi udah kita coba simpulkan dari Marcella dan Bedu, poin pertama bahwa jumlah gray modern (pasar modern) itu di Indonesia, tahun 2011 ada 18.152. Jadi, naik sekitar 17,6 setiap tahun—pasar modern.

Pasar tradisional turun terus, tersisa tinggal 13.450 pasar di Indonesia, dan pedagangnya ada 12,6 juta. Kalau 1 pedagang itu punya 3 anak—seperti Cak Lontong—dan semuanya dicemplungin ke minyak, kebayang nggak minyaknya? Akan ada sekitar 63 juta orang kan, di situ?

Kalau pasar tradisional dimatikan, siapa yang bertanggung jawab sama nasib mereka?

Jadi, kita harus menjaga keseimbangan antara pasar modern dengan pasar tradisional. Kecuali pemerintah ingin membiarkan dia menjadi pengangguran, untuk mengamalkan pasal yang disebut Bedu tadi: 34 ayat (1), “Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara.” ‘Dipelihara’ bukan ‘dientaskan’. Nah, itu berarti: kalau sampai mematikan pasar tradisional, seperti itu.

Yang kedua, dari surveinya Marcella Lumowa dikatakan bahwa, kenapa orang tidak mau ke pasar tradisional? Ternyata berdasarkan survei itu: karena malas. Malas kepanasan, malas becek, malas kena copet, dan sebagainya. Padahal, mereka tahu: “Rajin pangkal pandai, malas pangkal (bodoh).” Berarti yang ke supermarket? (Bodoh). Enggak, saya tidak mau bilang begitu, saya cuma mau bilang: hati-hati sama survei. Karena survei suka mengatakan, “50% pelajar SMA di Jakarta sudah tidak perawan, 50%-nya masih perawan.” Waktu kita tanya, “Narasumbernya berapa?” “Cuma 2; satu perawan, satu tidak,” sama-sama 50%.

Yang terakhir, apa yang kita sebut pasar tradisional, pasar modern sekarang, bisa jadi nanti jadi pasar tradisional karena sudah ada online. Jadi, semua berevolusi.

Kesimpulannya adalah, sepandai-pandainya kita menyembunyikan istri muda, nantinya akan tua juga. (Maman Suherman)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter