Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

Sabtu, 20 Mei 2017

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 20 Mei 2017 (Sayang Anak - Sayang Anak)

Kang Maman – Sayang Anak - Sayang Anak

Dari tanya jawab ibu, bapak, anak, juga dengan Cak Lontong tadi, terbukti anak-anak itu cerdas, bahkan memberi banyak kejutan yang kita sendiri belum tentu bisa menjelaskannya.

Karena mereka cerdas—tersirat dari pemaparan Meisya saat anaknya menanyakan tentang kolom seks di formulir, dari Wendi tentang anaknya yang menanyakan soal anting yang dipakainya, atau dari pertanyaan Alika pada Cipan tentang Pak Ahok—izinkan anak belajar menyelesaikan masalahnya sendiri. Sebagai orang tua, kita jangan memainkan semua peran—seolah kita anggota tim SAR, dan anak selalu dalam situasi SOS dan butuh diselamatkan.

Anak ngeluh sedikit, sini ayah bantu. Anak telat sedikit mengerjakan sesuatu—seperti menutup rapat botol minuman, menyiapkan kotak makanan, memasang tali sepatu, memakai baju seragam, menyisir rambut, atau mengancingi baju—kita bergegas, sini ibu saja yang kerjain. Padahal bisa jadi bukan anak yang bermasalah. Tapi karena orang tua yang ribut dan terbelenggu oleh waktu.

Teringat ada satu jenis kecerdasan yang jauh lebih penting dari IQ untuk menghadapi masalah sehari-hari. Kalau demi anak kita siap menghabiskan waktu, perhatian, dan uang untuk IQ mereka, mari juga habiskan hal yang sama untuk AQ (Adversity Quotient), yang menurut Paul G. Stoltz, “Kecerdasan menghadapi kesulitan atau hambatan dalam kemampuan bertahan dalam berbagai kesulitan hidup dan tantangan yang dialami.”

Bolehkan anak mengalami kesusahan, bahkan dengan sedikit luka, sedikit tangis, sedikit kecewa, sedikit telat, maupun sedikit kehujanan.

Tahan lidah, tangan, dan hati kita demi mengajarkan mereka cara menghadapi dan menangani frustrasinya sendiri. Tadi tersirat dari kalimat Kang Denny di segmen pertama:
Percayalah, permata baru bersinar cemerlang setelah melewati tekanan dan tahap pemolesan diri dengan sangat baik. [segmen 2]

***

Dalam soal keberagaman, mari sampaikan pada anak-anak kita:
Nak, mengapa lengkung pelangi begitu indah? Karena pelangi berwarna-warni.

Dan:
Nak, Allah menciptakan bumi dan seisinya, juga menciptakan manusia berkelir (berwarna-warni), dan mengasihi semua warna, dan tidak pernah membedakannya satu sama lain. [segmen 4]

***

Sedari awal, melihat anak-anak sahabat saya se… ini, saya jadi teringat putri saya yang sekarang sengaja mengambil cuti kuliah untuk kembali mondok dan menamatkan hafalan Al-Qur’an 30 juznya. (Salam dan doa saya untukmu, Nak)

Cara belajar laki-laki dan perempuan, harus diakui berbeda. Juga cara membesarkannya pun berbeda. Tetapi tidak ada satu yang lebih tinggi dari yang lain. Harus setara. Karena pada anak laki, agama mengajarkan kita untuk menjadikan mereka qawwam (pemimpin) keluarga yang penyayang dan bertanggung jawab. Sedang pada anak perempuan, kita ingin hasilkan sebuah sekolah kehidupan pertama untuk generasi mendatang. Dan hal ini bisa dilakukan, jika ada kerja sama yang baik antara ibu dan ayah.

Juga sedari awal kita diajarkan, ada keterkaitan antara al-haya (malu) dengan al-hayahal-hayah (hidup).

Jadi, sedari dini, mari ajarkan malu pada anak-anak kita, karena rasa malu adalah ciri manusia beriman. Apabila anak sudah dilindungi perisai malu dari rumah, insya Allah akan lebih selamat dari ancaman lingungan yang makin tidak tahu malu—tersirat dari penjelasan Ronal di segmen 3 tadi.
                                                                                     
Ibu dan ayah yang baik, semoga kita selalu diberi kemampuan bersyukur karena telah mendapatkan karunia berupa anak-anak, meski kerap mereka mencoba menguji kesabaran kita—seperti kata Kang Denny. Dan semoga kita semua dipermudah untuk memperbaiki diri, dan bisa menjadi sekolah jiwa paling pertama dan utama bagi anak-anak kita.

Terakhir:
Semoga anak-anak kita tidak ada seorang pun yang bercita-cita menjadi handphone. Karena kita lebih sering menyentuh dan menggenggam HP, daripada mengelus dan memeluk anak-anak kita. (Maman Suherman)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter