Kang Maman – Emansipasi Wanita dalam Cinta
Sederhana kunci emansipasi dalam agama. Islam, misalnya, “Ibumu, ibumu,
ibumu, baru bapakmu.” Orang yang paham kedalaman makna ini tidak akan pernah
merendahkan perempuan dan menganggap perempuan lebih rendah dari laki-laki.
Emansipasi sebenarnya telah selesai bagi orang yang berpikir, berilmu,
dan beramal saleh. Kita punya 98% persamaan, tetapi terlalu fokus
membesar-besarkan 2% yang berbeda—mungkin karena kita memang makhluk yang
senang memicu konflik.
Dan dalam soal cinta, teringat kalimat [Dewi] ‘Dee’ Lestari, “Bila
engkau ingin satu, maka jangan ambil dua. Karena satu menggenapkan, tetapi dua
menghilangkan.”
Kalau tahu beratnya adil; tahu tidak mudahnya adil, tentu tahu, di
dalam ‘cIntA’, di
dalam ‘setIA’,
cuma ada kata satu: ‘IA’. Dan jika lebih dari satu, maka cinta itu akan
‘sIA-sIA’.
Cinta itu setara dalam kebersamaan, cinta itu senada dalam kesatuan,
saling seiring dan tidak menggiring. Dan kata kuncinya dari tadi: Lebih baik
dicintai, lebih mulia dihormati, daripada sekadar diminati. (Maman
Suherman)