Kang Maman – Foto Berbicara
Sebelum era selfie meraja,
filsuf Confusius sudah berujar, “Gambar berbicara lebih dari kata-kata.”
Foto berbicara ribuan kali lebih banyak dari kata. Bahkan, benda yang
tak bisa bersuara seperti bumi sekalipun ketika dirusak, bisa diperjuangkan kelangsungannya
lewat gambar bergerak. Artinya, gambar memiliki nilai positif, bisa
memengaruhi dan menggerakkan orang untuk menjadi lebih baik dan memperjuangkan
kebaikan.
Namun dengan satire, apa yang dikatakan Ronal juga pantas untuk
dipertimbangkan. “Apa guna hendak menyebarkan gambar se-ekstrem mungkin, demi
mengumpulkan sebanyak mungkin love and
like; demi disuka dan mendapatkan limpahan cinta, tapi berakibat kehilangan nyawa?”
Agama mengajarkan: Semua yang berlebih tidaklah baik.
Dan terakhir, di Ramadan ini, sekadar ingin mengingatkan: Daripada
kebiasaan mengawali dan mengakhiri apa pun dengan foto selfie, marilah kembali untuk memulai dengan bismillah, dan menutup
dengan alhamdulillah.
Karena, “Barang
siapa ingin bahagia dan mati syahid,” kata ajaran agama, “maka bacalah bismillah
setiap kali memulai sesuatu perkara yang baik.”
Jumlah huruf
dalam ‘bismillah’ [بِسْـــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم]
ada 19, dan malaikat penjaga neraka jumlahnya 19 (dalam Qur’an, surah Al-Muddatstsir).
Ibnu Mas’ud
pun berkata, “Barang siapa ingin Allah selamatkan dari 19 malaikat neraka, maka
bacalah bismillah 19 kali setiap hari.”
Juga jangan
lupa mengakhiri dengan alhamdulillah, bersyukur atas segala yang ada karena
segala sesuatu berasal dari Allah. Bukankah Allah akan menambah nikmat yang diberikan
bila kita pandai bersyukur?
Orang galau
super narsis, rindukan pujian orang.
Orang takwa yang menyembunyikan kebaikannya, rindukan Allah. (Maman
Suherman)
0 komentar:
Posting Komentar