Kang Maman – Ada Apa dengan Reuni?
Kata orang, kalau mau CLBK, ubahlah kata ‘mantan’ menjadi ‘alumni’ agar
bisa melakukan reuni.
Reuni adalah ajang mengurai dan menguras genangan kenangan lama, kenangan
akan segala kebaikan dan keindahan yang terselip di lembar buku memori kita
tentang segala hal. Tragedi sekalipun seiring waktu akan menjadi kenangan yang
membangkitkan tawa. Bukankah humor adalah tragedy
plus time, kata Mark Twain?
Menurut beberapa penelitian di Amerika Serikat, reuni punya sisi
positif; ajang bersosialisasi guna merekatkan kembali tali persahabatan. Dan
seseorang yang banyak dikelilingi oleh teman dan saudara, kemungkinan
meninggalnya lebih cepat berkurang 50% dibanding yang tidak memiliki kehidupan
sosial.
Pertemanan dapat membantu memperpanjang umur rata-rata 3,7 tahun lebih
lama. Karena dukungan emosi pertemanan dapat membantu mengurangi beban masalah
yang bisa memicu stres dan depresi berat penyebab kematian. Ini sekaligus
pembuktian ilmiah ajaran agama bahwa silaturahmi itu memperpanjang usia.
Tetapi juga ada sisi negatifnya, karena kerap reuni dijadikan ajang
hura-hura, pamer harta, takhta, dan kuasa yang melukai perasaan teman yang kurang
berhasil. Atau sebaliknya, menjadi ajang pemalakan bagi mereka yang dianggap
sukses di angkatannya, termasuk untuk membiayai reuni tersebut.
Jadi, intinya:
Salah memaknai, reuni bisa menjadi ajang menyakiti dan melukai. Tepat
memaknainya, reuni bisa menjadi ajang silaturahmi yang menyenangkan dan
menyehatkan hati. (Maman Suherman)