Kang Maman – Indonesia Lawak Koplo
Satu kalimat tanya, “Lalu apa manfaatnya
musik koplo dan ‘oplosan’?” Juga apa yang disebut Cak Lontong tadi sebagai b-c-d-e-g-p
(ngebor, ngecor, ngedor, gergaji, dan patah-patah)?
Bagi kalangan tertentu, jawabannya
juga cuma satu: menghibur. Bahkan ketika panggung runtuh sekalipun. [segmen
3]
***
Empat tahun, Indonesia Lawak Klub memberi susuk berupa penghiburan
bagi warga bangsa. Dan ada satu penguat, susuk paling kuat dalam ILK selama
ini. Begini ceritanya, dan ini adalah bagian dalam perjalanan keluarga besar
ILK;
Agustus seperti tahun ini, kejadiannya
Agustus 2016.
“Anak adalah titipan,” begitu aku
mendengar satu kalimat dari Bang Komeng saat diwawancara media televisi seputar
berpulangnya ke rahmatullah putri tercintanya, Cantika Aldi binti Alfiansyah,
satu dari tiga anak kembarnya.
Dia kemudian menunjuk kedua
putranya, “Keduanya ini pun titipan Allah. Semua titipan Allah.” Rasa sedih
mendalam yang menggelayut di wajah Bang Komeng, tertutupi oleh ketabahan dan keikhlasannya.
Aku yang menyaksikan wawancara di
layar kaca itu, tak kuasa menahan air mata. Aku langsung mengubungi lelaki yang
selalu memanggilku dengan sebutan “Saudaraku”, “My Brader”, “Dosenku”, “Pak Haji”, melalui WA. Ingin rasanya
memeluknya dari jauh.
Tak lama berselang ia mengirimkan
jawaban. Bukan seputar kepergian Caca. Tak disinggungnya sama sekali.
Melainkan rencananya untuk membawakan tas yang sudah lama ia pesankan untukku.
Ia bercerita kalau tas yang kusuka sudah dipesankannya bahkan sudah berada di
tangannya. Dan dalam pertemuan pertama yang berikutnya, ia berjanji akan
membawa dan menyerahkannya kepadaku.
Kelak memang kemudian terbukti,
bukan cuma satu tapi dua tas sekaligus diberikannya kepada saya secara gratis.
“Untuk My Brother,” tegasnya sambil memelukku.
Sungguh, aku dan teman-teman di ILK banyak belajar tentang ketenangan, ketabahan,
keikhlasan melepaskan, dari sosok satu ini.
Sosok yang tak pernah lepas
menjalankan ibadah salat, dan tak jarang meminta syuting ILK harus disetop sementara waktu karena waktu Magrib sudah
tiba. Sosok yang selama ini diam-diam juga banyak membantu gerakan Tebar Virus
Literasi [#TebarVirusLiterasi], berbagi buku ke pelosok-pelosok desa terpencil
seperti halnya Cak Lontong.
Dan dari Bang Komeng, kami semua
menemukan mutiara terindah dalam kehidupan bersama, susuk utama Indonesia Lawak Klub: persahabatan abadi. Persahabatan
yang dibina dengan hati, yang telah mengubah ILK menjadi Indonesia Lawak Kebahagiaan.
Jadi, dengan atau tanpa ILK, jangan
pernah lupa bahagia! (Maman Suherman)