Kang Maman – Selebriti
Depresi
Kalau tadi kita menyimak serius, kita akan temukan kata kunci bahwa
depresi tidak identik dengan bunuh diri. Ada tiga aspek berkelindan di dalamnya
dari sisi psikiatri, psikologi, maupun temuan kriminologi.
Yang pertama, ada yang percaya bahwa ada pengaruh aspek biologis.
Penulis terkenal, Ernest Hemingway, yang mati bunuh diri, diketahui selama
empat generasi keluarganya ada lima yang juga bunuh diri.
Yang kedua, aspek psikologis. Penelitian di luar negeri menunjukkan, 90 persen
pelaku bunuh diri memiliki gangguan jiwa, dan di dalamnya ada unsur depresi dan
halusinasi auditori. Jadi
kadang-kadang muncul suara yang menyuruh seseorang untuk bunuh diri di luar
kendali orang tersebut—semacam persepsi di pancra indra.
Yang ketiga—tadi disentuh oleh Kiky—aspek sosial. Seperti masalah rumah
tangga, karier, atau ekonomi—seperti yang dialami oleh seorang artis kita yang
hendak bunuh diri.
Soal warning sign atau
tanda-tanda, disebutkan Ronal tadi tentang Kurt Cobain. Juga diperlihatkan
vokalis Linkin Park, Chester Bennington. Dalam konser terakhirnya, misalnya,
Bennington selalu menangis ke penonton seperti melakukan sebuah “upacara
perpisahan”.
Dan terakhir, bahwa sesungguhnya tanpa diakhiri pun, hidup ini akan
berakhir. Tanpa diundang,
kematian pun akan datang dengan sendirinya, sesuai jadwal yang sudah
ditentukan. Kematian adalah kepastian, dan mungkin satu-satunya yang paling
pasti dalam hidup ini.
Kematian dengan cara bunuh diri bukan jawaban untuk mengakhiri
penderitaan, dan kematian bukan akhir dari segala-galanya. [segmen 3]
***
Menarik menyimak bahasan Erwin Yap
tentang mata ketiga atau mata spiritual di antara dua alis—atau yang disebut
filsuf yang namanya tertulis René Descartes atau ʀəˈne deˈkaʀt
sebagai pusat dari jiwa atau kode kehidupan. (Koreksi kalau salah)
Kesannya seperti tidak ilmiah, tapi
penelitian modern pada produksi melatonin
oleh kelenjar pineal,
telah membongkar sedikit misteri kelenjar pineal yang tepat
berada di posisi mata ketiga. Bahwa kelenjar pineal berisi sel-sel peka cahaya yang berfungsi seperti sel retina
mata, yang membuktikan sebuah kebenaran bahwa mata ketiga dapat melihat.
Nah, sekali lagi, tentang stres, stres
adalah kondisi normal yang dialami setiap orang dewasa, jadi tidak usah takut.
Bisa bersifat positif, membuat orang lebih cepat ketika sudah dikejar oleh deadline, misalnya, namun juga bisa
berdampak negatif jika sering terjadi dan berkepanjangan. Memicu reaksi seperti
tekanan darah yang meningkat, pembuluh darah menyempit, bernapas lebih cepat
sehingga terkesan sesak, dan sistem kekebalan menurun sehingga memicu sejumlah
penyakit. Dalam penelitian ditemukan, stres menyebabkan asma, sakit kepala,
diabetes, tekanan darah tinggi, stres, obesitas, juga depresi, dan disfungsi
seksual.
Dan kunci obat stres, kata sejumlah
hasil survei adalah empat akhiran ‘an’. Juga tadi disebut oleh Erwn Yap:
positif dalam hati dan pikiran, berjalan dalam kebenaran, lakukan kebaikan, dan
tertawa lepas dalam kebahagiaan.
Jadi, kata kuncinya: Jangan pernah
lupa berbahagia. (Maman Suherman)
0 komentar:
Posting Komentar