Kang Maman – Duta tapi Dusta
Kita tersinggung karena merasa dasar negara kita sekaligus pandangan
hidup, pedoman hidup, jiwa bangsa, kepribadian bangsa, cita-cita bangsa, dan
sumber hukum kita (Pancasila) telah dihinakan. Bagus, itu adalah sebuah
ketersinggungan yang bagus.
Pertanyaan selanjutnya, apakah kita sendiri tidak pernah menjadi bagian
dari orang-orang yang pernah dan sedang ikut mengoyak nilai-nilai Pancasila?
Bukannya merajut, malah merusak kebinekaan, misalnya.
Bukannya mengamalkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, tapi
malah mengedepankan keuangan yang maha kuasa.
Bukannya mengamalkan kemanusiaan yang adil dan beradab, tapi
terus melakukan korupsi secara merata dan biadab.
Bukannya menjunjung tinggi persatuan Indonesia, tapi
malah persatuan dan persekongkolan mafia hukum di Indonesia.
Bukannya mewujudkan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, melainkan kekuasaan yang dipimpin oleh
nafsu ketidakbijakan dalam persekongkolan dan kepura-puraan.
Dan bukannya berupaya mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, tapi semata kenyamanan sosial bagi seluruh anggota
keluarga (keluarga pejabat atau wakil rakyat semata).
Zaskia Gotik seperti mengentak kita untuk kembali kepada Pancasila
secara utuh dan bulat. Bukan sekadar menghafal sila-silanya, tapi
mengamalkannya.
Dan di sisi lain, teman-teman tadi menyinggung, menjadi duta itu sebuah
kehormatan dan sekaligus sebuah tanggung jawab. Jangan asal pilih dan asal
terima kalau tidak ingin kehilangan kehormatan dan kelak dituntut
pertanggungjawabannya.
Terakhir, kalau mengaku Pancasilais, ingat: Tidak bhinneka bukan
Indonesia! (Maman Suherman)